Perbedaan Mobil Light Hybrid, Full Hybrid, dan Plug-in Hybrid

Industri otomotif semakin berkembang menuju elektrifikasi. Salah satu inovasi yang paling banyak diadopsi adalah teknologi hybrid. Namun, tidak semua mobil hybrid bekerja dengan cara yang sama.
Saat ini setidaknya ada tiga jenis mobil hybrid, yaitu Light Hybrid (Mild Hybrid), Full Hybrid, dan Plug-in Hybrid (PHEV). Setiap jenis memiliki cara kerja, efisiensi, dan target pasar yang berbeda.
Nah, berikut adalah penjelasan lengkap tentang perbedaan ketiganya serta contoh model mobil dari masing-masing kategori.
1. Light Hybrid

Light Hybrid atau sering disebut Mild Hybrid Electric Vehicle (MHEV) memiliki sistem elektrifikasi yang ringan. Mobil jenis ini tetap menggunakan mesin bensin atau diesel sebagai tenaga utama, sementara motor listrik kecil berfungsi untuk membantu meningkatkan efisiensi bahan bakar.
Sistem ini biasanya menggunakan baterai berkapasitas kecil (48V-100V) yang membantu mesin saat akselerasi, mengurangi konsumsi bahan bakar, dan meningkatkan efisiensi sistem start-stop. Namun, mobil Light Hybrid tidak dapat berjalan sepenuhnya dengan tenaga listrik seperti Full Hybrid atau PHEV.
Contoh mobil dengan teknologi light hybrid antara lain Suzuki Ertiga Hybrid. Mobil jenis ini cocok untuk pengguna yang ingin menghemat bahan bakar tanpa harus mengubah kebiasaan berkendara secara drastis.
Mobil light hybrid juga cocok untuk mereka yang sering berkendara di perkotaan dan ingin mendapatkan sedikit efisiensi lebih baik tanpa biaya tambahan untuk pengisian daya baterai.
2. Full Hybrid

Mobil dengan teknologi Full Hybrid (HEV) biasanya dibekali motor listrik yang lebih kuat dibandingkan Light Hybrid. Motor ini mampu menggerakkan mobil tanpa bantuan mesin bensin dalam kondisi tertentu.
Sistem ini bekerja dengan mengisi ulang baterai melalui pengereman regeneratif dan mesin bensin, sehingga tidak memerlukan pengisian daya eksternal. Mobil Full Hybrid bisa berjalan dengan mode listrik sepenuhnya dalam jarak pendek, tetapi tetap mengandalkan mesin bensin untuk perjalanan jauh.
Contoh mobil Full Hybrid antara lain Toyota Corolla Cross Hybrid, Honda CR-V e:HEV, serta Hyundai Santa Fe Hybrid. Mobil Full Hybrid sangat cocok untuk pengguna yang ingin menikmati efisiensi bahan bakar lebih tinggi dibandingkan Light Hybrid, tetapi tidak ingin repot dengan pengisian daya eksternal.
Model ini sering menjadi pilihan keluarga dan pengguna di daerah perkotaan yang mengalami kemacetan karena sistem hybridnya bekerja optimal dalam kondisi stop-and-go.
3. Plug-in Hybrid (PHEV)

Mobil Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) memiliki motor listrik yang lebih besar dan baterai dengan kapasitas tinggi dibandingkan Full Hybrid. Perbedaannya yang paling utama adalah PHEV bisa diisi ulang melalui sumber listrik eksternal, sehingga bisa beroperasi sebagai mobil listrik sepenuhnya dalam jarak tertentu sebelum mesin bensinnya menyala.
Kendaraan PHEV memungkinkan pengemudi menggunakan mode listrik sepenuhnya (EV Mode) untuk perjalanan pendek dan tetap memiliki mesin bensin untuk perjalanan jauh, menjadikannya solusi transisi antara kendaraan berbahan bakar fosil dan mobil listrik murni (BEV).
Contoh mibil PHEV antara lain Mitsubishi Outlander PHEV, BMW X5 xDrive45e, dan Toyota RAV4 Prime. Mobil PHEV cocok buat kamu yang ingin menikmati manfaat kendaraan listrik tanpa harus bergantung sepenuhnya pada stasiun pengisian daya.
Model ini sangat cocok untuk pengguna di perkotaan yang memiliki akses ke pengisian daya di rumah dan ingin mengurangi konsumsi bahan bakar tanpa mengorbankan fleksibilitas dalam perjalanan jauh.