3 Hal yang Bikin Mikir Dua Kali Buat Ikut Open Trip, Liburan Gak Puas!

- Jadwal perjalanan yang tidak fleksibel membuat liburan terasa kurang memuaskan
- Sulit merasakan pengalaman autentik karena agen wisata hanya membawa ke tempat mainstream
- Potensi bertemu orang menyebalkan saat open trip bisa mengganggu kenyamanan liburan
Di era seperti saat ini, liburan bukan lagi sekadar hal yang dilakukan saat ada waktu luang, tetapi sudah menjadi kebutuhan hidup yang harus diusahakan untuk dipenuhi. Pasalnya, tekanan pekerjaan semakin meningkat dari masa ke masa, sehingga keperluan akan hiburan juga tidak boleh ditinggalkan demi menjaga kewarasan. Sayangnya, menjadwalkan pergi liburan secara rutin juga terasa cukup berat mengingat aktivitas ini tentu memerlukan biaya yang besar.
Cara agar biaya liburan bisa ditekan adalah dengan mengikuti suatu open trip. Siapa pun yang berminat, tinggal mencari agen wisata yang menyediakan layanan ini, memenuhi persyaratan yang ada, lalu siap untuk berpetualang. Namun demikian, terlepas dari keunggulan murah dan praktis yang ditawarkan itu, open trip juga tentu punya sisi lemah yang bikin orang mikir dua kali sebelum berangkat karena adanya kondisi sebagai berikut.
1. Jadwal perjalanan yang tidak fleksibel bikin liburan kurang puas

Ketika liburan ke suatu tempat, orang-orang pada umumnya berharap bisa menikmati setiap momen dengan santai. Jika merasa satu spot memiliki daya tarik yang besar, maka ingin berlama-lama di sana karena belum tentu pengalaman yang sama bisa datang dua kali. Sayangnya, kebebasan seperti ini cukup sulit untuk diwujudkan bila ikut open trip.
Pasalnya, jadwal perjalanan dari agen wisata biasanya sudah tersusun dengan rapi, bahkan terkadang terasa sedikit padat. Suka atau tidak, setiap peserta harus mematuhi itinerary tersebut agar tidak menciptakan kendala selama liburan. Memang teratur, sih, tapi jadwal yang tidak fleksibel begini bikin liburan terasa kurang memuaskan.
2. Sulit untuk merasakan pengalaman yang autentik

Mendaftarkan diri dalam suatu open trip yang diadakan oleh agen wisata memang menjadi cara tepat untuk liburan hemat. Dengan biaya yang lebih murah, orang-orang bisa mengunjungi tempat yang mereka inginkan. Namun, ada juga kekurangan yang sering muncul, yaitu kerap kali tidak dapat merasakan pengalaman liburan yang autentik. Kenapa begitu?
Suatu agen wisata pada umumnya hanya akan membawa turis ke tempat-tempat mainstream yang memang jadi favorit wisatawan. Sayangnya, spot seperti ini kerap kali sudah disesuaikan sedemikian rupa untuk menunjang kenyamanan pengunjung, sehingga kehilangan keasliannya. Jika tertarik untuk berinteraksi dengan penduduk lokal, mencicipi kuliner dari resep asli warga setempat, dan hal-hal semacam itu, rasanya open trip bukan pilihan yang tepat, deh.
3. Adanya potensi untuk bertemu dengan orang yang menyebalkan

Bagi mereka yang suka bertemu dan berkenalan dengan orang baru, liburan dengan cara open trip adalah hal yang patut untuk dipertimbangkan. Pasalnya, mengikuti perjalanan semacam ini akan mempertemukan seseorang dengan banyak orang dari berbagai latar belakang. Tidak hanya dapat teman untuk liburan, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa pertemanan itu akan terus berlanjut setelah perjalanan usai.
Namun, jangan kira hal ini bukan tanpa risiko. Mengingat bahwa open trip ini terbuka bagi siapa saja yang berminat dan mampu membayar, maka ada potensi pertemuan dengan orang yang menyebalkan. Bayangkan saja, liburan yang seharusnya menyenangkan, bisa menjadi kacau gara-gara ulah sosok yang merepotkan seperti ini. Rugi banget gak, tuh?
Open trip memang menjadi solusi buat siapa saja yang ingin liburan seru dengan biaya yang lebih hemat. Kendati begitu, tentu ada konsekuensi yang harus dihadapi, berupa kekurangan-kekurangan seperti yang dijelaskan dalam artikel. Bagaimana denganmu? Tertarik jalani liburan dengan cara seperti ini?