Mengenang Bus Metromini, Sering Ugal-ugalan Tapi Ngangeni
Bus kota ini kini tinggal kenangan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Bagi orang Jakarta, bus Metromini tentu memiliki kenangannya tersendiri. Entah saat pulang sekolah atau pulang kantor, Metromini menjadi angkutan andalan warga Ibukota.
Apalagi bagi mereka yang lahir di tahun 80'an hingga 90'an akhir, setidaknya pernah melihat Metromini berlalu lalang di jalan raya.
Meski kerap ugal-ugalan dan jadi penyebab kamacetan karena seing ngetem sembatangan, metromini tetap jadi andalan karena tarifnya yang murah meriah.
Metromini sendiri memiliki kiprah yang panjang sebelum pada akhirnya disuntik mati pada tahun 2018. Bagaimana kisah perjalanan Metromini yang bisa bertahan hingga puluhan tahun?
Baca Juga: Tiga Kelebihan Rem Tromol Dibanding Rem Cakram, Lebih Gampang Dirawat!
1. Berawal dari Ganefo dan Soekarno
Metromini diperkenalkan pertama kali pada tahun 1962 oleh Gubernur DKI Jakarta Soemarno atas perintah langsung oleh Presiden Soekarno. Saat itu, Jakarta baru saja mengganti moda transportasi dari kereta trem ke bus PPD. Awalnya, kendaraan ini digunakan untuk melancarkan kebutuhan saat berlangsungnya Games of the New Emerging Forces (Ganefo).
Setelah Ganefo selesai, Metromini tetap beroperasi, namun belum memiliki manajemen untuk mengelolanya. Gubernur Henk Ngantung kemudian menitipkan Metromini ke perusahaan swasta PT Arion Indonesia Transport, namun sayang perusahaan tersebut tidak mampu mengelola bus ini dengan baik. Barulah pada tahun 1976, PT Metromini didirikan bersamaan dengan Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja)
Baca Juga: Kuno Tapi Bandel, Ini 3 Keunggulan Rem Tromol Dibanding Cakram