Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan Pendaki Pemula yang Bikin Naik Gunung Jadi Berat

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Eric Sanman)
Intinya sih...
  • Bawa barang terlalu banyak dan nggak penting
  • Kurang persiapan fisik sebelum naik
  • Pakai sepatu atau perlengkapan yang salah

Mendaki gunung adalah salah satu cara paling ampuh untuk melepas penat sekaligus menantang diri sendiri. Namun, buat pendaki pemula, perjalanan ke puncak bisa berubah jadi pengalaman berat kalau dilakukan tanpa persiapan yang tepat. Banyak yang berangkat dengan semangat tinggi, tapi justru kelabakan di tengah jalan karena melakukan kesalahan-kesalahan sepele yang seharusnya bisa dihindari.

Kalau kamu berencana naik gunung untuk pertama kalinya, penting banget buat tahu hal-hal apa saja yang sering jadi batu sandungan. Dengan mengenali lima kesalahan umum ini, kamu bisa mendaki dengan lebih nyaman, aman, dan tentunya lebih menikmati setiap langkah menuju puncak impianmu.

1. Bawa barang terlalu banyak dan nggak penting

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Andrei Tanase)

Kesalahan klasik yang sering dilakukan pendaki pemula adalah membawa terlalu banyak barang yang sebenarnya nggak diperlukan. Mulai dari baju ganti berlebihan, makanan instan dalam jumlah tak realistis, sampai peralatan yang nggak relevan—semuanya bikin ransel jadi berat. Padahal, setiap kilogram tambahan bisa terasa seperti beban dua kali lipat begitu kamu mulai menanjak.

Prinsip utama saat mendaki gunung adalah light and right. Artinya, bawa barang-barang yang penting saja, dan pastikan bobotnya tetap ringan. Dengan beban yang proporsional, kamu bisa bergerak lebih lincah, nggak cepat lelah, dan bisa menikmati perjalanan dengan lebih santai. Ransel yang terlalu berat justru bisa bikin kamu cepat kehabisan tenaga sebelum sampai pos pertama.

2. Kurang persiapan fisik sebelum naik

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Saikat Ghosh)

Banyak pendaki pemula terlalu fokus pada perlengkapan, tapi lupa menyiapkan fisik. Padahal, mendaki gunung itu lebih dari sekadar berjalan jauh—kamu akan melawan gravitasi, menyesuaikan napas di ketinggian, dan menghadapi perubahan cuaca yang bisa menguras energi. Tanpa persiapan fisik, langkahmu akan terasa berat bahkan sejak awal pendakian.

Idealnya, kamu perlu melatih tubuh beberapa minggu sebelum mendaki. Biasakan diri jalan kaki dengan beban, naik turun tangga, atau jogging ringan agar otot dan stamina terbentuk. Persiapan sederhana ini akan sangat membantu saat kamu menghadapi tanjakan curam atau jalur panjang. Dengan tubuh yang siap, pendakian akan terasa jauh lebih menyenangkan.

3. Pakai sepatu atau perlengkapan yang salah

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Kirill Lazarev)

Alas kaki adalah salah satu faktor paling krusial saat mendaki, tapi masih banyak yang menyepelekannya. Beberapa pendaki pemula memilih sepatu kets tipis atau bahkan sandal gunung karena dianggap ringan dan praktis. Sayangnya, perlengkapan yang nggak sesuai ini bisa berisiko tinggi, seperti kaki lecet, tergelincir, atau bahkan cedera saat menapaki medan berbatu.

Sepatu gunung yang tepat harus punya grip kuat, tahan air, dan mendukung pergelangan kaki. Selain itu, pilih pakaian berbahan cepat kering yang menyerap keringat dan bisa melindungi dari dingin atau panas ekstrem. Hindari bahan katun karena mudah menyerap air dan susah kering. Dengan perlengkapan yang tepat, kamu bisa fokus pada perjalanan tanpa gangguan fisik yang menyiksa.

4. Terlalu memaksakan diri mengejar puncak

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Roman Apaza)

Nggak sedikit pendaki pemula yang terobsesi harus sampai puncak, apapun yang terjadi. Mental seperti ini justru bisa berbahaya, apalagi kalau kondisi tubuh sedang nggak fit atau cuaca berubah drastis. Ingat, mendaki bukan perlombaan. Puncak bukan segalanya kalau kamu nggak bisa pulang dengan selamat.

Lebih baik dengarkan sinyal dari tubuhmu dan berhenti saat memang butuh istirahat. Kalau cuaca berubah atau jalur mulai berisiko, jangan ragu untuk mundur. Nggak ada yang salah dengan keputusan berhenti demi keselamatan. Justru itu menunjukkan kedewasaan dan tanggung jawab sebagai pendaki. Gunung nggak akan lari ke mana, tapi nyawamu cuma satu.

5. Nggak memperhatikan cuaca dan informasi jalur

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Karolina)

Saking semangatnya, banyak pendaki pemula langsung tancap gas tanpa mengecek prakiraan cuaca atau kondisi jalur. Padahal, ini adalah langkah penting untuk keselamatan. Cuaca ekstrem bisa datang tiba-tiba di gunung, dan jalur pendakian pun bisa tertutup longsor, tertimbun salju, atau bahkan dibatasi karena alasan keamanan.

Sebelum berangkat, pastikan kamu selalu update informasi dari pos pendakian atau situs resmi taman nasional setempat. Jangan lupa siapkan plan B kalau kondisi nggak memungkinkan. Dengan perencanaan yang matang, kamu bisa menghindari bahaya dan tetap menikmati pendakian dengan rasa tenang. Sedikit persiapan ekstra bisa membuat perbedaan besar di lapangan.
Mendaki gunung bukan cuma soal kekuatan fisik, tapi juga soal kesiapan mental dan kebijaksanaan dalam membuat keputusan. Hindari lima kesalahan umum tadi agar perjalananmu jadi lebih aman dan menyenangkan. Dengan bekal yang tepat dan sikap yang bijak, kamu bisa menaklukkan gunung dengan lebih percaya diri dan pulang membawa pengalaman tak terlupakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us