Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Faktor yang Bikin Jaringan 5G di Indonesia Belum Merata, Apa Saja?

ilustrasi 5G (pexels.com/Z z)
ilustrasi 5G (pexels.com/Z z)
Intinya sih...
  • Kondisi geografis dan aksesbilitas yang sulit
  • Indonesia memiliki lebih dari 17000 pulau dengan daerah terpencil tanpa akses listrik, jalan raya, atau internet stabil.
  • Penyebarluasan jaringan 5G bukan prioritas karena market 4G masih besar dan banyak masalah lain yang lebih penting.
  • Pengembangan teknologi canggih memerlukan biaya tinggi, sementara uang dialokasikan untuk sektor lain seperti pendidikan dan kesehatan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hingga 2025, jaringan internet 5G di Indonesia sama sekali belum merata. Dalam hal ini, jaringan 5G di Indonesia hanya bisa dinikmati di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Tentunya, hal tersebut bukan merupakan tanda pemerataan yang baik. Sebab, banyak negara lain sudah memiliki jaringan 5G yang merata di seluruh daerahnya. Nah, ketidakmerataan jaringan 5G di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Contohnya, Indonesia memiliki geografis yang terpisah dan aksesibilitas yang sulit. Kemudian, biaya untuk pemerataan 5G juga tinggi sehingga Indonesia tidak bisa melakukan pemerataan. Gak cuma itu, jaringan 5G juga bukan merupakan prioritas tertinggi dari pemerintah. Lebih lanjut, mari bahas faktor-faktor tersebut secara rinci dan mendalam!

1. Kondisi geografis dan aksebilitas yang sulit

ilustrasi tower 5G
ilustrasi tower 5G (pexels.com/Ulrick Trappschuh)

Indonesia merupakan negara besar dengan lebih dari 17000 pulau. Bentang alam di Indonesia juga sangat beragam, mulai dari dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, area pesisir, hingga hutan lebat. Tak hanya itu, Indonesia juga masih dipenuhi daerah pinggiran atau daerah terpencing yang bahkan tidak memiliki akses ke listrik, jalan raya yang memadai, atau koneksi internet yang stabil.

Oleh sebab itu, jaringan 5G masih sulit menyebar ke daerah-daerah tersebut. Sebab, pemerintah dan provider akan kesulitan dalam menjangkau daerah-daerah terpencil. Mereka harus membangun infrastruktur terlebih dahulu, membabat hutan, hingga membangun jalan untuk mendukung penyebaran jaringan 5G. Masalahnya, daerah terpencil di Indonesia jumlahnya sangat banyak sehingga hal tersebut sangat sulit untuk dilakukan.

2. Prioritas pemerintah

ilustrasi 5G
ilustrasi 5G (pexels.com/Markus Winkler)

Hingga saat ini, penyebarluasan jaringan 5G masih belum menjadi prioritas bagi pemerintah atau provider. Sebab, market jaringan 4G di Indonesia masih sangat besar dan sepertinya masyarakat masih belum membutuhkan jaringan 5G. Alhasil, jika keuntungan dari jaringan 4G masih sangat tinggi maka tidak ada urgensi bagi provider untuk mengembangkan dan menyebarluaskan jaringan 5G.

Gak cuma itu, saat ini Indonesia juga menghadapi banyak masalah besar, seperti kasus korupsi, kelaparan, kemiskinan, hingga pendidikan. Bagi pemerintah, masalah-masalah tersebut lebih penting daripada pemerataan jaringan 5G. Karenanya, pengembangan jaringan 5G serasa dianaktirikan dan belum terlalu dianggap serius oleh pemerintah itu sendri.

3. Biaya yang tinggi

ilustrasi 5G
ilustrasi 5G (pixabay.com/Mohamed_hassan)

Sejatinya, jaringan 5G merupakan teknologi canggih yang memerlukan banyak biaya, entah untuk pengembangan atau penyebarannya. Karena hal tersebut, negara berkembang seperti Indonesia belum tentu bisa menyebarluaskan jaringan 5G dengan baik. Pasalnya, negara berkembang seperti Indonesia tidak memiliki uang yang cukup untuk melakukan hal tersebut.

Misal pun Indonesia memiliki uang, biasanya uang tersebut akan dialokasikan untuk sektor lain, seperti pendidikan dan kesehatan. Gak cuma itu, saat ini perangkat yang bisa menangkap jarangan 5G juga tergolong mahal. Dalam hal ini, kebanyakan HP yang bisa menangkap jaringan 5G dijual di harga Rp3 jutaan ke atas.

4. Keterbatasan spektrum

ilustrasi 5G
ilustrasi 5G (freepik.com/macrovector)

Meski jaringan 5G sudah tersedia di beberapa daerah, jaringan 5G yang ada masih memiliki keterbatasan spektrum. Alhasil, masyarakat Indonesia masih belum bisa merasakan kecepatan jaringan 5G secara maksimal. Saking gak maksimalnya, bahkan di beberapa kesempatan kecepatan jaringan 5G di Indonesia tidak jauh berbeda dengan jaringan 4G. Dalam hal ini, spektrum jaringan 5G di Indonesia masih kecil, yaitu sekitar 700 MHz hingga 2.5 GHz. Sementara itu, negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia sudah mengadopsi spektrum standar untuk jaringan 5G, yaitu 3.5 GHz.

5. Infrastruktur jaringan fiber optik yang tidak memadai

ilustrasi 5G
ilustrasi 5G (pixabay.com/Mohamed_hassan)

Jika ingin menyebarluaskan jaringan 5G, sudah seharunya Indonesia memiliki infrastruktur jaringan fiber optik yang luas. Sayangnya, hal tersebut masih belum terealisasikan. Lebih lanjut, infrastruktur fiber optik hadir dalam berbagai bentuk, seperti kabel fiber optik bawah laut hingga menara untuk transmisi jaringan 5G. Hingga saat ini, pembangunan infrastruktur fiber optik tersebut terhambat oleh beberapa faktor, seperti biaya yang sangat tinggi, terhambat oleh regulasi, aksesbilitas yang sulit, dan sumber daya yang tidak memadai.

Saat ini, jaringan 5G di Indonesia sama sekali belum merata dan hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor. Sebagai masyarakat, kita hanya bisa menunggu pemerintah dan provider segera melakukan sesuatu agar jaringan 5G bisa diakses semua orang. Sebab, negara kita termasuk negara yang tertinggal soal jaringan 5G. Pasalnya, negara tetangga sudah memiliki ekosistem 5G yang sangat luas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us