Jakarta, IDN Times - Xiaomi YU7 menerima 240 ribu pemesanan hanya dalam 18 jam setelah peluncuran. Jumlah pesanan tersebut ternyata telah menghabiskan kapasitas produksi mobil di pabrik hingga awal 2027.
Melansir Carnewschina, Xiaomi memiliki satu pabrik di Beijing, yang dibagi menjadi dua fase. Tahap pertama (F1) mulai dibangun pada April 2022, meliputi area seluas 720 ribu meter persegi dan selesai pada Juni 2023.
Produksi massal di pabrik F1 dimulai pada Maret 2024, setelah peluncuran SU7. Kapasitas tahunan F1 adalah 150 ribu unit. Selanjutnya, tahap 2 (F2) memulai konstruksi pada Juli 2024, mencakup area yang lebih kecil seluas 531 ribu meter persegi, dengan keseluruhan proyek diperkirakan akan selesai pada Juni 2025.
Perkembangan terbaru yang dirilis pada Mei 2025, melaporkan F2 dijadwalkan untuk memulai produksi massal pada Juni lalu. Namun, tidak ada kabar resmi yang diberikan mengenai penyelesaian F2 sejak saat itu. F2 memiliki kapasitas tahunan yang sama yaitu 150 ribu unit.
Menurut laporan, batch pertama 500 unit YU7 untuk showroom diproduksi di pabrik F1, bukan F2, bersama dengan 653 unit yang sebelumnya dibuat untuk pengujian internal. Produksi massal di F2 diperkirakan akan segera dimulai, kemungkinan pada Juli 2025.
Bahkan, jika Xiaomi berhasil meningkatkan produksi di pabrik baru dengan cepat, 240 ribu pesanan pada dasarnya berarti mobil tersebut terjual habis untuk tahun depan dengan beberapa pelanggan yang perlu menunggu hingga awal 2027. Dan perlu diingat, itu hanya untuk 18 jam pertama.
Xiaomi YU7 hadir dalam tiga varian berbeda, dimulai dari Standard dengan penggerak roda belakang (Rear Wheel Drive/RWD) yang dijual sekitar Rp570 jutaan. Lalu, ada YU7 Pro dengan penggerak semua roda (All Wheel Drive/AWD) yang dibanderol Rp630 jutaan.
Sementara, varian tertingginya, Xiaomi YU7 Max, dengan penggerak AWD dan performa tinggi, ditawarkan dengan harga yang jika dikonversi saat ini setara Rp740 jutaan.