Jangan Jumper Aki Soak, Bisa Meledak!

- Aki soak adalah kehilangan daya listrik hingga tidak bisa menyuplai arus untuk menghidupkan mesin.
- Ukur tegangan aki menggunakan multimeter, di bawah 12 volt berarti lemah, di bawah 11 volt sudah parah atau bahkan rusak permanen.
- Jumper aki yang benar-benar soak bisa merusak sistem kelistrikan mobil dan memperpendek umur aki donor.
Saat mobil tiba-tiba mogok dan tidak bisa dinyalakan, banyak orang langsung menyimpulkan bahwa akinya soak dan buru-buru melakukan jumper. Padahal, gak semua aki yang soak bisa dijumper.
Menjumper aki yang sudah benar-benar rusak bukan hanya sia-sia, tapi juga bisa berisiko merusak sistem kelistrikan mobil bahkan membahayakan keselamatan. So, sebelum buru-buru ambil kabel jumper, kamu perlu tahu dulu apa yang sebenarnya dimaksud dengan aki soak, bagaimana cara mengukurnya, dan kapan aki udah gak bisa dijumper lagi.
1. Apa itu aki soak dan bagaimana mengukurnya?

Aki soak adalah kondisi saat aki kehilangan daya listriknya hingga tidak bisa lagi menyuplai arus untuk menghidupkan mesin. Tapi soak di sini punya tingkatannya. Aki yang hanya lemah masih bisa diselamatkan dengan cara jumper, tapi aki yang sudah benar-benar drop voltasenya atau rusak, sebaiknya jangan dipaksakan.
Tegangan normal aki mobil dalam kondisi penuh sekitar 12,6 volt atau lebih. Kalau kamu ukur menggunakan multimeter, dan tegangan aki menunjukkan angka di bawah 12 volt, itu berarti aki sudah mulai lemah. Jika voltasenya turun hingga di bawah 11 volt, apalagi mendekati 10 volt atau kurang, artinya aki sudah dalam kondisi soak parah atau bahkan rusak permanen.
Untuk mengukurnya cukup mudah. Ambil multimeter dan atur pada pengukuran DC Voltage. Tempelkan jarum merah ke kutub positif (+) aki dan jarum hitam ke kutub negatif (–). Lihat hasilnya di layar. Dari sini kamu bisa tahu apakah aki hanya lemah atau benar-benar soak.
2. Kenapa aki soak parah tidak boleh dijumper?

Menjumper aki yang benar-benar soak, misalnya yang tegangannya sudah di bawah 10 volt, tidak akan memberikan hasil yang optimal. Mesin mungkin tidak akan menyala atau kalau pun menyala, akan mati lagi karena aki tidak bisa menyimpan daya. Selain itu, ada risiko lebih besar, yaitu kerusakan pada sistem kelistrikan.
Sebba, saat arus dari aki donor mengalir ke aki yang soak, bisa terjadi lonjakan arus listrik yang tidak stabil. Ini bisa mengganggu atau merusak komponen elektronik penting, seperti ECU (Electronic Control Unit), sensor mobil, atau sistem pengisian daya. Bahkan, jika akinya sudah rusak secara fisik (bocor, menggembung, atau berbau menyengat), melakukan jumper bisa memicu ledakan atau percikan api.
Selain itu, aki yang sudah soak parah biasanya tidak bisa menyerap dan menyimpan arus listrik dengan baik. Jadi, walaupun berhasil dinyalakan, mobil tetap akan mati ketika arus dari aki donor dicabut. Ini bukan hanya merepotkan, tapi juga bisa memperpendek umur aki donor karena dipaksa bekerja ekstra.
3. Solusi terbaik untuk aki soak

Jika tegangan aki masih sekitar 11–12 volt, kamu masih bisa mencoba jumper dengan benar dan aman. Tapi kalau di bawah itu, lebih baik ganti aki baru atau bawa ke bengkel untuk pengecekan lebih lanjut. Jangan lupa untuk memeriksa juga kondisi alternator, karena bisa saja masalahnya bukan dari aki tapi dari sistem pengisian.
So, aki soak tidak selalu bisa dijumper, apalagi kalau tegangannya sudah terlalu rendah atau fisiknya rusak. Mengukur tegangan aki adalah langkah awal yang penting untuk menentukan tindakan.
Dengan memahami batas aman voltase dan risiko jumper aki yang sudah drop, kamu bisa mencegah kerusakan lebih parah dan menjaga sistem mobil tetap awet. Jadi, jangan buru-buru menjumper sebelum tahu kondisi akinya, ya!