Benarkah Mematikan AC Mobil Bisa Memberikan Tambahan Tenaga Saat Nanjak?

- AC mobil mengurangi tenaga karena kompresor membutuhkan tenaga untuk berputar dan mendinginkan kabin, terutama pada mobil kecil.
- Mematikan AC bisa membantu saat menanjak, terutama pada mobil kecil dengan beban maksimum, namun dampaknya berbeda pada setiap mobil.
- Mematikan AC sebaiknya dilakukan saat mobil membawa beban penuh di tanjakan panjang atau pada mobil bermesin kecil agar mesin fokus pada akselerasi. Namun, tidak selalu memberi dampak besar.
Banyak pengemudi merasa mobil terasa lebih berat saat menanjak, terutama ketika membawa penumpang atau melewati tanjakan panjang. Dalam kondisi seperti itu, beberapa orang memilih mematikan AC dengan harapan tenaga mesin menjadi lebih kuat. Tapi apakah cara ini benar-benar efektif atau hanya sekadar kebiasaan lama yang terbawa hingga sekarang?
Faktanya, AC memang memberikan beban tambahan pada mesin. Namun, seberapa besar pengaruhnya tergantung pada jenis mesin, kapasitas mobil, dan teknologi yang digunakan. Agar tidak sekadar menebak, kita perlu memahami bagaimana AC bekerja dan kapan mematikannya benar-benar memberi efek signifikan.
1. Kenapa AC bisa mengurangi tenaga mobil?

AC mobil bekerja menggunakan kompresor yang digerakkan oleh mesin melalui belt. Saat AC menyala, kompresor membutuhkan tenaga untuk berputar dan mendinginkan kabin. Beban kompresor inilah yang membuat sebagian tenaga mesin “tercuri”.
Pada mobil berkapasitas kecil seperti 1.0–1.3 liter, beban kompresor terasa lebih besar karena tenaga mesin memang terbatas. Itulah sebabnya mobil kecil lebih terasa loyo saat menanjak dengan AC menyala. Pada mobil bermesin lebih besar, penurunan tenaga tetap ada, tetapi pengemudi biasanya tidak terlalu merasakannya. Namun secara teknis, semua mobil tetap mengalami penurunan performa ketika kompresor bekerja.
2. Apakah mematikan AC membantu saat menanjak?

Jawabannya: ya, tetapi efeknya berbeda pada tiap mobil. Pada mobil kecil, mematikan AC bisa terasa signifikan, terutama ketika kompresor tidak hanya bekerja tetapi sedang pada beban maksimum. Mesin akan lebih leluasa menyalurkan tenaga ke roda tanpa harus membagi tenaga tersebut untuk memutar kompresor.
Ketika AC dimatikan, idle-up atau peningkatan putaran mesin otomatis juga hilang. Ini membuat respon mesin sedikit lebih langsung. Pada kondisi tanjakan yang curam atau saat mobil membawa banyak muatan, setiap tenaga tambahan sangat berarti. Namun pada mobil modern dengan teknologi seperti variable displacement compressor dan kontrol elektronik, beban AC bisa lebih ringan sehingga dampaknya pada performa tidak sebesar mobil generasi lama.
3. Kapan sebaiknya mematikan AC Untuk tambahan tenaga?

Mematikan AC tidak perlu dilakukan setiap kali menanjak. Ada beberapa kondisi khusus di mana langkah ini cukup membantu. Salah satunya ketika mobil membawa beban penuh di tanjakan panjang, seperti jalur Puncak atau daerah pegunungan. Pada situasi ini, mesin bekerja keras dan mematikan AC dapat memberi ruang bagi mesin untuk fokus pada akselerasi.
Selain itu, pada mobil bermesin kecil—misalnya LCGC atau city car—mematikan AC membantu menjaga mesin tidak kehilangan momentum. Mobil matik juga lebih sensitif terhadap beban tambahan, sehingga mematikan AC bisa mencegah mobil kehilangan tenaga saat perpindahan gigi otomatis terjadi di tanjakan. Namun ketika tanjakan tidak terlalu curam atau mobil dalam keadaan ringan, mematikan AC tidak selalu memberi dampak besar dan justru bisa membuat kabin menjadi tidak nyaman.
Pada akhirnya, mematikan AC memang dapat memberikan tambahan tenaga, tetapi bukan solusi utama. Kuncinya tetap pada teknik menyetir, menjaga putaran mesin, dan memastikan mobil dalam kondisi prima.


















