Bahaya! Trump Tak Minta Persetujuan Kongres AS Sebelum Serang Iran

- Huru-hara di Kongres: Anggota parlemen menuntut Trump meminta persetujuan sebelum menyerang Iran.
- Dipuji Senat AS: Sejumlah anggota senat memuji keputusan Trump untuk menyerang tiga fasilitas nuklir Iran.
- Khamenei tegaskan peringatan: Pemimpin tertinggi Iran menyatakan AS akan mengalami kerugian besar dalam konflik dengan Iran.
Jakarta, IDN Times - Konstitusi Amerika Serikat (AS) memberi wewenang kepada anggota parlemen untuk menyatakan perang dan mengesahkan kegiatan militer. Namun, Presiden AS Donald Trump tidak meminta persetujuan Kongres sebelum menyerang Iran.
Di Senat dan DPR, anggota parlemen dari kedua partai besar telah mengajukan undang-undang untuk memaksa Trump menemui Kongres sebelum menyerang situs nuklir Iran. Namun, Trump mendahului pemungutan suara RUU tersebut. Kurangnya otorisasi Kongres kemungkinan akan menjadi topik pembicaraan utama dalam politik AS, terutama jika perang yang lebih luas pecah.
1. Huru-hara di Kongres

Seorang anggota Kongres, Ro Khanna dari Partai Demokrat mengatakan, Kongres AS harus segera bersidang untuk memberikan suara pada RUU yang akan menegaskan hak eksklusif Kongres untuk menyatakan perang.
"Trump menyerang Iran tanpa otorisasi apa pun dari Kongres," katanya dalam sebuah unggahan di media sosial.
“Kita perlu segera kembali ke DC dan memberikan suara pada Perwakilan Thomas Massie dan Resolusi Kekuasaan Perang saya untuk mencegah Amerika terseret ke dalam perang Timur Tengah yang tak berujung,” ucapnya, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (22/6/2025).
2. Dipuji Senat AS

Meski demikian, sejumlah anggota Senat AS memuji keputusan Trump tersebut. Senator Amerika Serikat Lindsey Graham telah menggunakan media sosial untuk memuji keputusan Trump untuk mengebom tiga fasilitas nuklir Iran.
“Bagus. Ini keputusan yang tepat. Rezim (Iran) ini pantas mendapatkannya. Kepada sesama warga negara: Kita memiliki Angkatan Udara terbaik di dunia. Itu membuat saya sangat bangga. Terbang, Bertempur, Menang,” seru Graham di akun X-nya.
3. Khamenei tegaskan peringatan sebelumnya kepada AS

Lewat akun Telegram, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei kembali menegaskan peringatannya pada AS. Ia mengatakan, AS akan memasuki konflik Iran-Israel dengan kerugiannya sendiri.
"Kerusakan yang akan dideritanya akan jauh lebih besar daripada kerugian apa pun yang akan dialami Iran," kata Khamenei dalam video tersebut.
Iran mengonfirmasi tiga fasilitas nuklirnya menjdi target penyerangan ‘musuh’. Kantor berita IRNA mengutip pernyataan seorang pejabat lembaga penyiaran publik negara itu yang mengatakan tak ada bahan yang menyebabkan radiasi di tiga lokasi nuklir yang diserang tersebut.
“Tidak ada bahan di ketiga lokasi nuklir ini yang menyebabkan radiasi,” ucapnya.
Komentar tersebut menunjukkan bahwa otoritas Iran mungkin telah mengeluarkan uranium yang diperkaya dari fasilitas tersebut sebelum dibom.