Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak kecil di dalam mobil (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi anak kecil di dalam mobil (pexels.com/cottonbro studio)

Intinya sih...

  • Mobil bisa berubah menjadi oven dalam hitungan menit, meningkatkan risiko heat stroke dan dehidrasi parah pada anak.
  • Mobil tertutup rapat bisa menyebabkan kekurangan oksigen dan risiko keracunan gas karbon monoksida, membahayakan kesehatan anak.
  • Meninggalkan anak sendirian di mobil meningkatkan risiko kejahatan, kecelakaan, dan trauma psikologis jangka panjang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mobil bukan tempat yang aman untuk meninggalkan anak sendirian, apalagi dalam kondisi terkunci. Banyak orang tua yang berpikir bahwa meninggalkan anak di dalam mobil hanya sebentar tidak akan berbahaya.

Padahal, risiko yang mengintai bisa sangat fatal. Kasus anak yang terkunci di dalam mobil sudah sering terjadi, bahkan beberapa berujung pada kejadian tragis. Suhu dalam mobil bisa meningkat drastis dalam waktu singkat, menyebabkan heat stroke yang berbahaya. Selain itu, anak bisa mengalami kesulitan bernapas, keracunan gas, atau bahkan menjadi korban kejahatan.

Berikut lima alasan kenapa tindakan ini sangat berbahaya dan harus dihindari.

1. Resiko heatstroke dan dehidrasi

ilustrasi anak kecil di dalam mobil (pexels.com/RDNE Stock project)

Mobil yang terkunci bisa berubah menjadi oven dalam hitungan menit. Suhu di dalam kendaraan bisa meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan suhu di luar, terutama jika mobil terparkir di bawah sinar matahari. Anak-anak lebih rentan terhadap heat stroke karena tubuh mereka belum bisa mengatur suhu sebaik orang dewasa.

Dalam kondisi panas ekstrem, tubuh bisa kehilangan cairan dengan cepat, menyebabkan dehidrasi parah. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berujung pada kehilangan kesadaran atau bahkan kematian.

2. Kekurangan oksigen dan resiko keracunan gas

ilustrasi anak kecil di dalam mobil (pexels.com/Yan Krukau)

Mobil yang tertutup rapat bisa menyebabkan kekurangan oksigen. Jika mesin menyala, ada risiko keracunan gas karbon monoksida yang bisa masuk ke dalam kabin. Gas ini tidak berbau dan tidak berwarna, tetapi sangat beracun jika terhirup dalam jumlah besar.

Keracunan karbon monoksida bisa menyebabkan pusing, mual, kehilangan kesadaran, hingga kematian. Anak-anak yang terjebak di dalam mobil mungkin tidak menyadari bahaya ini dan tidak bisa meminta bantuan.

3. Resiko kejahatan dan penculikan

ilustrasi anak kecil di dalam mobil (pexels.com/cottonbro studio)

Meninggalkan anak sendirian di dalam mobil juga meningkatkan risiko kejahatan. Pencuri bisa dengan mudah mengambil barang berharga dari dalam mobil atau bahkan mencuri kendaraan itu sendiri. Lebih parah lagi, anak yang ditinggalkan bisa menjadi target penculikan. Kejahatan terhadap anak sering terjadi karena kelalaian orang tua yang meninggalkan mereka tanpa pengawasan.

4. Anak bisa mengutak-atik perangkat mobil

ilustrasi anak kecil di dalam mobil (pexels.com/Tim Mossholder)

Anak-anak cenderung penasaran dan suka bermain dengan benda di sekitar mereka. Jika ditinggalkan di dalam mobil, mereka bisa mengutak-atik tombol atau tuas yang ada di dashboard. Ada kasus di mana anak berhasil menghidupkan mesin mobil atau memindahkan tuas transmisi, menyebabkan kendaraan bergerak tanpa kendali. Ini bisa berujung pada kecelakaan yang membahayakan nyawa mereka sendiri dan orang lain.

5. Trauma dan ketakutan

ilustrasi anak kecil di dalam mobil (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Selain risiko fisik, meninggalkan anak di dalam mobil juga bisa menyebabkan trauma psikologis. Anak yang terkunci sendirian bisa merasa ketakutan, panik, dan stres. Pengalaman ini bisa berdampak jangka panjang pada mental anak. Mereka mungkin akan mengalami ketakutan berlebihan saat berada di dalam mobil atau merasa tidak aman saat bepergian.

Meninggalkan anak di dalam mobil yang terkunci bukan hanya tindakan ceroboh, tetapi juga sangat berbahaya. Risiko heat stroke, kekurangan oksigen, kejahatan, kecelakaan, dan trauma psikologis adalah alasan kuat mengapa hal ini harus dihindari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team