Efek Samping Kalau Sering Telat Ganti Oli Mesin Mobil
Ikuti saran dari masing-masing pabrikan, ya!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Setiap kendaraan bermotor seperti motor maupun mobil yang menggunakan mesin konvensional, memang harus diperhatikan kondisi oli mesinnya. Sebab, oli mesin pada mobil memiliki peran penting, melumasi setiap komponen mesin ketika mesin sedang bekerja.
Makanya, salah satu perawatan rutin yang wajib dilakukan pemilik mobil ialah mengganti oli mesin tepat waktu agar kondisinya tetap prima.
Biasanya, interval penggantian oli mesin mobil ditentukan seberapa keras kerja mesin mobil, dan seberapa sering mobil digunakan. Umumnya, pabrikan memberikan jangka waktu setiap enam bulan sekali atau setiap 10 ribu kilometer sekali untuk mengganti oli mesin.
1. Sering telat mengganti oli mesin bisa menurunkan performa
Oli yang jarang diganti lama kelamaan akan semakin hitam dan kental, yang membuat fungsinya menurun. Tentu saja, hal itu berdampak menurunnya performa mesin, ditambah suara mesin juga terdengar lebih kasar. Bahkan, bisa saja mesin mobil jadi sulit dinyalakan saat pertama kali digunakan pada pagi hari.
Begitu juga oli mesin yang lama tidak bersirkulasi, alias mobil jarang dipakai atau dinyalakan. Masalah utama saat oli tidak bersikulasi bisa menimbulkan penumpukan kontaminan di bak oli, yang dikhawatirkan bisa menjadi sludge atau lumpur, karena oli menggumpal di bagian bawah mesin. Adanya sludge tentu dapat mengganggu kinerja mesin.
"Itu sebabnya pabrikan mobil memberikan rekomendasi untuk mengganti oli tiap enam bulan sekali, atau ketika mobil sudah menempuh jarak 10 ribu km. Bahkan saat mobil tidak dipakai dalam waktu lama, oli mesin juga harus diganti untuk menghindari risiko mesin rusak karena oli terkontaminasi," kata Brahma Putra Mahayana, Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL) dalam siaran pers, Rabu (16/11/2022).