3 Kiper Utama PSG Terakhir Asli Prancis sebelum Lucas Chevalier

- PSG mengganti Donnarumma dengan Chevalier, kiper asal Prancis.
- Lionel Letizi menjadi kiper utama PSG pada 2000/2001—2005/2006.
- Mickael Landreau melanjutkan peran yang ditinggalkan Lionel Letizi.
Paris Saint-Germain (PSG) membuat perubahan mengejutkan di posisi kiper pada 2025/2026. Les Parisiens mengganti Gianluigi Donnarumma dengan Lucas Chevalier yang diboyong dari LOSC Lille. Keputusan ini cukup mengherankan mengingat Donnarumma berperan besar dalam keberhasilan mereka meraih treble winners pada 2024/2025. Itu termasuk gelar juara Liga Champions Eropa (UCL) pertama yang sangat diidam-idamkan.
Sang pelatih, Luis Enrique, menyatakan, transformasi itu dilakukan karena dirinya yang menginginkan profil baru untuk penjaga gawangnya. Ucapan tersebut setidaknya terpenuhi dari sisi kewarganegaraan. Chevalier berpaspor Prancis, sedangkan Donnarumma berasal dari Italia. Menariknya, pada abad 21 ini, hanya ada tiga pemain lokal yang pernah menjadi kiper utama PSG sebelum Chevalier.
1. Lionel Letizi menjadi kiper utama Paris Saint-Germain pada 2000/2001—2005/2006
Paris Saint-Germain berhasil mendapatkan Lionel Letizi secara gratis dari FC Metz pada awal 2000/2001. Saat itu, kiper yang lahir di Nice, Prancis, tersebut diboyong ketika klub masih dilatih Philippe Bergeroo. Tepat pada bulan terakhir abad 20, PSG memecat Bergeroo. Mereka menggantikannya dengan Luis Fernandez. Namun, meski terjadi pergantian di tampuk pimpinan, Letizi tetap dipercaya sebagai kiper utama mereka.
Pria setinggi 1,87 ini menjalankan peran tersebut sampai akhir 2005/2006. Selama periode itu, PSG juga melakukan tiga pergantian tambahan di posisi pelatih. Mereka menunjuk Vahid Halilhodzic (2003/2004—Februari 2005), Laurent Fournier (Februari—Desember 2005), dan Guy Lacombe (Desember 2005—Januari 2007). Nama terakhir sempat memberi kesempatan kepada Letizi untuk tetap menjadi pemain nomor 1 sampai 2005/2006 selesai. Setelahnya, Letizi resmi kehilangan statusnya.
Ia dilepas secara gratis kepada klub Skotlandia, Rangers FC. Selama berseragam PSG, Letizi menorehkan 196 penampilan. Artinya, rata-rata ia bermain 32 kali per musim. Letizi kebobolan 178 gol dan mampu menorehkan 80 cleansheet. Ia membantu PSG meraih trofi UEFA Intertoto Cup pada 2001/2002 dan Coupe de France pada 2003/2004 serta 2005/2006.
2. Mickael Landreau melanjutkan peran yang ditinggalkan Lionel Letizi
Paris Saint-Germain menggantikan Lionel Letizi dengan Mickael Landreau. Mereka mendapatkannya secara gratis dari Nantes. Landreau merupakan kiper yang membawa Nantes menjuarai Coupe de France pada 1998/1999 dan 1999/2000 serta Ligue 1 Prancis pada 2000/2001. Selain itu, pria yang lahir di Machecoul, Prancis, pada 14 Mei 1979 tersebut juga merupakan bagian dari skuad Timnas Prancis yang memenangkan Piala Konfederasi FIFA edisi 2001 dan 2003. Oleh karenanya, PSG pun beruntung bisa mendapatkannya secara cuma-cuma.
Sayangnya, ketika membela PSG, Landreau hanya bisa mengangkat trofi Coupe de la Ligue. Itu terjadi pada 2007/2008. Namun, kegagalan tersebut tentu tidak terlepas karena performa tim secara keseluruhan. Sebabnya, jika melihat rekor individu, Landreau sangatlah memuaskan. Ia membela PSG selama 3 musim. Selama periode ini, Landreau bermain 151 kali dan hanya absen 10 kali. Di Ligue 1, Landreau bahkan tidak pernah tergantikan. Ia mampu membuat 60 cleansheet dan cuma kebobolan 156 gol.
Pada awal 2009/2010, Landreau dibeli LOSC Lille dengan harga sekitar 1,6 juta euro (Rp27,81 miliar). Terbukti, ketika berada di tim yang tepat, kiper setinggi 1,84 meter tersebut mampu berkontribusi dalam kesuksesan. Pada musim keduanya (2010/2011), ia berhasil membawa Lille menjuarai Ligue 1 dan Coupe de France.
3. Alphonse Areola mendapat kesempatan sebagai kiper utama Paris Saint-Germain pada 2017/2018 dan 2018/2019
Alphonse Areola merupakan produk asli akademi Paris Saint-Germain. Kiper yang lahir di Paris, Prancis, tetapi memiliki darah keturunan Filipina ini bergabung dengan klub pada 2006 saat masih berusia 13 tahun. Ketika memasuki level senior, Areola sempat dipinjamkan kepada RC Lens, SC Bastia, dan Villarreal sebelum akhirnya dipercaya membela tim utama mulai 2016/2017. Pada musim debutnya, pria setinggi 1,95 meter itu mendapat 27 kesempatan bermain dari sang pelatih, Unai Emery. Ia masih harus berbagi peran dengan Kevin Trapp (Jerman) yang membuat 31 penampilan.
Semusim setelahnya, barulah Areola resmi menjadi kiper utama PSG. Ia tampil 42 kali di semua kompetisi. Pada 2018/2019, menit bermain Areola berkurang. Namun, ia masih menjadi pemain yang paling sering menjaga gawang PSG dengan catatan 31 penampilan. Areola bahkan mengungguli Gianluigi Buffon yang diboyong secara gratis pada awal musim tersebut dari Juventus. Legenda asal Italia itu hanya bermain 25 kali.
Sayangnya, Areola benar-benar kehilangan statusnya mulai 2019/2020. Ia dipinjamkan kepada Real Madrid. Sebagai gantinya, PSG merekrut Keylor Navas. Selama 2 musim berikutnya, Areola kembali dipinjamkan kepada Fulham dan West Ham United. Klub terakhir akhirnya merekrutnya secara permanen pada awal 2022/2023. Secara keseluruhan, Areola membuat 107 penampilan, 53 cleansheet, dan kebobolan 87 gol selama membela PSG.
Ketiga pemain di atas memiliki rekor individu yang apik selama membela Paris Saint-Germain. Namun, mereka gagal meraih prestasi kolektif yang berarti. Dengan tren klub yang tengah menanjak, Lucas Chevalier pun bisa melewati pencapaian ketiga seniornya tersebut. Selain itu, jika mampu tampil apik bersama PSG, pemain yang baru berusia 23 tahun ini juga berpeluang besar menjadi penjaga gawang utama Timnas Prancis.