Nol Gelar Super 500 Hingga Juni 2025, PBSI Ultimatum Pelatih

- Ultimatum soal kontrak sebagai pelatih Eng Hian memberikan ultimatum keras kepada para pelatih Pelatnas Cipayung terkait ketidaksinkronan antara pelatih dan pemain, dengan catatan tegas untuk enam bulan kedepan.
- Komando ada di pelatih Pelatih berperan sebagai komando dalam setiap sektor, dengan sistem-sistem yang harus diperbaiki untuk memacu motivasi atlet meraih gelar juara, bukan hanya mempertahankan ranking.
- Hukuman soal kontrak bagi para pelatih Evaluasi per tahun akan diberikan kepada para pelatih berupa promosi, degradasi, atau penggantian jika jauh dari target yang telah ditetapkan oleh PBSI.
Jakarta, IDN Times - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pelatnas PBSI, Eng Hian memberikan ultimatum keras kepada para pelatih Pelatnas Cipayung. Ini sehubungan dengan catatan buruk PBSI sepanjang 2025.
Sejak Januari hingga Juni 2025, tim PBSi belum berhasil mengantongi gelar juara dari ajang BWF Super 500+. Para pemain elite mandek dengan catatan terbaik laga final.
Gelar juara terakhir tim PBSI diraih ganda putri, Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti (Thailand Masters 2025) dan ganda campuran Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu (Taiwan Open 2025). Keduanya sama-sama dari turnamen BWF Super 300.
1. Ultimatum soal kontrak sebagai pelatih

Eng Hian mengaku sudah melakukan evaluasi dengan para pelatih. Dia menekankan masih ada ketidaksinkronan antara pelatih dan pemain. Kondisi beberapa sektor diisi para pelatih baru disebut Eng Hian menjadi salah satu sebabnya.
Tak bisa dipungkiri, ini lantas berdampak pada penampilan para pemain. Eng Hian mengaku sudah memberikan catatan tegas untuk para pelatih terkait hal ini untuk enam bulan kedepan.
Ultimatum dilepaskan. Eng Hian menegaskan, capaian enam bulan nanti akan mempengaruhi soal keputusan perpanjangan kontrak para pelatih.
“Tapi sudah kita memberikan special note untuk bagaimana pencapaian di enam bulan ini, target apa yang harus dicapai, itu nantinya akan menjadi catatan atau evaluasi perpanjangan kontrak pelatih di tahun selanjutnya,” kata Eng Hian ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung pada Rabu (18/6/2025).
2. Komando ada di pelatih

Eng Hian menekankan, dalam setiap sektor, pelatih berperan sebagai komando. Eng Hian menegaskan ada sistem-sistem yang memang harus diperbaiki untuk memacu motivasi atlet bisa berprestasi lebih baik, hingga meraih gelar juara, bukan hanya sekadar mempertahankan ranking.
“Pelatih kepala ini adalah komando di sektor itu. Tentunya kalo kita mau turun ke medan perang, harus sudah mengetahui apa yang dibutuhkan atletnya. Apa yang dipersiapkan untuk atletnya supaya tidak kasarnya mati konyol lah,” kata Eng Hian.
“Yang saya tekankan adalah bagaimana komandonya ini bisa membuat satu sistem, satu perubahan untuk pasukannya supaya bisa mendapatkan hasil yang lebih baik. Tentunya nanti untuk evaluasi di kontrak di selanjutnya,” lanjut dia.
3. Hukuman soal kontrak bagi para pelatih

Eng Hian menegsakan, evaluasi per tahun tidak hanya akan diberikan kepada pemain berupa promosi dan degradasi, tapi juga kepada para pelatih. Dia berharap, para pelatih mampu memenuhi target yang telah ditetapkan.
“Kalau dari pencapaian dan target yang diberikan oleh PBSI, jauh dari target tentunya kan menjadi evaluasi. Jauh dari KPI, itu menjadi evaluasi. Maksudnya evaluasi apakah ini akan dilanjutkan atau akan diganti,” kata Eng Hian.