Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Reportase Jalur Pansela 2025: Anyer-Palabuhanratu

Mercusuar Cikoneng di Anyer (IDN Times/Fauzan)
Mercusuar Cikoneng di Anyer (IDN Times/Fauzan)

Jakarta, IDN Times - Tim Jalan Pulang IDN Times kembali mengeksplorasi Pantai Selatan (Pansela) untuk mereportase jalur mudik 2025. Kali ini kami menyusuri jalan Pansela dari Anyer menuju Banyuwangi selama 12 hari, sejak 28 Januari hingga 8 Februari 2025.

Jalan Pulang merupakan program spesial IDN Times yang khusus ditujukan untuk memberikan informasi terkait jalur mudik Lebaran. Pada tahun ini, "Jalan Pulang ke Anyer-Banyuwangi via Pansela" jadi tajuk program spesial IDN Times tersebut.

Tim Jalan Pulang ke Anyer-Banyuwangi via Pansela melaporkan banyak hal, mulai dari kondisi jalan, titik-titik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), rest area, hingga titik-titik rawan yang ada di sepanjang perjalanan menuju Banyuwangi.

Pada hari pertama dan kedua, Tim Jalan Pulang 2025 bergerak dari kantor Redaksi IDN Times di Jakarta menuju Anyer untuk kemudian berhenti sejenak di Sukabumi dan Cianjur. Berikut rangkuman perjalanan Tim Jalan Pulang pada rute tersebut.

1. Memulai perjalanan dari Mercusuar Cikoneng

Mercusuar Cikoneng di Anyer (IDN Times/Fauzan)
Mercusuar Cikoneng di Anyer (IDN Times/Fauzan)

Pada hari pertama, Tim Jalan Pulang 2025 berangkat dari Jakarta menuju Anyer via Tol Merak dan keluar di Cilegon Timur. Biaya tol yang dibutuhkan sekitar Rp50 ribu.

Perjalanan menuju Mercusuar Cikoneng atau ditempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam. Tim Jalan Pulang 2025 memilih Mercusuar Anyer sebagai awal titik awal perjalanan menuju Banyuwangi lantaran julukan "Titik Nol" yang tersemat pada lokasi tersebut.

Mercusuar Anyer ini terletak di Jalan Raya Bandulu Anyer, Km. 131, Kampung Bojong, Desa Cikoneng, Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang, Banten. Adapun julukan "Titik Nol" tersebut tidak lepas dari lokasi mercusuar yang merupakan awal mula pembangunan Jalan Anyer-Panarukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels.

Mercusuar Anyer sendiri dibangun pada 1806 oleh pemerintahan kolonial pemerintah Hindia Belanda dan rampung pada 1808 oleh Daendels.

Namun, Mercusuar Anyer lama itu telah hancur dihantam tsunami dipicu gempa bumi tektonik akibat letusan Gunung Krakatau pada 1883 silam. Kemudian dibangun kembali mercusuar baru hanya berjarak 50 meter dari mercusuar lama oleh pemerintahan Z.M Willem III pada 1885.

Tim Jalan Pulang 2025 pun berkesempatan untuk masuk ke dalam Mercusuar Anyer. Di dalam mercusuar tersebut, ada sejumlah informasi tentang keberadaan mercusuar lainnya di seluruh Indonesia. Informasi itu bisa ditemukan di lantai 1, 2, dan 3 Mercusuar Anyer. Sebagai informasi, Mercusuar Anyer memiliki 18 lantai yang bisa diakses melalui 216 anak tangga.

Mercusuar Anyer ini bisa menjadi alternatif lokasi wisata jika nantinya kamu memilih melakukan perjalanan mudik melewati Pansela. Tim Jalan Pulang 2025 yang menggunakan 2 mobil harus merogoh kocek sebesar Rp100.000 untuk masuk ke area pantai dan mercusuar tersebut.

2. Perjalanan menuju Palabuhanratu

Genangan air di sekitar Anyer (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Genangan air di sekitar Anyer (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Dari Mercusuar Anyer, Tim Jalan Pulang 2025 melanjutkan perjalanan menuju Palabuhranratu, Sukabumi.

Di dalam perjalanan tersebut, Tim Jalan Pulang 2025 menemukan sejumlah hal yang bisa jadi perhatian para pemudik nantinya. Pertama, hujan yang mengguyur wilayah Banten dan sekitarnya pada Selasa (28/1/2025) menimbulkan genangan di sejumlah lokasi.

Salah satu genangan lumayan parah ditemui Tim Jalan Pulang 2025 di jalanan sekitar Pantai Jambu, tidak jauh dari lokasi Mercusuar Anyer. Genangan tersebut hampir menutupi dua jalur di dekat area pantai tersebut.

Kedua, jalur Pansela menuju Pelabuhan Ratu dari Anyer memiliki kontur berkelok-kelok dan naik-turun sehingga perlu kewaspadaan ekstra ketika melintasinya. Meski begitu, kondisi jalan relatif mulus dengan keberadaan marka yang memudahkan pengendara dalam melintas menuju Pelabuhan Ratu.

Selain itu, mobil Chery Tiggo 8 yang kami gunakan dalam perjalanan ini juga cukup bertenaga. Chery Tiggo 8 dibekali mesin 1.6 TGDI yang mampu menghasilkan tenaga hingga 185 Ps atau 183 Tk dengan torsi maksimal sebesar 290 Nm.

Dengan tenaga sebesar ini, kami bisa melewati tanjakan-tanjakan curam menuju Pelabuhan Ratu dengan percaya diri. Kami pun bisa menikmati indahnya hamparan sawah dan eloknya pantai-pantai yang tersebar dari Anyer hingga Pelabuhan Ratu tanpa rasa cemas saat melewati tanjakan.

3. Mampir ke Bukit Durian Sagara

potret Bukit Durian Sagara (instagram.com/bukitsagara)
potret Bukit Durian Sagara (instagram.com/bukitsagara)

Setelah bermalam di kawasan Cisolok, Sukabumi, Tim Jalan Pulang 2025 memulai hari kedua perjalanan Anyer-Banyuwangi via Pansela pada Rabu (29/1/2025) dengan berkunjung ke kawasan wisata Bukit Durian Sagara.

Dari tempat Tim Jalan Pulang 2025 menginap, lokasi wisata tersebut hanya berjarak kurang lebih 30 menit menyusuri Jalan Nasional III. Dalam perjalanan, Tim Jalan Pulang 2025 juga melewati titik wisata lainnya, yakni Pantai Karang Hawu.

Berlokasi di Kampung Sumur Bandung dan Kampung Panyawelan, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Bukit Durian Sagara merupakan perkebunan dengan area cukup luas yang memiiki banyak ragam aktivitas bisa dilakukan.

Di kawasan wisata ini, pengunjung dapat melihat secara langsung banyak pohon durian yang menjulang tinggi dengan beragam jenis. Suasana yang teduh serta fasilitas penunjang yang cukup lengkap, siap memberikan kenyamanan bagi pengunjung ketika berada di tempat wisata ini.

Tim Jalan Pulang 2025 pun berkesempatan mencicipi durian langsung dari kebunnya. Selain durian, Tim Jalan Pulang 2025 juga menikmati menu lainnya mulai dari es kopi durian hingga makanan khas Nusantara seperti pecak ikan, nasi timbel gepuk, ayam bakar, mie tek-tek, dan soto ayam.

Harga buah durian di Bukit Durian Sagara bervariasi sesuai dengan jenis durian yang dipilih. Biasanya untuk durian lokal dibanderol dengan harga Rp50 ribu–Rp100 ribu. Sementara itu, jenis durian luar negeri dibanderol dengan harga Rp150 ribu–Rp350 ribu per buah.

Di sisi lain, harga makanan dan minuman di Bukit Durian Sagara bervariasi antara Rp15 ribu hingga Rp35 ribu.

4. Bermalam di Karangpotong Ocean View

Rumah Kayu di Karangpotong Ocean View (IDN Times/Dwi Agustiar)
Rumah Kayu di Karangpotong Ocean View (IDN Times/Dwi Agustiar)

Perjalanan Tim Jalan Pulang 2025 berlanjut dari Bukit Durian Sagara untuk menuju Karangpotong Ocean View di Saganten, Kabupaten Cianjur. Tim Jalan Pulang 2025 hendak bermalam di penginapan yang ada di lokasi tersebut.

Dari Bukit Durian Sagara, perjalanan menuju Karangpotong Ocean View ditempuh Tim Jalan Pulang 2025 selama kurang lebih 8 jam. Meski begitu, perjalanan tersebut sejatinya hanya butuh 5 jam, tetapi Tim Jalan Pulang 2025 banyak mengambil perhentian di beberapa titik sehingga membutuhkan waktu lebih lama.

Satu hal yang perlu diperhatikan para pemudik nantinya jika ingin menempuh rute dari Sukabumi ke Cianjur melewati Jampang Kulon dan Tegal Buleud adalah ketersediaan bahan bakar. Pastikan untuk mengisi bahan bakar di sekitar wilayah Pelabuhan Ratu terutama sebelum masuk ke Simpenan, Cidadap, Sukabumi.

Tim Jalan Pulang 2025 baru bisa menemukan SPBU besar di wilayah JampangKulon yang jaraknya bisa 50 kilometer lebih dari Pelabuhan Ratu. Di sisi lain, Tim Jalan Pulang 2025 juga menemukan sejumlah area yang rawan longsor di sepanjang perjalanan dari Bukit Durian Sagara menuju Karangpotong Ocean View.

Tim Jalan Pulang 2025 menemukan area rawan longsor paling parah di kawasan Loji. Sejumlah perbaikan jalan pun tengah dilakukan akibat longsor yang terjadi di kawasan tersebut. Para pengendara atau pemudik nantinya mesti ekstra waspada ketika melintasi jalur tersebut terlebih jika melintas kala hujan.

Meski begitu, Tim Jalan Pulang 2025 melewati jalur dengan kondisi jalan yang sangat mulus dan lebar di wilayah Cikaso, Jawa Barat. Saking mulusnya, Tim Jalan Pulang 2025 tidak menemui lubang ketika melintasi jalan di kawasan tersebut.

Namun demikian, Tim Jalan Pulang 2025 melintasi jalan di Ciogong di tengah area hutan jati ketika malam tiba. Tim Jalan Pulang 2025 menemukan jalan tersebut minim penerangan dan juga minim marka sehingga pengendara perlu ekstra waspada ketika melintasi wilayah tersebut saat malam.

Share
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us