4 Bunga Langka yang Paling Sulit Dikembangbiakkan
- Rafflesia arnoldii hidup parasit di akar tanaman Tetrastigma dan sulit dikembangbiakkan di luar habitat aslinya.
- Middlemist’s red hanya ada dua contoh yang diketahui tumbuh di penangkaran di seluruh dunia karena sensitif terhadap perubahan cuaca dan lingkungan.
- Jade vine butuh suhu tropis lembap, sinar matahari cukup, dan tanah kaya nutrisi agar bisa tumbuh optimal.
Bunga memang identik dengan keindahan, tapi tak semua bunga bisa tumbuh mudah seperti menanam cabai di pekarangan rumah. Ada jenis-jenis bunga yang butuh perhatian ekstra dan kondisi lingkungan super spesifik. Mereka ini bukan sekadar cantik dan langka, tapi juga penuh tantangan untuk dikembangbiakkan.
Meski sudah diteliti dan dicoba dikembangbiakkan, hasilnya tetap sulit diprediksi. Nah, kalau kamu penasaran bunga apa saja yang dikenal paling sulit dirawat dan dikembangbiakkan, yuk, simak daftarnya berikut ini!
1. Rafflesia arnoldii

Kalau bicara bunga raksasa, nama Rafflesia arnoldii pasti langsung terlintas. Tapi meski populer, bunga ini termasuk yang paling sulit dikembangbiakkan karena hidupnya parasit di akar tanaman Tetrastigma. Ia bahkan tidak punya batang, daun, atau akar sendiri, jadi hidupnya sepenuhnya bergantung pada inangnya.
Karena siklus hidupnya kompleks dan belum sepenuhnya dipahami, mengembangbiakkan Rafflesia di luar habitat aslinya hampir mustahil. Bahkan para ahli botani pun masih berkutat mencari cara agar bunga ini bisa tumbuh di laboratorium. Hingga sekarang, ia tetap jadi simbol keunikan yang langka dan sulit dijinakkan.
2. Middlemist’s red

Middlemist’s red adalah salah satu bunga paling langka di dunia, dan sekarang hanya ada dua contoh yang diketahui tumbuh di penangkaran di seluruh dunia. Satu di Inggris dan satu lagi di Selandia Baru. Bunga ini sejenis camellia, tapi sangat sensitif terhadap perubahan cuaca dan lingkungan. Ditambah lagi, bunga ini juga rentan terhadap penyakit jamur dan hama.
Upaya memperbanyaknya lewat stek atau biji jarang berhasil karena ketahanan tanaman ini tergolong rendah. Butuh suhu, kelembapan, dan perawatan super telaten untuk bisa menjaga Middlemist’s red tetap hidup. Bahkan hingga kini, keberadaannya masih jadi misteri dan kekaguman di dunia botani.
3. Jade vine

Bunga Jade vine atau Strongylodon macrobotrys berasal dari Filipina dan dikenal karena warnanya yang luar biasa: hijau kebiruan mirip batu giok. Tapi keindahannya sebanding dengan kerewelannya dalam hal perawatan. Ia butuh suhu tropis lembap, sinar matahari cukup, dan tanah yang kaya nutrisi agar bisa tumbuh optimal.
Walau bisa tumbuh di kebun raya, Jade vine jarang berbunga jika tidak berada di habitat yang menyerupai aslinya. Proses penyerbukan pun cukup rumit karena di alam liar, ia biasanya dibantu oleh kelelawar sebagai penyerbuk. Tanpa itu, membudidayakannya bisa bikin frustrasi para tukang kebun.
4. Franklin tree
Franklinia alatamaha atau Franklin tree dulunya tumbuh liar di lembah Sungai Altamaha, Georgia, AS. Tapi sejak abad ke-19, ia punah dari habitat aslinya dan kini hanya hidup lewat pembudidayaan. Meskipun masih bisa ditemukan di taman botani, menanam dan merawatnya tetap jadi pekerjaan sulit.
Bunga ini butuh tanah yang sangat spesifik dan sangat sensitif terhadap penyakit akar. Banyak bibit Franklin tree yang gagal tumbuh hanya karena sedikit gangguan kelembapan. Hingga sekarang, setiap bunga yang mekar dari pohon ini adalah hasil usaha keras bertahun-tahun yang layak dihargai.
Bunga-bunga di atas bukan hanya cantik, tapi juga membawa cerita tentang kesabaran dan keunikan alam. Mereka mengingatkan kita bahwa tidak semua keindahan bisa dimiliki dengan mudah—ada yang harus diperjuangkan, ada yang cukup dinikmati dari kejauhan.
Bagi pecinta tanaman, bunga-bunga ini mungkin adalah tantangan sekaligus mimpi yang ingin dicapai. Tapi buat kita semua, mereka jadi pengingat bahwa alam punya caranya sendiri untuk melindungi hal-hal paling indah dari keserakahan manusia. Jadi, cobalah mengagumi tanpa harus memiliki.