Honda Motor Co dan Nissan Motor Co akhirnya sepakat memulai pembicaraan merger yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus 2026. Langkah ini akan menciptakan grup produsen mobil terbesar ketiga di dunia.
Bersatunya Honda dan Nissan bisa memperkuat daya saing keduanya untuk menghadapi dominasi pemain besar seperti Tesla dari Amerika Serikat dan BYD dari China di pasar mobil listrik global.
Honda dan Nissan, masing-masing adalah produsen mobil terbesar kedua dan ketiga di Jepang berdasarkan volume, menghadapi tantangan besar dalam mengikuti tren elektrifikasi global.
Merger keduanya, seperti dikutip dari Kyodo, diproyeksikan dapat mengurangi biaya pengembangan teknologi yang tinggi dan meningkatkan efisiensi produksi melalui berbagi komponen.
Dalam pengumumannya, kedua perusahaan menyebutkan bahwa mereka ingin memanfaatkan sinergi untuk memperkuat posisi di pasar global dan menjawab kebutuhan akan inovasi di sektor kendaraan listrik.
Honda dan Nissan juga telah meluncurkan studi kelayakan bersama pada Maret 2024 untuk mengembangkan teknologi perangkat lunak terkait kendaraan listrik. Langkah ini bertujuan untuk memangkas biaya dan mempercepat peluncuran produk baru.
Merger Honda-Nissan juga melibatkan raksasa otomotif Jepang lainnya, yakni Mitsubishi Motors Corp. Mitsubishi sebelumnya merupakan mitra strategis Nissan. Mitsubishi kemungkinan akan membuat keputusan pada Januari 2025 mengenai apakah mereka akan bergabung dalam merger ini. Jika Mitsubishi bergabung, aliansi ini diperkirakan mampu mencatatkan penjualan tahunan hingga 8 juta unit kendaraan.
Kehadiran Mitsubishi dalam merger ini akan membawa tambahan kekuatan, terutama di segmen kendaraan kecil dan teknologi plug-in hybrid, yang menjadi salah satu fokus utama perusahaan tersebut. Dengan masuknya Mitsubishi, aliansi ini akan memiliki keunggulan lebih besar dalam menjangkau berbagai segmen pasar, mulai dari kendaraan listrik hingga kendaraan hybrid.
Bergabungnya Honda dan Nissan akan membuat mereka menjadi pemain otomotif terbesar ketiga di dunia, setelah Toyota dan Volkswagen. Dengan skala produksi yang lebih besar, aliansi ini dapat bersaing lebih efektif melawan dominasi Tesla dan BYD di sektor kendaraan listrik.
Selain itu, merger ini mencerminkan tren global di mana produsen otomotif besar menggabungkan kekuatan untuk menghadapi tantangan dalam pengembangan teknologi baru, seperti elektrifikasi dan kendaraan otonom. Sebelumnya, merger besar seperti Fiat dan Peugeot telah menciptakan Stellantis, raksasa otomotif keempat dunia.
Namun, merger ini juga membawa tantangan, termasuk penyatuan budaya perusahaan, manajemen operasional, dan integrasi teknologi yang berbeda. Meski demikian, keberhasilan merger ini dapat membuka jalan bagi Honda dan Nissan untuk memimpin transformasi industri otomotif global.