Trump Percepat Tenggat Waktu Perdamaian Rusia-Ukraina Maksimal 12 Hari

- Trump memangkas batas waktu bagi Rusia-Ukraina menjadi 10-12 hari.
- Ukraina mendukung sanksi Trump terhadap Rusia, Putin menyebutnya permainan ultimatum.
- Tenggat waktu Trump seringkali fleksibel dan bisa diundur ketika kesepakatan tidak tercapai.
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memangkas batas waktu bagi Rusia untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina menjadi 10 sampai 12 hari. Jika tidak, Washington akan menjatuhkan tarif sekunder yang besar terhadap mitra dagang Moskow.
Pada bulan lalu, Trump memberlakukan batas waktu 50 hari kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk mencapai kesepakatan dengan Ukraina. Trump mengancam pembeli ekspor Moskow akan menghadapi tarif hingga 100 persen jika tidak ada kesepakatan gencatan senjata dengan Kiev hingga September.
"Tidak ada alasan untuk menunggu. Waktunya 50 hari. Saya ingin bermurah hati, tetapi kita tidak melihat adanya kemajuan," kata Trump, dikutip The Guardian.
Pada pertemuan di Istanbul pekan lalu, Ukraina mengusulkan pertemuan puncak antara Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dengan Presiden Putin. Namun, Kremlin mengatakan bahwa pertemuan semacam itu hanya akan tepat jika mereka ingin menandatangani kesepakatan.
1. Trump mengaku frustrasi dengan Putin
Trump telah berulang kali menyuarakan frustrasinya terhadap Putin karena terus menyerang Ukraina, meskipun AS telah berupaya mengakhiri perang. Pemimpin AS itu mengancam akan memberikan sanksi kepada Rusia dan negara-negara pembeli ekspornya jika tidak ada kemajuan menuju penyelesaian perang.
"Rusia dan Ukraina, saya rasa sudah lima kali kami mencapai kesepakatan. Saya banyak berbicara dengan Presiden Putin. Saya sangat akrab dengannya. Kemudian Presiden Putin meluncurkan roket ke kota, seperti Kiev dan menewaskan banyak orang, di panti jompo, atau di mana pun, dan mayat-mayat bergelimpangan di jalanan," kata Trump.
Sebelum memulai masa jabatan keduanya di Gedung Putih, Trump telah berjanji untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina yang telah berlangsung selama tiga setengah tahun dalam waktu 24 jam.
2. Respons Rusia-Ukraina terhadap langkah Trump

Zelenskyy memuji sikap yang jelas dan tekad yang diungkapkan Trump atas pernyataannya yang menargetkan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina. Pemimpin Kiev itu mengatakan pihaknya mendukung penerapan sanksi sebagai elemen kunci dalam mengakhiri perang.
"Tepat waktu, ketika banyak hal dapat berubah melalui kekuatan untuk perdamaian sejati. Saya berterima kasih kepada Presiden Trump atas fokusnya dalam menyelamatkan nyawa dan menghentikan perang yang mengerikan ini," ungkap Zelenskyy.
Sementara itu, mantan presiden Rusia sekaligus sekutu dekat Putin, Dmitry Medvedev, mengatakan Trump sedang memainkan permainan ultimatum dengan Rusia. Dia menyebut pendekatan semacam itu dapat menyebabkan perang yang melibatkan AS, dilansir Al Jazeera.
"Setiap ultimatum baru merupakan ancaman dan langkah menuju perang. Bukan antara Rusia dan Ukraina, tetapi dengan negara (Trump) sendiri," katanya.
3. Keraguan tenggat waktu Trump

Banyak analis mencatat bahwa tenggat waktu Trump seringkali fleksibel. Pemimpin Negeri Paman Sam itu sering menjanjikan sesuatu dalam waktu dua minggu, kemudian tidak menepatinya. Tenggat waktu tarif Trump juga seringkali diundur ketika kesepakatan dagang tidak tercapai.
Hal ini terutama berlaku untuk Rusia, di mana sebelumnya Trump telah menetapkan serangkaian tenggat waktu dua minggu, yang kemudian membiarkannya berlalu.
Mengutip CNN, ketika didesak mengenai tenggat waktu yang terlewat tersebut, sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, hanya menekankan bahwa hal tersebut adalah konflik global yang rumit yang sedang coba diselesaikan Trump.