Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Max Verstappen Tak Ingin Red Bull Menyerah pada Sisa Musim F1 2025

Max Verstappen saat menjalani pekan balap GP Jepang 2024. (commons.wikimedia.org/ Cineyas)
Max Verstappen saat menjalani pekan balap GP Jepang 2024. (commons.wikimedia.org/ Cineyas)
Intinya sih...
  • Red Bull gagal menempati zona tiga besar klasemen konstruktor F1 2025
  • Performa buruk Red Bull disebabkan sejumlah masalah teknis pada mobil RB21
  • Max Verstappen tetap realistis dan tak ingin Red Bull menyerah dalam sepuluh balapan tersisa
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Red Bull mengalami fase sulit pada paruh pertama Formula 1 2025. Tim yang berbasis di Milton Keynes, itu terlempar dari posisi tiga besar di klasemen konstruktor. Ini menjadi pertama kalinya Red Bull tak menempati posisi tiga besar di klasemen sejak 2015.

Kondisi tersebut memantik reaksi Max Verstappen. Ia meminta timnya untuk tidak menyerah pada sepuluh balapan tersisa. Walau begitu, Verstappen tetap realistis perihal peluang dirinya dan tim dalam persaingan gelar juara pada musim ini.

1. Red Bull tak berhasil menduduki zona tiga besar pada paruh pertama Formula 1 2025

Red Bull gagal menutup paruh pertama Formula 1 2025 sebagai pemuncak klasemen konstruktor. Tim yang kini dipimpin Laurent Mekies itu bertengger di posisi keempat lewat koleksi 194 poin. Red Bull tertinggal 365 poin dari McLaren yang berada di puncak klasemen.

Kondisi tersebut berbanding terbalik ketimbang pada pertengahan musim lalu. Saat itu, Red Bull berada di peringkat pertama setelah mengumpulkan 408 poin. Mereka unggul 42 poin atas McLaren. Namun, Red Bull mengalami penurunan performa pada paruh kedua sehingga menutup Formula 1 2024 di peringkat ketiga dengan raihan 589 poin.

Ini menjadi pertama kalinya Red Bull bertengger di posisi keempat klasemen konstruktor. Sebelumnya, mereka pernah merasakannya pada 2015 saat diperkuat Daniel Ricciardo dan Daniil Kvyat. Red Bull mengakhiri paruh pertama di posisi keempat usai meraup 96 poin. Tambahan 91 poin pada paruh kedua tak berhasil mengerek posisi mereka di klasemen akhir.

2. Sejumlah masalah menggerogoti performa Red Bull sepanjang paruh pertama musim ini

Performa buruk Red Bull pada paruh pertama Formula 1 disebabkan oleh sejumlah masalah. Pada balapan GP Hungaria, Helmut Marko selaku penasihat tim melihat mobil RB21 mengalami masalah pada aspek ban. Itu akibat dari konfigurasi mekanik dan aerodinamika yang tak mampu membawa ban kepada suhu optimal. Kondisi tersebut menyebabkan Max Verstappen dan Yuki Tsunoda mengeluhkan kurangnya daya cengkeram ban sepanjang akhir pekan di Sirkuit Hungaroring.

"Ban tidak bekerja dengan baik. Aku pikir itu hanya terjadi di sini (GP Hungaria). Aku rasa ini tidak akan terjadi lagi apabila penyebabnya sesuai dengan perkiraan kami," kata Helmut Marko dilansir Autosport.

Di sisi lain, Verstappen justru melihat ada masalah fundamental pada RB21. Ia tak melihat adanya perbaikan performa meski Red Bull telah melakukan serangkaian perubahan. Pekan balap GP Hungaria menjadi bukti performa kurang menjanjikan mobil RB21.

"Dulu kami jauh lebih kompetitif. Namun, itu terasa tidak sesuai sejak lap pertama pada akhir pekan di sini (GP Hungaria). Kami sudah mencoba berbagai perubahan pada mobil, tetapi tak ada hasil yang jelas," jelas Max Verstappen dikutip Autosport.

"Itu masalah terbesarnya. Biasanya akan muncul efek positif atau negatif saat melakukan banyak perubahan. Namum sekarang tak ada yang bekerja. Itu seperti berputar tanpa arah. Tak ada petunjuk yang harus dilakukan," sambungnya.

3. Max Verstappen tak ingin Red Bull melepas peluang pada sepuluh balapan tersisa di Formula 1 2025

Max Verstappen bersikap realistis terhadap peluang dirinya dalam perebutan gelar juara pembalap Formula 1 2025. Pembalap bernomor mobil 1 itu kini tertinggal 97 poin dari Oscar Piastri meski mengantongi dua kemenangan. Walau begitu, Verstappen tetap berfokus pada target jangka panjang.

Ia menekankan pentingnya mempelajari masalah yang terjadi sepanjang musim ini. Hal tersebut bertujuan agar Red Bull bisa tampil kompetitif mengingat perubahan regulasi akan berlaku pada 2026. Verstappen tak mau Red Bull menyerah begitu saja dalam sepuluh balapan tersisa.

"Masih banyak hal yang bisa dipelajari tahun ini. Pengembangan mobil tahun depan telah berjalan, tetapi masih banyak yang bisa diambil dari sisi teknik pada musim ini. Jadi, kamu tak bisa meninggalkan semuanya karena tidak juara tahun ini. Seperti yang sudah aku sampaikan, selalu ada pelajaran yang bisa dipetik untuk musim depan," tegas Max Verstappen dilansir F1i.

Verstappen masih punya peluang memangkas jarak poin dari Oscar Piastri dan Lando Norris. Akan tetapi, hal itu bukan tugas mudah jika menilik dari performa kedua pembalap tersebut pada paruh pertama musim ini. Duo McLaren telah mengumpulkan sebelas kemenangan dengan Piastri finis pertama sebanyak 6 kali dan Norris mendulang 5 kemenangan. Bisakah Verstappen membuat kejutan pada paruh kedua Formula 1 2025?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us