Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi lampu sein pada mobil (pexels.com/Erik Mclean)
ilustrasi lampu sein pada mobil (pexels.com/Erik Mclean)

Intinya sih...

  • Meningkatkan risiko tabrakan mendadak

  • Membuat pengendara lain salah prediksi

  • Mengganggu kelancaran arus lalu lintas

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lampu sein sering disepelekan, padahal fungsinya krusial sebagai bahasa tubuh kendaraan di jalan. Banyak pengemudi malas menyalakannya dengan alasan buru-buru atau merasa nggak perlu, padahal tanpa sein, pengendara lain bisa salah prediksi dan kecelakaan mudah terjadi. Menyalakan sein cuma butuh satu detik, tapi kalau diabaikan risikonya bisa fatal, mulai dari tabrakan, reputasi buruk di jalan, sampai tilang karena melanggar aturan lalu lintas. Di tengah lalu lintas padat, disiplin kecil ini justru jadi investasi keselamatan jangka panjang.

1. Meningkatkan risiko tabrakan mendadak

ilustrasi lampu sein pada mobil (pexels.com/Erik Mclean)

Tanpa lampu sein, pengendara di belakang nggak punya waktu cukup untuk bereaksi. Mereka bisa kaget saat kendaraan di depannya tiba-tiba melambat atau berbelok. Reaksi mendadak ini sering bikin pengereman mendadak, yang berpotensi memicu tabrakan beruntun. Apalagi kalau kondisi jalan licin atau padat, risiko makin besar. Bahkan di kecepatan rendah, tabrakan kecil tetap bisa menimbulkan kerusakan pada kendaraan dan cedera pada penumpang. Dalam beberapa kasus, gesekan kecil bisa bikin pengemudi kehilangan kendali. Jadi, lampu sein bukan cuma formalitas, tapi sinyal penting untuk mengatur jarak aman.

2. Membuat pengendara lain salah prediksi

ilustrasi lampu sein pada mobil (pexels.com/Brett Sayles)

Lampu sein berfungsi sebagai tanda arah yang jelas. Kalau nggak dinyalakan, pengendara lain akan menebak-nebak arah pergerakan kendaraan. Salah prediksi di jalan bisa bikin situasi genting, apalagi saat ada kendaraan dari arah berlawanan yang melaju kencang. Kesalahan membaca gerakan kendaraan bisa mengakibatkan kecelakaan frontal. Dalam kondisi tertentu, bahkan pejalan kaki pun bisa ikut terjebak karena tidak tahu kendaraan akan berbelok. Jadi, abaikan sein sama saja dengan membuang “bahasa komunikasi” penting di jalan raya.

3. Mengganggu kelancaran arus lalu lintas

ilustrasi lampu sein pada mobil (pexels.com/Erik Mclean)

Belok mendadak tanpa sein bikin pengendara lain terpaksa mengerem atau mengubah arah secara tiba-tiba. Akibatnya, arus lalu lintas terganggu. Kemacetan kecil bisa terjadi hanya karena satu kendaraan tidak memberi tanda belok. Di area persimpangan, situasi ini bisa memicu kebingungan massal. Kendaraan dari berbagai arah harus menebak siapa yang punya hak jalan, yang ujung-ujungnya bikin perjalanan makin lama. Jadi, satu detik untuk menyalakan sein bisa menghemat banyak waktu di jalan.

4. Potensi terkena sanksi hukum

ilustrasi lampu sein pada mobil (pexels.com/Erik Mclean)

Tidak menyalakan lampu sein saat berbelok termasuk pelanggaran lalu lintas. Berdasarkan aturan, pelanggaran ini bisa kena tilang dan denda. Memang nominalnya mungkin nggak besar, tapi kalau sering dilakukan, jumlahnya bisa menumpuk. Selain uang, waktu juga terbuang saat harus mengurus pelanggaran. Menghadapi petugas di jalan dan mengurus administrasi tilang jelas bukan hal yang menyenangkan. Jadi, lebih baik disiplin sejak awal daripada ribet belakangan.

5. Merusak citra dan etika berkendara

ilustrasi lampu sein pada mobil (pexels.com/Erik Mclean)

Berkendara itu bukan cuma soal sampai tujuan, tapi juga soal menjaga etika di jalan. Belok tanpa sein dianggap perilaku egois karena mengabaikan keselamatan orang lain. Di mata pengguna jalan lain, pengemudi seperti ini biasanya dicap sembrono atau bahkan arogan. Citra buruk ini bisa bertahan lama, apalagi di komunitas pengendara atau lingkungan kerja. Orang akan mengingat perilaku negatif di jalan, bahkan lebih daripada gaya berkendara yang rapi. Menyalakan sein sebenarnya cara sederhana untuk menunjukkan respek pada orang lain di jalan raya.

Menyalakan lampu sein itu kecil, tapi dampaknya besar. Mengabaikannya berarti membuka peluang untuk risiko tabrakan, salah prediksi, kemacetan, sanksi hukum, dan citra buruk. Jalan raya adalah ruang bersama, jadi keselamatan semua orang bergantung pada kebiasaan disiplin tiap pengendara. Lebih baik mengorbankan satu detik untuk sein daripada kehilangan kendali, waktu, atau bahkan nyawa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team