Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cara Menghemat Tenaga saat Mendaki di Trek Terjal dan Curam

ilustrasi pendaki melalui trek terjal
ilustrasi pendaki melalui trek terjal (pexels.com/Jaime Reimer)
Intinya sih...
  • Atur ritme dan langkah kaki saat melangkah untuk menjaga staminamu tetap prima hingga puncak gunung.
  • Gunakan teknik rest step di tiap jalur pendakian untuk menghemat energi dan mengurangi cedera otot akibat kelelahan.
  • Gunakan trekking pole untuk menopang tubuh saat melewati tanjakan terjal dan bawa barang secukupnya agar tidak kehabisan tenaga.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mendaki gunung bukan hanya mempersiapkan fisik secara prima, tapi juga harus pintar mengatur tenaga. Apalagi kalau jalur yang akan ditempuh terjal dan curam, di situlah tantangan sesungguhnya akan dimulai.

Banyak pendaki kehabisan tenaga dan salah mengambil langkah di tengah jalan, sehingga hal ini bisa membahayakan kondisi mereka. Nah, agar tidak terjadi padamu, ini beberapa cara menghemat tenaga saat mendaki di trek terjal dan curam agar tak kehabisan tenaga selama berada di jalur pendakian. Kamu bisa sampai puncak dengan selamat, deh!

1. Atur ritme dan langkah kaki saat melangkah

ilustrasi pendaki berada di jalur terjal
ilustrasi pendaki berada di jalur terjal (pexels.com/Marek Piwnicki)

Agar energi tubuhmu tak terbuang sia-sia di jalur pendakian yang terjal dan curam, kamu bisa mulai mengatur ritme dan langkah kaki sejak awal pendakian. Cara sederhana ini bisa menjaga staminamu tetap prima hingga puncak gunung.

Gunakan langkah kaki yang pendek dan stabil agar beban pada otot serta sendi lebih ringan. Cara ini juga bisa mengurangi risiko kelelahan pada pendaki. Hindari untuk melangkahkan kaki terlalu lebar dan cepat, karena bisa membuat otot kram dan napas menjadi berat. Dengan mengatur langkah kaki yang stabil, tubuh akan lebih mudah meregulasi energi menjadi lebih efisien.

2. Gunakan teknik rest step di tiap jalur pendakian

ilustrasi pendaki berada di jalur terjal
ilustrasi pendaki berada di jalur terjal (pexels.com/Rodrigo Arrosquipa)

Teknik rest step adalah salah satu teknik berjalan yang sering dilakukan dalam dunia pendakian dengan tujuan menghemat energi dan mengurangi cedera otot akibat kelelahan. Teknik ini sangat penting diaplikasikan saat pendaki berada di jalur dengan tanjakan panjang dan curam.

Cukup ambil satu langkah, lalu berhenti sejenak dengan mengunci lutut belakang sebelum melangkah lagi. Meski jeda yang diberikan dari teknik ini hanya singkat, tetapi durasi ini cukup untuk mengistirahatkan otot dan memulihkan sedikit energi tubuh.

3. Gunakan trekking pole untuk menopang tubuh

ilustrasi pendaki memegang trekking pole
ilustrasi pendaki memegang trekking pole (pexels.com/DreamLens Production)

Trekking pole adalah salah satu benda penting yang tidak boleh dilupakan saat melakukan pendakian di gunung. Benda ini memiliki fungsi penting, salah satunya membantu menopang tubuh saat melewati tanjakan terjal.

Ketika medan atau jalur yang dilewati semakin curam, kamu bisa mengatur panjang trekking pole milikmu menjadi sedikit lebih pendek. Ini akan membantumu mendapatkan dorongan yang lebih kuat ke arah atas. Dengan cara ini, kamu tidak hanya menghemat tenaga, tetapi juga meminimalkan risiko cedera lutut.

4. Bawa barang secukupnya saat berada di jalur terjal

ilustrasi pendaki membawa tas
ilustrasi pendaki membawa tas (pexels.com/Kévin et Laurianne Langlais)

Jalur terjal sering kali dijumpai saat akan mencapai puncak. Oleh karena itu, pastikan kamu membawa barang secukupnya saat melewati jalur tersebut. Sebab, setiap barang yang kamu bawa akan terasa berkali-kali lipat beratnya ketika melalui tanjakan menuju puncak.

Prioritaskan membawa perlengkapan penting dan hindari membawa barang yang jarang digunakan. Gunakan tas yang dilengkapi sabuk pinggang agar beban berpindah ke pinggul. Ini akan membuat bahu dan punggung tidak menanggung tekanan berlebihan saat melintasi jalur yang curam.

5. Lakukan istirahat pendek secara rutin

ilustrasi pendaki sedang istirahat
ilustrasi pendaki sedang istirahat (pexels.com/JÉSHOOTS)

Untuk menghindari kondisi kelelahan ekstrem akibat perjalanan panjang, kamu bisa mencoba melakukan istirahat pendek secara rutin saat berada di jalur pendakian. Cukup ambil jeda singkat sekitar 30—60 detik setiap 10—15 menit untuk minum, mengatur napas, dan merilekskan otot.

Waktu singkat ini juga bisa dimanfaatkan untuk memeriksa kondisi jalur di depan atau sekadar menikmati pemandangan sekitar agar pikiran lebih segar dan mengembalikan fokus. Dengan melakukan istirahat singkat seperti ini, tubuh bisa mendapatkan kesempatan untuk memulihkan tenaga.

Beberapa tips yang sudah dibagikan di atas bisa kamu terapkan saat mendaki gunung dengan trek atau jalur yang terjal dan curam. Jangan lupa untuk selalu mengatur langkah kaki, mengelola barang bawaan, dan mengambil jeda singkat, ya. Cara menghemat tenaga saat mendaki di atas akan membantumu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us