Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini 5 Kekurangan Mobil Listrik Wuling Air ev

Sesi first drive Wuling Air ev (IDN Times/Fadhliansyah)
Sesi first drive Wuling Air ev (IDN Times/Fadhliansyah)

Jakarta, IDN Times - Jurnalis IDN Times sudah dua kali merasakan berkendara dengan mobil listrik Wuling Air ev. Dari dua kesempatan itu penulis sempat menceritakan bagaimana seru dan menyenangkannya mengendarai mobil listrik Wuling Air ev untuk perkotaan.

Pada dua kesempatan itu, penulis menjajal Wuling Air ev Long Range yang memiliki jarak tempuh 300 kilometer. Dari dua kesempatan tersebut, penulis kali ini akan menyebutkan beberapa kekurangan Wuling Air ev yang dirasakan penulis saat menjajalnya.

1. Pengaturan setir tidak bisa teleskopik

Pengaturan setir Wuling Air ev tidak bisa teleskopik (IDN Times/Fadhliansyah)
Pengaturan setir Wuling Air ev tidak bisa teleskopik (IDN Times/Fadhliansyah)

Saat duduk di bangku pengemudi Wuling Air ev, hal yang penulis lakukan tentu saja menyesuaikan pengaturan jok, setir, serta spion agar sesuai dengan preferensi penulis. Fyi, penulis memiliki tinggi badan 181 cm. Saat dirasa mendapatkan posisi duduk yang cukup nyaman dan menyesuaikan spion, penulis langsung mengatur posisi setir.

Sayangnya, pengaturan posisi setir Wuling Air ev ini hanya tersedia naik-turun saja (tilt), tidak bisa maju-mundur (teleskopik). Hal ini membuat penulis tidak bisa fleksibel dalam mengatur posisi setir, yang membuatnya menjadi sedikit agak kaku.

2. Jok baris kedua kurang cocok bagi postur tubuh tinggi besar

Jok baris kedua Wuling Air ev (IDN Times/Fadhliansyah)
Jok baris kedua Wuling Air ev (IDN Times/Fadhliansyah)

Selanjutnya masih soal interior Wuling Air ev, saat mencoba akan duduk ke baris kedua, penulis merasakan aksesnya cukup sulit lantaran ruang kabinnya yang enggak terlalu besar. Jok untuk pengemudi dan penumpang memang terasa cukup nyaman saat diduduki, sayangnya posisi headrestnya tidak bisa diatur karena menyatu dengan jok. Dan ketika duduk di belakang, penulis merasakan head roomnya dan leg roomnya terbatas.

Apalagi kalau settingan jok depannya mengikuti tinggi badan penulis, sudah pasti posisi duduk di bangku belakang jauh berkurang kenyamanannya. Tetapi, hal ini tentu saja akan berbeda jika diduduki oleh orang dengan postur tubuh yang lebih rendah dari penulis, atau untuk anak-anak misalnya.

3. Ruang bagasi terbatas

Bagasi Wuling Air ev (IDN Times/Fadhliansyah)
Bagasi Wuling Air ev (IDN Times/Fadhliansyah)

Untuk memaksimalkan keluasan kabin bagi penumpang dan pengemudi, Wuling harus mengorbankan ruang bagasi dari Air ev. Ketika pintu bagasi dibuka, terlihat bagasi yang tersedia terbilang kecil. Untuk mendapatkan bagasi yang lebih luas, pemilik bisa melipat kursi baris kedua dengan konfigurasi 50:50 atau dilipat seluruhnya.

Untungnya, ada beberapa kompartemen di kabin Wuling Air ev yang bisa dimanfaatkan penumpang untuk menaruh barang. Ditambah, ada pengait gantungan barang di dasbor depan yang bisa digunakan untuk sekadar menaruh barang belanjaan.

4. Posisi pedal gas sulit diraih

Radius putar Wuling Air ev kecil banget (IDN Times/Fadhliansyah)
Radius putar Wuling Air ev kecil banget (IDN Times/Fadhliansyah)

Selanjutnya, pedal gas pada Wuling Air ev ini menurut penulis cukup sulit diraih. Setidaknya oleh pengemudi dengan kaki cukup besar seperti penulis, pedal gasnya dirasa terlalu menempel ke bagian kanan.

Jadi, sempat beberapa kali di kemacetan penulis gagal menginjak pedal gas dan harus melihat posisinya terlebih dahulu untuk mendapatkan injakan yang tepat. Problem ini sebenarnya bukan merupakan masalah besar, dan bisa saja hanya memerlukan kebiasaan.

5. Kurang nyaman untuk kecepatan tinggi

Wuling Air ev di jalan tol (dok. Wuling)
Wuling Air ev di jalan tol (dok. Wuling)

Penulis pernah mencoba Wuling Air ev di jalan tol dalam kota. Saat itu kondisi tol cukup sepi, dan penulis mencoba memacu Air ev dengan kecepatan yang cukup tinggi sekitar 85-90 km/jam. Di kecepatan itu, mobil terasa sedikit goyang apalagi ketika akan berpindah lajur.

Jadi, bisa disimpulkan memang kalau mobil listrik Wuling Air ev paling cocok dipakai sehari-hari di perkotaan bukan untuk dipacu dengan kecepatan tinggi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Dwi Agustiar
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us