Dampak Buruk Mencampur Bensin
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN TIMES - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin tinggi membuat banyak pemilik kendaraan menyiasatinya dengan mencampur bensin beroktan tinggi dengan bensin beroktan rendah.
Cara ini memang bisa menghemat pengeluaran, tapi sangat tidak disarankan. Sebab mencampur bensin dengan oktan yang berbeda bisa berakibat buruk pada kendaraanmu.
Percaya deh, kalau mesin sudah rusak, ongkos perbaikannya pasti jauh lebih mahal dibanding penghematan yang kamu lakukan dari mencampur bensin.
1. Tidak direkomendasikan karena karakteristik setiap bensin berbeda
Pertama, masing-masing bensin memiliki karakteristik sulfur yang berbeda. Sudah pasti muatannya pun juga berbeda. Jika pada awalnya kendaraan tersebut biasa diberi BBM dengan oktan 88, kemudian dicampurkan dengan BBM dengan oktan 92, maka hal tersebut tidak akan meningkatkan performa mesin.
Ini akan menjadi hal yang sia-sia karena justru dapat menurunkan kualitas dari bahan bakar tersebut. Maka dari itu, sesuaikan rasio kompresi kendaraan saat memilih BBM agar dapat terbakar dengan sempurna.
Baca Juga: Malas Mengisi Bensin Harus Siap Hadapi 3 Risiko Ini
Editor’s picks
2. Dapat memperpendek usia kendaraan
Mencampur BBM secara sembarangan ternyata dapat memperpendek usia kendaraan, lho. Bahan bakar mengandung kandungan yang dapat meninggalkan deposit atau kerak pada mesin. Untuk mencegah munculnya kerak, BBM memiliki zat aditif deterjen. Dengan mencampur BBM dari berbagai jenis dapat membuat kandungan deterjen tidak bekerja secara efektif.
Jumlah deterjen yang terlalu banyak atau sedikit justru dapat membuat deposit atau kerak menjadi bertambah. Jika deposit atau kerak yang tersisi tidak dapat dibersihkan, maka akan timbul beberapa masalah seperti konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.
3. Gunakan hanya satu jenis bahan bakar saja
Karena tidak bagus mencampur bahan bakar sembarangan, maka sangat disarankan menggunakan satu jenis bahan bakar saja. BBM yang dipilih tentunya harus disesuaikan dengan rasio kompresi kendaraan, atau jenis BBM yang direkomendasikan oleh pihak pabrikan.
Dengan ini kita bisa menjaga kondisi mesin dari deposit atau kerak akibat pembakaran yang tidak sempurna. So, lebih baik mencegah ketimbang mengobati, bukan?