Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash.com/Xan Griffin

Perkembangan penjualan mobil di Tanah Air rupanya terus mengalami peningkatan, apalagi semakin banyak produsen mobil yang menawarkan mobil dengan harga yang terjangkau namun dibarengi oleh fitur-fitur yang cukup lengkap.

Hal ini diperkuat juga oleh data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bahwa sampai pada bulan November 2018 telah mencapai 1 jutaan unit lebih telah sampai ke tangan konsumen, angka tersebut hampir mendekati target penjualan yang telah ditetapkan oleh Gaikindo yakni sebanyak 1,1 juta unit.

Berbicara mengenai industri otomotif, segmen mobil LCGC dianggap sebagai solusi bagi pemilik kendaraan sekaligus sebagai mobil yang ramah lingkungan. Tentu hal ini menjadi kontoversial di tengah usaha pemerintah mengatasi kemacetan namun di sisi lain pemerintah sendiri yang mengeluarkan UU tentang LCGC pada tahun 2013 silam.

1. Didesain untuk beban yang ringan

IDN Times/Kevin Handoko

Mobil LCGC atau low cost green car biasanya memiliki ukuran yang tidak selalu besar, hal ini tentu akan berdampak pada barang bawaan yang akan mengikuti ukuran mobil, dengan begitu konsumsi bahan bakar pun akan berkurang.

2. Biasanya memiliki kapasitas mesin yang kecil

carmudi.co.id

Selain memiliki ukuran bodi yang kecil, mobil LCGC juga biasanya memiliki kapasitas mesin yang kecil, sebut saja Toyota Agya yang termasuk golongan LCGC hanya memiliki mesin sebesar 1.000cc saja.

Dengan kapasitas mesin tersebut, diharapkan konsumsi bahan bakar pun akan berkurang pemakaiannya.

3. Tidak sejalan dengan tujuan untuk kurangi kemacetan

unsplash.com/Denys Nevozhai

Penerbitan UU mengenai mobil LCGC rasanya berlawanan dengan keinginan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan kendaraan bermotor demi hilangnya kemacetan yang semakin parah. Ironi terjadi saat pemerintah saat ini tengah serius membangun moda transportasi massal, namun kehadiran mobil LCGC terus membanjiri jalanan di Indonesia.

4. Dilema harga terjangkau mobil LCGC

unsplash.com/Jonathan Brinkhorst

Dengan harga untuk satu unit mobil LCGC yang tersedia mulai dari 98 juta rupiah, hal ini bisa menjadi dorongan bagi masyarakat yang ingin memiliki mobil namun dengan harga miring. Dari sisi konsumen harus diakui bahwa ini sangat menguntungkan, namun bagaimana dari sisi yang lain?

Memang jika satu unit mobil LCGC lebih efisien dalam urusan bahan bakar, namun apa jadinya bila semakin banyak orang yang membelinya, bukankah akan tetap menghasilkan banyak polusi jika diakumulasi?

Well, masih menjadi perdebatan selama ini.

5. Kesimpulan

Oto.com

Dengan semakin banyaknya masyarakat yang membeli mobil LCGC bukan tidak mungkin tingkat polusi akan terus bertambah, ada baiknya bila pemerintah lebih mementingkan mobil energi listrik daripada berfokus pada mobil murah ramah lingkungan atau LCGC karena tetap menggunakan bahan bakar fosil.

Serta diharapkan pembangunan moda transportasi massal akan terus berjalan guna menekan angka kemacetan sekaligus mengurangi gas buang kendaraan demi terciptanya lingkungan yang lebih baik lagi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team