Plus Minus Mobil RWD, Benarkah Lebih Jago di Tanjakan?

Sistem Rear Wheel Drive (RWD) atau penggerak roda belakang menyalurkan tenaga dari mesin ke roda belakang. Sistem penggerak ini sudah lebih dulu populer ketimbang penggerak roda depan (FWD). Hingga hari ini masih banyak kendaraan yang mengadopsi sistem RWD, seperti truk dan bus.

Untuk mobil sendiri, Toyota Kijang Inova dan Avanza masih memertahankan penggunaan penggerak roda belakang. Selain itu, mobil mewah seperti BMW seri 5, Mercedes-Benz E Class dan S Class juga masih mengadopsi sistem RWD.

Kelebihan utama sistem RWD adalah distribusi bobot kendaraan. Posisi mesin berada di bagian depan, begitu pula dengan gearbox dan drive shaft di bagian tengah, juga differensial di belakang.

Dengan distribusi bobot yang ideal ini, sistem RWD punya handling yang baik namun cenderung oversteer. Hal ini karena fungsi roda depan yang berfokus pada kemudi sedangkan roda belakang sebagai penggerak, sehingga beban kerja dari setiap roda dapat terdistribusi secara optimal.

Selain itu, mobil dengan sistem RWD juga bisa melintasi tanjakan curam lebih baik dari mobil FWD. Ini karena roda penggeraknya berada di bagian belakang, sehingga ban tidak akan kehilangan traksi saat berada di jalan menanjak.

Penggerak roda belakang juga punya kekurangan. Pertama, masalah efisiensi penyaluran tenaga. Dengan posisi mesin berada di bagian depan membuat tenaga harus melalui beberapa komponen untuk meraih penggerak di bagian belakang mobil.

Maka dari itu, tenaga yang dihasilkan akan tereduksi sebelum mencapai penggerak di belakang. Reduksi ini bahkan bisa mencapai 30 persen.

Mobil dengan sistem RWD membutuhkan ruang mesin yang besar karena menganut layout yang membujur. Tidak sampai situ, lantai kabin akan dipenuhi dengan jalur untuk transmisi dan drive shaft. Ini bisa mempengaruhi dimensi dan kelegaan kabin kendaraan. 

Jadi, apakah kamu tertarik dengan mobil penggerak roda belakang?