Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ragam Warna Aurora dan Kenapa Bisa Terjadi?

pemandangan aurora di langit Tromsø (pixabay.com/John Huang)
pemandangan aurora di langit Tromsø (pixabay.com/John Huang)
Intinya sih...
  • Aurora terjadi akibat partikel-partikel berenergi dari Matahari yang menabrak atmosfer atas Bumi dengan kecepatan tinggi hingga 45 juta mph.
  • Warna aurora bervariasi, seperti hijau yang disebabkan oleh bertabrakannya partikel bermuatan dengan molekul oksigen di atmosfer Bumi.
  • Aktivitas matahari memainkan peran penting dalam menentukan intensitas, warna, dan frekuensi tampilan aurora.

Di suatu tempat di ujung utara, di mana es membentang jauh dan bintang-bintang bersinar dengan terang, ada sebuah panggung megah yang hanya dibuka pada waktu-waktu tertentu. Di sanalah, sebuah tarian cahaya dimulai, yang selama ribuan tahun telah memikat dan memukau setiap mata yang memandangnya. Namanya adalah Aurora.

Masyarakat dahulu mengenalnya sebagai cahaya utara atau cahaya selatan, sebuah pertunjukan yang seolah diukir oleh para dewa di langit malam. Namun, di balik keindahan yang menawan itu, ada sebuah kisah yang diceritakan oleh alam semesta. Sebuah kisah tentang partikel-partikel matahari yang berlayar jauh melintasi ruang angkasa, menembus perisai Bumi dan menari bersama molekul-molekul di atmosfer kita.

Tarian itu bukan hanya satu warna. Ia bisa hijau yang melambangkan kehidupan, pink yang memerah malu, biru yang menenangkan, hingga ungu yang misterius. Setiap warna memiliki ceritanya sendiri, sebuah rahasia yang terukir di kedalaman langit malam. Di balik pertunjukan cahaya yang memesona ini, ada sebuah ilmu yang menanti untuk kita selami. Mari kita bersama-sama mengungkap keajaiban ini dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik tirai langit yang penuh warna.

Bagaimana aurora terbentuk?

Sebelum kita membahas berbagai warna aurora, mari kita ingat kembali bagaimana aurora terbentuk.

Mengutip laman Space, aurora terjadi akibat partikel-partikel berenergi dari Matahari yang menabrak atmosfer atas Bumi dengan kecepatan hingga 45 juta mph (72 juta kph). Medan magnet Bumi kemudian mengarahkan partikel-partikel tersebut ke kutub utara dan selatan.

Partikel-partikel bermuatan listrik tersebut kemudian memasuki atmosfer Bumi, merangsang atom dan molekul gas, dan menghasilkan aurora. Proses ini mirip dengan cara kerja lampu neon, ketika molekul dan atom “terangsang” oleh elektron, mereka harus kembali ke keadaan energi asalnya (keadaan dasar) dan melakukannya dengan melepaskan energi dalam bentuk foton (cahaya). Warna lampu neon tergantung pada campuran gas di dalam tabung, sama seperti warna aurora, tergantung pada campuran gas di atmosfer.

Atmosfer Bumi terdiri dari sekitar 78 persen nitrogen, 21 persen oksigen, 0,93 persen argon dan 0,04 persen karbon dioksida. Udara kita juga mengandung jumlah kecil neon, helium, metana, kripton, ozon, dan hidrogen, serta uap air.

Arti dari setiap warna

ilustrasi Aurora (commons.wikimedia.org/Ross Burgener)
ilustrasi Aurora (commons.wikimedia.org/Ross Burgener)

Berikut adalah penjelasan dari warna yang dilahirkan aurora:

  • Warna aurora yang paling umum adalah hijau. Aurora hijau biasanya terbentuk ketika partikel bermuatan bertabrakan dengan konsentrasi tinggi molekul oksigen di atmosfer Bumi pada ketinggian sekitar 60 hingga 190 mil (100 hingga 300 kilometer), menurut Badan Antariksa Kanada (CSA).

    Kita juga dapat melihat aurora hijau lebih jelas daripada warna lain, karena mata manusia paling sensitif terhadap spektrum warna hijau.

  • Aurora merah relatif lebih jarang terjadi dan biasanya terkait dengan aktivitas matahari yang intens. Fenomena ini terjadi ketika partikel matahari bereaksi dengan oksigen pada ketinggian yang lebih tinggi, umumnya sekitar 180 hingga 250 mil (300 hingga 400 km).

    Pada ketinggian ini, oksigen kurang terkonsentrasi dan terstimulasi pada frekuensi atau panjang gelombang yang lebih tinggi, sehingga warna merah menjadi terlihat. Aurora merah sering terlihat di ujung atas penampakan.

  • Aurora biru dan ungu lebih jarang terjadi dan cenderung muncul selama periode aktivitas matahari yang tinggi. Warna-warna ini dihasilkan ketika partikel matahari bertabrakan dengan nitrogen di atmosfer Bumi pada ketinggian 60 mil atau kurang. Dua warna ini cenderung terlihat di bagian bawah dari tampilan aurora.

  • Aurora kuning dan pink jarang terjadi dan biasanya terkait dengan aktivitas matahari yang tinggi. Warna-warna ini terbentuk dari campuran aurora merah dengan aurora hijau atau biru.

Pengaruh aktivitas Matahari

Aktivitas matahari, termasuk letusan matahari dan ejeksi massa korona, memainkan peran penting dalam menentukan intensitas, warna, dan frekuensi tampilan aurora. Selama periode aktivitas matahari yang tinggi, atmosfer Bumi dihujani dengan jumlah partikel matahari yang lebih besar, meningkatkan kemungkinan munculnya warna aurora yang lebih cerah dan beragam.

Aktivitas matahari berfluktuasi dalam siklus matahari 11 tahun, dengan periode puncak aktivitas yang dikenal sebagai solar maxima. Aktivitas Matahari saat ini sedang meningkat selama periode solar maximum yang sedang diamati dalam siklus matahari ke-25.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us