Mengenal Filosofi Kaizen yang Membuat Toyota Mendunia

Kaizen adalah keberanian untuk menatap perubahan

Toyota masih menjadi raksasa otomotif dunia. Sepanjang 2023 kemarin, pabrikan asal Jepang ini berhasil menguasai pangsa pasar sebesar 10,6 persen. Raihan ini menjadikan Toyota sebagai brand terlaris di dunia.

Toyota mengalahkan Volkswagen yang menguasai pangsa pasar 9,5 persen dan Hyundai dengan pangsa pasar sebesar 7,4 persen.

Prestasi ini tentu saja bukan hasil kerja semalam. Sebab Toyota memiliki prinsip Kaizen. Prinsip inilah yang membuat Toyota bisa terus bertahan dan beradaptasi dengan berbagai perubahan di dunia otomotif.

Yuk, kita cari tahu apa itu Kaizen.

1. Arti Kaizen

Mengenal Filosofi Kaizen yang Membuat Toyota MenduniaIlustrasi pabrik Toyota (global.toyota.com)

Kaizen menjadi salah satu kunci dalam sistem produksi Toyota. Kaizen diambil dari dua kata, yakni Kai yang berarti perubahan dan Zen yang berarti bagus. Jadi Kaizen bisa diartikan sebagai melakukan sesuatu secara terus menerus sehingga menghasilkan perubahan yang baik atau bagus.

Dalm bahasa Inggris, Kaizen bisa diartikan sebagai Continuous Improvement. Dengan filosofi ini, Toyota memiliki spirit untuk selalu memberikan kualitas terbaik, baik dalam produk maupun kedisiplinan.

Tidak hanya itu, prinsip Kaizen ini juga menjadi nyawa dalam produksi untuk menghasilkan efisiensi kerja, baik dalam hal proses maupun peralatan yang dibutuhkan, sehingga tidak ada yang sia-sia. 

Baca Juga: Tesla Model 3 Highlander Dibanderol Rp1,5 Miliar, Ini Keunggulannya

2. Penerapan Kaizen

Mengenal Filosofi Kaizen yang Membuat Toyota MenduniaIlustrasi pabrik Toyota (global.toyota.com)

Toyota pertama kali menggunakan prinsip Kaizen setelah Perang Dunia Kedua. Taiichi Ohno, mantan Wakil Presiden Eksekutif Toyota Motor Corporation (TMC), mengatakan salah satu penerapan Kaizen dalam produksi adalah dengan bertanya “kenapa” sebanyak lima kali dalam setiap masalah.

Seperti halnya saat robot pengelasan yang berhenti di tengah operasi produksi mobil. Ohno bertanya dengan awalan “kenapa” dan menemukan inti masalahnya yakni tidak adanya filter pada pompa yang membuat ada serutan logam menghambat robot pengelasan tersebut.

Contoh lain pentingnya prinsip Kaizen adalah ketika sistem produksi di awal tahun 1950 menghadapi masalah limbah sisa perakitan pada jalur produksi. Ohno berpikir bagaimana cara menghilangkan limbah tersebut.

Saat itu dalam sistem produksi, setiap komponen yang selesai digunakan dipindah ke tahap berikutnya. Karyawan tidak saling berkomunikasi mengenai kebutuhan mereka. Sehingga ada komponen yang tidak terpakai dan menjadi limbah.

Ohno pun sadar bahwa akan lebih efisien jika seorang karyawan menginformasikan ke pekerja sebelumnya komponen apa saja yang dibutuhkan. Masalah ini akhirnya teratasi dengan formula ‘supermarket’ di mana pekerja mengambil komponen sesuai kebutuhannya saja.

3. Kaizen mengispirasi karyawan untuk

Mengenal Filosofi Kaizen yang Membuat Toyota MenduniaIlustrasi pabrik Toyota (global.toyota.com)

Prinsip Kaizen juga menjadi inspirasi hadirnya Toyota Creative Ideas and Suggestions System (TCISS) yang diperkenalkan oleh Eiji Toyoda, Managing Director TMC periode 1950-1981. Dengan sistem ini, setiap karyawan Toyota bisa menyampaikan gagasan perbaikan dan saran.

Para karyawan juga didorong untuk selalu meninjau kembali pekerjaan dan menerapkan perbaikan yang sesuai dengan filosofi Kaizen. Dengan begitu, perbaikan demi perbaikan akan terus dilakukan. Tak mengejutkan jika mobil-mobil Toyota dikenal tangguh dan jarang rusak.

Baca Juga: Toyota Fortuner Kecelakaan di Tol MBZ, Ini Aturan Bahu Jalan 

Ndoro Anom Photo Verified Writer Ndoro Anom

Pecinta otomotif, motor dan mobil

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya