Tiga Pabrikan Otomotif Ini Pernah Hengkang dari Indonesia

Peugeot memutuskan cabut dari Indonesia

Peugeot akhirnya memutuskan hengkang dari pasar otomotif Indonesia. Keputusan tersebut disampaikan secara resmi Peugeot pada Jumat, 3 Mei 2024. Tak disebutkan secara jelas apa penyebab mundurnya pabrikan asal Prancis tersebut namun besar kemungkinan karena penjualan mobil mereka yang terus melorot.

Dibandingkan dengan pabrikan lain, Peugeot memang kurang bersinar di tanah air. Selain model mobil yang terbatas --mereka hanya punya tiga model yang dijual di Indonesia-- jaringan bengkel dan after sales Peugeot di negeri ini juga sangat terbatas.

Sementara pabrikan lain, terutama pabrikan Korea Selatan dan China, terus menggempur pasar Indonesia secara masif. Mereka tak hanya rajin merilis mobil baru, tapi juga membangun jaringan bengkel dan bahkan membangun pabrik perakitan mobil.

So, tak mengejutkan jika Peugeot kemudian memilih mengibarkan bendera putih. Dan Peugeot bukan yang pertama. Berikut beberapa pabrikan raksasa otomotif yang kalah bersaing di pasar Indonesia sebelum mengundurkan diri.

1. Datsun

Tiga Pabrikan Otomotif Ini Pernah Hengkang dari IndonesiaDatsun Go (indomobildatsun.com)

Datsun pamit dari pasar otomotif Indonesia pada 2020. Mereka menghentikan penjualan mobil, menyetop aktivitas pabrik, dan pada akhirnya mengundurkan diri dari tanah air. Keputusan Datsun ini cukup mengejutkan. Sebab mobil-mobil Datsun banyak berseliweran di jalanan yang artinya cukup laku.

Apalagi Datsun selama ini bermain di segmen mobil murah dan mereka memiliki cukup banyak model, seperti Datsun Go Panca, Datsun Go+, dan Datsun Cross. Ketiga model ini bersaing dengan Daihatsu Ayla, Toyota Agya, Brio Satya, dan Suzuki Wagon R. Pasar yang sebenarnya cukup gurih karena banyak peminatnya.

Namun persaingan yang begitu ketat, ditambah pandemik COVID-19 serta kondisi di Grup Nissan Datsun yang sedang tidak baik-baik saja kala itu, membuat Datsun akhirnya harus disuntik mati di Indonesia.

Baca Juga: Wuling Air ev dan BinguoEV Dominasi Pasar Mobil Listrik Tanah Air

2. Chevrolet

Tiga Pabrikan Otomotif Ini Pernah Hengkang dari IndonesiaChevrolet Captiva (lifepal)

General Motors (GM) Indonesia secara resmi menghentikan penjualan semua mobil Chevrolet mulai April 2020. Keputusan ini tidak terlalu mengejutkan karena kabar GM akan cabut dari Indonesia sudah berembus sejak setahun sebelumnya. Selain itu mobil-mobil Chevrolet juga kurang bisa bersaing di pasar Indonesia.

Banyak yang menyayangkan keputusan GM hengkang dari tanah air. Sebab penggemar Chevrolet di negeri ini lumayan banyak dan mobil-mobil mereka juga cukup ikonik, salah satunya adalah Captiva. Mobil SUV satu ini dikenal nyaman dan mesinnya juga cukup bertenaga. Sayangnya Captiva kalah bersaing dengan SUV-SUV bikinan pabrikan Jepang.

3. Ford

Tiga Pabrikan Otomotif Ini Pernah Hengkang dari IndonesiaFord Everest (ford.co.id)

PT Ford Motor Indonesia mengibarkan bendera putih pada semester kedua 2016. Managing Director Ford Motor Indonesia Bagus Susanto saat itu mengatakan mundur dari persaingan di pasar mobil tanah air adalah keputusan yang sulit namun Ford tidak memiliki opsi lain  untuk bertahan di Indonesia.

Sebab mobil-mobil mereka, seperti Ford Ecosport, Focus, Fiesta, Escape, hingga Everest entah kenapa kurang laku di negeri ini. Padahal mobil-mobil tersebut cukup nyaman dan canggih. Hanya saja pasar Indonesia sepertinya lebih memilih mobil yang bandel alias tahan rusak dibandingkan mobil yang canggih tapi rewel atau gampang rusak.

Kabar baiknya, enam tahun setelah pamit, Ford kembali mencoba peruntungan mereka di Indonesia melalui RMA Group Indonesia. Perusahaan yang sebelumnya hanya memegang layanan aftersales setelah Ford Motor Indonesia menutup bisnis pada 2016 ini telah meningkatkan statusnya menjadi distributor Ford mulai 2022 hingga saat ini.

Baca Juga: Adu Spesifikasi Wuling Cloud EV vs BYD Dolphin, Mana Paling Canggih?

Ndoro Anom Photo Verified Writer Ndoro Anom

Pecinta otomotif, motor dan mobil

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya