Menghidupkan Kembali Si WIllys, Jip Sisa Perang Kini Jadi Primadona

Nuryadin bercerita bagaimana jumlah ketersediaan Willys di Makassar semakin menipis. Ini menjadikan Willys sebagai barang langka yang kehadirannya selalu menyita perhatian banyak orang.

Bahkan, saat mobilnya dikumpulkan bersama mobil-mobil keluaran baru, lebih banyak orang yang tertarik dan berfoto di dekat mobil klasiknya, Willys Ford M38. Hal serupa juga terjadi ketika ia membawa jipnya mengaspal di jalan raya.

“Saya pikir daya tarik mobil saya ini lebih bagus dari Rubicon, Pajero. Karena saya datang, orang langsung ambil foto di situ. Cari gambar di Willys. Kalau saya jalan keluar di jalan raya juga itu mata orang tertuju ke Willys,” katanya.

Mobil-mobil yang sudah berumur biasanya identik dengan perawatan yang susah. Namun, tidak halnya dengan Willys. Nuryadin berkata bahwa perawatan Willys justru tidak sulit. 

Dirinya mengaku kesulitan dalam menangani Willys hanya ia rasakan kala proses merakit agar siap pakai. Setelahnya, ia mengatakan perwatan Willys seperti mobil-mobil biasa.

“Kalau sudah ready gitu perawatannya gak sulit. Kita cuma perhatikan saja itu oli gardan, oli mesin, terus air radiator. Lalu ganti oli berkala setiap beberapa kilo. Kampas rem juga. Seperti mobil biasa,”

Namanya saja mobil perang, seharusnya memang tidak rewel, kan.

Keistimewaan yang satu ini sudah tidak diperdebatkan lagi. Sebagai mobil keluaran zaman perang, segala komponennya dipersiapkan lebih tahan banting dari mobil-mobil zaman now.

Selain untuk off road, Nuryadin sendiri sering mengajak Willys ke jalur offroad dan pantai. Ia merasa lebih percaya diri melibas jalur-jalur berat dengan Willys ketimbang mobil lain, meski pun mobil tersebut adalah mobil keluaran terbaru.

"Biasa juga kalau orang rumah mau pergi rekreasi di pinggir laut, biasa saya pakai Willys. Karena itu kan Willys biar di pasir bisa juga, biar berlumpur bisa juga. Karena dia itu four wheel drive. Jadi kita gak takut-takut," katanya.