Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Alasan Mobil SUV Gak Kuat Nanjak Padahal Torsinya Besar

Land Cruiser 1958 (Toyota)
Land Cruiser 1958 (Toyota)
Intinya sih...
  • Rasio gigi transmisi tidak mendukung tanjakan
  • Torsi rendah di putaran bawah dan bobot berlebih
  • Ban, rem, dan gaya mengemudi juga berpengaruh

Saat melihat mobil dengan mesin besar, banyak orang berasumsi bahwa performanya akan selalu kuat di segala kondisi, termasuk saat menanjak. Namun, tak sedikit pengemudi yang mengalami kejadian mobil ngos-ngosan saat melewati tanjakan curam, padahal spesifikasi mesin terlihat mumpuni dan dalam kondisi sehat. Lalu, apa sebenarnya penyebabnya?

Mesin besar memang memiliki tenaga lebih besar secara teori, tapi tenaga tersebut harus tersalurkan secara optimal ke roda. Jika salah satu komponen penyalur tenaga tidak bekerja sesuai fungsinya, maka hasil akhirnya bisa mengecewakan. Bahkan, dalam banyak kasus, masalahnya justru bukan di mesin, melainkan di sistem transmisi, bobot kendaraan, atau cara mengemudi yang kurang tepat.

1. Rasio gigi transmisi tidak mendukung tanjakan

ilustrasi bengkel mobil di Jabodetabek (pexels.com/Shuaizhi Tian)
ilustrasi bengkel mobil di Jabodetabek (pexels.com/Shuaizhi Tian)

Penyebab utama mobil besar kesulitan menanjak adalah rasio transmisi yang tidak sesuai. Mesin boleh saja bertenaga besar, tapi jika gigi terlalu tinggi saat tanjakan—misalnya tetap berada di gigi 3 atau 4—tenaga tidak akan tersalurkan maksimal. Mobil membutuhkan torsi besar saat menanjak, dan ini hanya bisa didapat jika gigi transmisi diposisikan rendah. Pada mobil matik, masalah ini kadang muncul saat transmisi lambat menurunkan gigi (downshift), sehingga mobil seperti terlambat merespons.

2. Torsi rendah di putaran bawah dan bobot berlebih

Toyota Land Cruiser (Pexels/Roger Capper)
Toyota Land Cruiser (Pexels/Roger Capper)

Mobil dengan mesin besar belum tentu memiliki torsi besar di putaran rendah. Jika karakter mesinnya baru mengeluarkan tenaga maksimal di rpm tinggi, maka pada kondisi tanjakan perlahan, performanya akan terasa lemah. Kondisi ini makin parah jika mobil membawa beban berat, baik itu penumpang penuh maupun barang di bagasi. Kombinasi torsi rendah dan beban berat membuat mobil kewalahan menanjak, meskipun tenaga maksimalnya tinggi.

3. Ban, rem, dan gaya mengemudi juga berpengaruh

ilustrasi ban mobil (freepik.com/standret
ilustrasi ban mobil (freepik.com/standret

Jangan lupakan faktor ban. Jika ban sudah aus atau tekanan angin terlalu rendah, traksi ban ke permukaan jalan berkurang drastis. Akibatnya, roda bisa selip atau mobil terasa tidak bertenaga padahal mesin berusaha keras. Begitu juga dengan kondisi rem yang tertahan, misalnya karena kampas rem lengket atau piston rem macet, membuat mobil seperti ditahan saat ingin naik. Di sisi lain, gaya mengemudi yang kurang tepat—seperti terlalu pelan saat mendekati tanjakan atau tidak menjaga momentum—bisa menyebabkan mobil kehilangan tenaga saat kritis.

So, mobil yang tidak kuat menanjak meski mesinnya besar dan sehat bisa disebabkan oleh transmisi yang tidak sesuai, distribusi torsi yang tidak merata di rpm rendah, beban kendaraan, hingga faktor teknis lain seperti ban dan rem. Maka, penting untuk mengecek seluruh sistem penggerak, bukan hanya fokus pada mesin semata.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us