Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Mobil yang Memancarkan Aura Old Money

Toyota Land Cruiser (Pexels/Ricky Esquivel)
Intinya sih...
  • Toyota Land Cruiser VX80 adalah simbol ketangguhan mewah dengan desain timeless dan reputasi keandalan yang dihormati.
  • Mercedes-Benz W124 menampilkan kemewahan sederhana yang elegan, sering dimiliki oleh tokoh senior atau akademisi terkemuka.
  • Range Rover Classic dan Volvo 240 merepresentasikan kelas tanpa usaha pamer dengan kemampuan off-road dan keamanan yang luar biasa.

Dalam dunia otomotif, tidak semua mobil mencolok harus terlihat mahal. Justru, ada jenis kendaraan yang memancarkan kesan elegan, klasik, dan tenang yang menunjukkan kekayaan yang tidak perlu dibuktikan.

Gaya ini sering disebut sebagai old money aesthetic, yaitu gaya orang kaya lama yang lebih menghargai kualitas, warisan, dan ketenangan dibanding kemewahan yang mencolok.

Mobil-mobil ini tidak berusaha menarik perhatian, tetapi justru dihormati karena reputasi dan kelasnya. Berikut lima mobil yang lekat dengan citra “old money”.

1. Toyota Land Cruiser VX80

Toyota Land Cruiser (Pexels/Roger Capper)

Toyota Land Cruiser VX80, yang diproduksi pada awal hingga pertengahan 1990-an, adalah definisi sejati dari ketangguhan mewah. Dengan desain boxy yang tak lekang oleh waktu, kemampuan off-road legendaris, dan mesin diesel yang bandel, VX80 menjadi favorit banyak kolektor.

Mobil ini sering dikaitkan dengan pengusaha tua, pemilik perkebunan, atau keluarga mapan yang menghargai keandalan tanpa harus pamer. Mobil ini tenang, kokoh, dan berkelas—simbol old money sejati.

2. Mercedes-Benz W124 E-Class

ilustrasi mobil (pexels.com/Karim)

Mercedes-Benz W124, khususnya varian E-Class dari akhir 1980-an hingga pertengahan 1990-an, dikenal sebagai salah satu mobil paling tahan lama yang pernah dibuat. Desainnya sederhana namun elegan, dengan interior mewah khas Jerman.

W124 adalah mobil yang sering ditemukan di rumah-rumah tua bergaya kolonial atau villa klasik, milik tokoh senior atau akademisi terkemuka. Mobil ini menunjukkan bahwa pemiliknya tidak butuh status—mereka sudah memilikinya sejak dulu.

3. Range Rover Classic (pre-1995)

Mobil Land Rover (Pexles/seppe machielsen)

Sebelum Range Rover berubah menjadi SUV mewah modern, versi klasiknya adalah kendaraan para bangsawan dan elite Inggris. Range Rover Classic memiliki garis bodi sederhana, interior kulit dan kayu yang hangat, serta kemampuan off-road yang tangguh. Ini bukan SUV bling-bling, tapi kendaraan yang membawa anak-anak ke sekolah privat di pedesaan. Aura aristokrasi dan warisan melekat erat pada SUV ini.

4. Volvo 240 Series

ilustrasi mobil (pexels.com/Deimantas Viburys)

Volvo 240 mungkin tidak terlihat mewah bagi sebagian orang, tapi itulah intinya. Dikenal karena keamanannya, desain minimalis Skandinavia, dan keawetan yang luar biasa, mobil ini menjadi favorit para profesor, seniman tua, dan keluarga kalangan atas Eropa Utara.

Tidak banyak gaya di sini, yang ada adalah kualitas hidup yang tenang, penuh pengetahuan, dan stabil. Ini adalah mobil untuk orang yang tahu siapa dirinya dan tak butuh validasi.

5. Lexus LS400

ilustrasi mobil (pexels.com/Louis_ftn_)

Lexus LS400 generasi pertama, yang diluncurkan pada akhir 1980-an, adalah simbol kehalusan dan inovasi. Mesin V8-nya halus seperti sutra, kabinnya sangat senyap, dan suspensinya dibuat untuk melayang di atas jalan. LS400 adalah mobil yang digunakan oleh para pengacara senior, duta besar, dan pelaku bisnis yang mapan. Tak ada logo mencolok, hanya presisi dan kenyamanan murni.

So, mobil-mobil berjiwa old money ini tidak perlu membuktikan apapun. Mereka bukan untuk pamer, melainkan untuk mereka yang telah lama menikmati hasil kerja keras, dan kini hanya menginginkan kenyamanan, keandalan, dan warisan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us