Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Warga AS Demo, Tolak Keputusan Trump Terlibat Perang Iran-Israel

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (x.com/WhiteHouse)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (x.com/WhiteHouse)
Intinya sih...
  • Protes di AS menuntut penghentian perang Iran-Israel
  • ANSWER mendesak Trump dan Netanyahu untuk menghentikan perang
  • Protes besar direncanakan di berbagai negara, termasuk Washington D.C.

Jakarta, IDN Times - Warga Amerika Serikat (AS) melakukan protes atas keterlibatan militer mereka di Iran. Demonstrasi besar-besaran terjadi di New York dan di luar Gedung Putih, Washington, Minggu (22/6/2025), dan diperkirakan terus berlanjut di sepanjang pekan.

Protes tersebut terjadi setelah Presiden Donald Trump memerintahkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir di Iran.

"Rakyat Amerika Serikat tidak menginginkan perang abadi lainnya. Rakyat Amerika Serikat menginginkan uang untuk memenuhi kebutuhan rakyat," tulis Partai Sosialisme dan Pembebasan AS di X, dilansir dari USA Today, Senin (23/6/2025).

1. Minta perang dihentikan

Protes tersebut diorganisir oleh Koalisi ANSWER (Act Noe to Stop War and End Racism), sebuah kelompok antiperang yang menyerukan Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan perang terhadap Iran.

ANSWER adalah kelompok sayap kiri yang telah mengorganisir protes terhadap perang di Irak dan Afghanistan, serta aksi militer AS lainnya. Mereka telah berhasil menarik ratusan ribu peserta untuk ikut dalam protes tersebut.

Awal tahun ini, organisasi tersebut merupakan bagian dari koalisi kelompok di seluruh negeri yang melakukan protes pada hari-hari setelah pelantikan Trump.

2. Protes besar di sejumlah negara pada 28 Juni

Protes lainnya direncanakan pada minggu mendatang, termasuk 'Hentikan Perang terhadap Iran' yang dijadwalkan pada 28 Juni di Washington D.C. Protes ini juga akan dilakukan di seluruh dunia, termasuk di Jepang dan Iran.

Pejabat pemerintahan Trump membela serangan tersebut pada Minggu pagi, dan Presiden Trump mengancam akan tindakan lebih lanjut.

"Jika perdamaian tidak segera terwujud, kami akan menyerang target-target lain itu dengan ketepatan, ucapan, dan keterampilan," kata Trump.

Serangan Trump ke 3 fasilitas nuklir Iran membuat terkejut banyak orang. Pasalnya, lewat juru bicara Gedung Putih, Trump mengatakan akan menunggu 2 minggu ke depan untuk terlibat, namun ia tidak menepati pernyataannya tersebut.

3. Serang tanpa persetujuan Kongres

Kongres dijadwalkan kembali ke Washington minggu ini. Banyak anggota parlemen Republik memuji langkah Trump.

"Presiden Trump telah konsisten dan jelas bahwa Iran yang bersenjata nuklir tidak akan ditoleransi. Namun, beberapa Demokrat mengecam "keputusan sepihak" Trump untuk menyerang Iran tanpa persetujuan kongres, menyebutnya ilegal,'' kata Ketua DPR Mike Johnson, seorang Republikan dari Louisiana, dalam sebuah pernyataan.

Namun, beberapa Demokrat mengecam keputusan sepihak Trump untuk menyerang Iran tanpa persetujuan kongres, menyebutnya ilegal.

"Langkah ini, yang merupakan kelanjutan gegabah dari penarikannya dari kesepakatan nuklir, menempatkan negara kita, pasukan kita, dan orang-orang tak berdosa pada risiko besar,'' kata Rep. James Clyburn, seorang Demokrat dari Carolina Selatan.

Menurutnya, Trump tidak menepati janjinya sebagai 'pembawa damai'.

"Trump berjanji untuk menjadi pembawa damai dan bersumpah untuk tidak menyeret AS ke dalam lebih banyak perang di Timur Tengah. Serangan ini tidak sesuai dengan janjinya kepada rakyat Amerika," tutur Clyburn.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us