Benarkah Mobil Listrik Lebih Tahan Banjir Dibandingkan Mobil Bensin?

- Perbedaan sistem penggerak
- Baterai mobil listrik tahan air
- Sistem penggerak roda memberikan keunggulan
Banjir sering kali menghantui berbagai daerah di dataran rendah, terutama pada musim hujan. Jalanan yang tergenang air sering kali membuat pengendara mobil cemas, terutama ketika menghadapi genangan air yang cukup tinggi.
Dengan meningkatnya popularitas mobil listrik (EV), banyak orang mulai bertanya-tanya apakah mobil listrik lebih tahan terhadap kondisi banjir dibandingkan mobil dengan mesin pembakaran internal (ICE) penenggak bensin?
1. Komponen mesin yang berbeda

Perbedaan paling mendasar antara mobil listrik dan mobil ICE adalah sistem penggeraknya. Mobil ICE menggunakan mesin pembakaran internal yang beroperasi dengan bahan bakar fosil seperti bensin atau solar, sedangkan mobil listrik menggunakan motor listrik yang digerakkan oleh baterai. Komponen yang ada pada mobil ICE, seperti mesin, sistem pembuangan, dan sistem pembakaran, lebih rentan terhadap kerusakan akibat air.
Pada mobil ICE, jika air masuk ke dalam ruang mesin atau saluran pembakaran, bisa menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Komponen-komponen mesin tersebut bisa mengalami korosi, berkarat, atau bahkan macet jika air masuk terlalu banyak. Di sisi lain, mobil listrik memiliki komponen yang lebih tertutup, terutama motor listrik dan sistem baterai yang lebih terlindungi dari air. Meskipun motor listrik dan baterai tetap dapat terpengaruh oleh genangan air yang sangat tinggi, secara umum, mobil listrik lebih terlindungi karena sebagian besar komponen listrik berada di bawah lapisan kedap air.
2. Baterai mobil listrik kedap air

Salah satu kekhawatiran utama mengenai mobil listrik dalam menghadapi banjir adalah baterai lithium-ion yang digunakan sebagai sumber daya utama. Baterai mobil listrik, meskipun lebih tahan lama dan efisien dibandingkan bahan bakar fosil, tetap memiliki risiko jika terendam air. Air yang masuk ke dalam sistem baterai dapat menyebabkan korsleting, kebocoran, atau bahkan kebakaran, terutama jika baterai tersebut tidak dilengkapi dengan pelindung khusus.
Namun, produsen mobil listrik saat ini sudah memperhatikan masalah ini dengan lebih serius. Banyak kendaraan listrik yang kini dilengkapi dengan sistem kedap air untuk melindungi baterai dan motor listrik. Di samping itu, sebagian besar mobil listrik dirancang dengan perangkat keamanan seperti pemutus sirkuit otomatis yang memutuskan aliran listrik saat terjadi korsleting. Jika dibandingkan dengan mobil ICE, di mana sistem kelistrikan yang ada bisa langsung berisiko mengalami kerusakan parah akibat genangan air, perlindungan baterai pada mobil listrik cenderung lebih canggih.
3. Sistem penggerak roda

Selain faktor komponen mesin dan baterai, kemampuan mobil untuk menangani genangan air juga dipengaruhi oleh sistem penggerak yang digunakan. Mobil ICE biasanya mengandalkan sistem penggerak roda depan (FWD), roda belakang (RWD), atau semua roda (AWD), yang semuanya memiliki potensi untuk mengalami kesulitan saat melintasi air dalam jumlah besar.
Di sisi lain, banyak mobil listrik, terutama yang dirancang untuk off-road atau petualangan, sudah dilengkapi dengan sistem penggerak semua roda (AWD). Karena mobil listrik memiliki torsi yang langsung dapat diatur pada masing-masing roda, mobil listrik lebih responsif dalam mengatasi jalanan licin atau tergenang air, memberikan keunggulan dalam hal pengendalian di medan yang menantang.
Jadi, secara keseluruhan, mobil listrik memiliki beberapa keuntungan dalam menghadapi banjir jika dibandingkan dengan mobil ICE, terutama dari segi perlindungan komponen dan sistem penggerak yang lebih efisien. Meskipun baterai mobil listrik tetap menjadi komponen yang rentan terhadap kerusakan akibat genangan air, perlindungan yang semakin canggih dan desain kendaraan yang lebih kedap air membuat mobil listrik lebih aman dan lebih dapat diandalkan dalam kondisi banjir.
Namun, baik mobil listrik maupun mobil ICE tetap membutuhkan perhatian khusus dalam kondisi banjir. Jika motor atau kendaraan terendam air terlalu lama, risiko kerusakan tetap ada, baik itu pada komponen kelistrikan atau sistem pembakaran. Oleh karena itu, yang terpenting adalah berhati-hati dan tidak memaksakan kendaraan melewati genangan air yang terlalu tinggi untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.