Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PO. SAN Ajak Masyarakat Bangun Budaya Berkendara Aman

d4019f84-7a49-46a4-b7c7-956f53d05ba8.jpeg
PO SAN kampanyekan budaya berkendara aman (Istimewa)
Intinya sih...
  • Kesadaran berlalu lintas merupakan bagian dari moral dan kebiasaan hidup, harus ditanamkan sejak dini dan diperkuat di sekolah.
  • Pentingnya memahami karakteristik kendaraan besar seperti bus, termasuk blind spot yang membuat kendaraan kecil tak terlihat.
  • Kampanye keselamatan jalan raya PO. SAN melibatkan polisi hingga KNKT untuk mendorong budaya tertib berlalu lintas.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Isu keselamatan jalan raya jadi fokus dalam sebuah kampanye besar yang digelar PO. SAN. Di tengah tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia, ajakan untuk membangun budaya berkendara aman terasa semakin mendesak.

Di tahun 2025, Korlantas Polri mencatat 70.749 kejadian kecelakaan hanya dalam enam bulan pertama. Meski jumlahnya turun sedikit dari tahun sebelumnya, korban meninggal masih mencapai lebih dari 11 ribu jiwa.

PO. SAN mengambil langkah nyata dengan menyuarakan kesadaran berkendara lewat seminar bertema “Membangun Budaya Berkendara Aman dan Bertanggung Jawab” di Bengkulu.

1. Kesadaran berlalu lintas

17cd8fd2-2f91-4d43-9b25-c6a7fda44a3e.jpeg
Sepanjang 2025, ada lebih dari 70 ribu kecelakaan (Istimewa)

Direktur Utama PO. SAN, Kurnia Lesani Adnan atau Sani, menegaskan bahwa keselamatan bukan cuma soal mematuhi aturan, tapi bagian dari moral dan kebiasaan hidup. Menurutnya, budaya aman itu harus tumbuh dari rumah, diperkuat sekolah, dan dibawa sampai ke jalan raya.

Ia menyoroti fenomena orang tua yang membiarkan anak di bawah 17 tahun mengendarai motor atau bahkan sepeda listrik tanpa perlengkapan keselamatan.

“Ketidakpatuhan di jalan raya ini berujung pada kecelakaan fatal, termasuk tabrakan dengan kendaraan besar seperti bus,” ujar Sani dalam pemaparannya, Selasa (18/11/2025).

Ia juga mengingatkan bahwa kecelakaan merupakan pembunuh terbesar ketiga di Indonesia dan menjadi penyebab utama kematian usia 10–24 tahun.

2. Pentingnya memahami blind spot

93c2c812-1109-4b1f-82a7-30779992a3fb.jpeg
Budaya aman harus tumbuh dari rumah (Istimewa)

Sani menjelaskan, banyak pengendara tidak memahami karakteristik kendaraan besar seperti bus. Dengan bodi besar dan bobot berat, bus butuh jarak 5–10 meter untuk berhenti total.

Kalau tiba-tiba ada motor berhenti mendadak di depannya, dampaknya bisa fatal. Belum lagi blind spot yang membuat kendaraan kecil tak selalu terlihat oleh pengemudi bus.

Banyak kasus menunjukkan bahwa justru kelalaian pengendara pribadi menyebabkan pengemudi bus harus menanggung kerugian meski tidak bersalah.

Karena itu, kampanye keselamatan ini bukan hanya untuk pengguna motor atau mobil pribadi, tapi menyasar semua pengguna jalan agar saling menghargai ruang dan pergerakan kendaraan lain.

3. Libatkan Polisi hingga KNKT

15d63880-24e1-411c-bed0-086a30df5858.jpeg
Ketahui fungsi blind spot (Istimewa)

Kampanye PO. SAN ini juga dihadiri jaringan penting yang punya peran langsung terhadap keselamatan transportasi, di antaranya Satlantas Polresta Bengkulu, Jasa Raharja, dan KNKT.

Wakil Direktur PO. SAN, Kurnia Lesari Adnan, berharap kegiatan ini menjadi pemicu gerakan nasional menuju budaya tertib berlalu lintas.

Sari menekankan pentingnya memperluas layanan angkutan umum agar ketergantungan pada motor bisa ditekan. “PO. SAN berharap keselamatan di jalan raya tidak hanya menjadi slogan, tetapi menjadi gaya hidup bersama,” kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us

Latest in Automotive

See More

PO. SAN Ajak Masyarakat Bangun Budaya Berkendara Aman

18 Nov 2025, 22:01 WIBAutomotive