5 Kekurangan Mobil Listrik Ini Bikin Orang Setia Jadi Sahabat SPBU

Mobil listrik belum akan menggeser mobil bensin

Tren mobil listrik sepertinya memang tak terhindarkan. Tapi mobil listrik sepertinya belum akan menggeser dominasi mobil bensin atau solar. Sebab sampai saat ini populasi mobil listrik di tanah air masih sangat sedikit.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mencatat penjualan mobil listrik sepanjang 2023 hanya 17,051 unit. Bandingkan dengan penjualan mobil bensin atau solar yang bisa mencapai ratusan ribu unit pada tahun yang sama.

Banyak alasan kenapa orang masih enggan membeli mobil listrik dan masih memilih tetap setia menjadi sahabat SPBU, berikut beberapa di antaranya.

1. Harga mahal

5 Kekurangan Mobil Listrik Ini Bikin Orang Setia Jadi Sahabat SPBUcarscoops.com

Saat ini mobil listrik memang semakin banyak variannya di Indonesia. Ada Hyundai Ioniq 5 dan 6, Wuling Air ev dan Binguo EV, MG 4 EV, NETA, hingga BYD. Tapi mobil-mobil tersebut masih dijual dengan harga Rp300 jutaan lebih.

Pada saat yang sama banyak mobil kovensional di rentang rentang harga tersebut, bahkan ada yang di bawah Rp200 juta. Selain itu pilihan mobil konvensional lebih banyak dan beragam, sehingga kita lebih bisa memilih mana yang sesuai dengan selera dan kebutuhan. 

Baca Juga: Alasan Mobil Listrik Bakal Turun Harga Mulai 2027

2. SPKLU masih jarang

5 Kekurangan Mobil Listrik Ini Bikin Orang Setia Jadi Sahabat SPBUautocarindia.com/

Saat ini jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) masih jarang. Kalau pun ada itu hanya di kota-kota besar saja. Sehingga banyak orang berpikir dua kali sebelum mereka membeli mobil listrik.

Sebab kebanyakan orang membeli mobil bukan hanya untuk dipakai bekerja, melainkan juga untuk kebutuhan lain, seperti mudik misalnya. Bayangkan kalau kamu harus mudik ke desa di pelosok yang sudah pasti tidak ada SPKLU-nya. 

Karena itu, selama SPKLU belum menyebar secara merata, selama itu pula mobil listrik gak akan bisa menggeser dominasi mobil konvensional. 

3. Waktu charge lama

5 Kekurangan Mobil Listrik Ini Bikin Orang Setia Jadi Sahabat SPBUhttps://money.com/

Alasan lain kenapa kebanyakan orang masih setia menjadi sahabat setia SPBU adalah waktu pengisian mobil listrik yang relatif lama. Rata-rata pengisian ulang mobil listrik sekitar 5-7 jam. Ada sih pengisian cepat hingga sejam tapi stasiun pengisian cepat masih sangat minim sekali jumlahnya.

Bandingkan dengan waktu pengisian bensin atau solar yang biasanya gak sampai lima menit. Jadi wajar kalau orang masih enggan membeli mobil listrik dan masih setia menjadi sahabat SPBU. 

4 . Usia baterai gak lama

5 Kekurangan Mobil Listrik Ini Bikin Orang Setia Jadi Sahabat SPBUautocarindia.com/

Biasanya produsen mobil listrik akan memberi garansi baterai selama 8 hingga 10 tahun. Setelah itu pemilik mobil listrik akan dilanda kecemasan. Sebab harga baterai sangat mahal, bahkan lebih dari separuh dari harga mobil listrik itu sendiri.

Misalnya tahun ini kamu membeli mobil listrik dengan harga Rp400 juta. Lalu 10 tahun kemudian baterainya soak dan kamu harus membeli baterai baru sebesar Rp200 juta. Apa kamu rela merogoh Rp200 juta hanya untuk membeli baterai? Saat itu mobil listrik yang gunakan bahkan sudah ketinggalan jaman. 

Bandingkan dengan mobil konvensional. Banyak mobil bermesin bensin atau solar yang sudah berusia 20 tahun masih eksis di jalan. Kalau pun perlu peremajaan atau perbaikan mesin, mereka hanya membutuhkan dana sekitar Rp10-20 juta untuk biaya turun mesin. Setelah itu jos lagi.

5. Harga jual kembali rendah

5 Kekurangan Mobil Listrik Ini Bikin Orang Setia Jadi Sahabat SPBUmynrma.com.au

Kebanyakan orang gak akan membeli mobil untuk digunakan seumur hidup mereka. Rata-rata pemakaian mobil hanya lima tahun setelah itu dijual untuk diganti dengan yang baru. Sebab harga jual mobil yang berusia lima tahun biasanya masih lumayan tinggi.

Tapi lain hal dengan mobil listrik. Harga bekas mobil listrik kemungkinan bakal jatuh banget. Sebab mobil listrik sangat bergantung pada baterai yang garansinya hanya 8 hingga 10 tahun. Setelah garansi baterai habis, habis pula nilai jual mobil tersebut.

Itu sebabnya banyak orang masih setia menjadi sahabat SPBU. Sebab eksistensi mobil listrik saat ini belum benar-benar didukung infrastrukturnya. Dan biasanya, mereka yang punya mobil listrik juga masih menjadi sahabat SPBU karena mereka juga masih punya mobil konvensional di rumahnya.

Baca Juga: Daftar Pabrikan Otomotif Terbesar di China yang Mendunia

Ndoro Anom Photo Verified Writer Ndoro Anom

Pecinta otomotif, motor dan mobil

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya