Reportase Lintas Sumatra: Menerjang Banjir Pelalawan, Kemalam di Jalan

Tim Jalan Pulang dihadang banjir di Kabupaten Pelalawan

Intinya Sih...

  • Tim Jalan Pulang memulai perjalanan dari Pekanbaru menuju Jambi via Lintas Sumatra sepanjang 457 km dengan waktu tempuh 10,5 jam.
  • Tim mengalami banjir setinggi 15 cm di Kabupaten Pelalawan, namun berhasil menerobos dengan Mazda CX-60.

Pekanbaru, IDN Times - Tim Jalan Pulang memulai kembali perjalanannya dengan tujuan menuju Jambi dengan titik mula dari Pekanbaru. Menurut Google Maps, perjalanan Pekanbaru-Jambi melalui Lintas Sumatra kami tempuh dengan rute sepanjang 457 kilometer (km) dan waktu tempuh sekitar 10,5 jam.

Tim Jalan Pulang tiba di Pekanbaru pada Rabu (28/2/2024) malam setelah menempuh perjalanan sepanjang 224 km dari Bukittinggi. Reportase perjalanan Tim Jalan Pulang dari Bukittinggi hingga Pekanbaru bisa kamu baca di sini.

Setelah beristirahat semalam di Pekanbaru, kami memulai perjalanan menuju Jambi dari ibu kota Provinsi Riau tersebut pada Kamis (29/2/2024) pagi. Kami pun menyempatkan diri mengunjungi beberapa tempat wisata di Pekanbaru.

Dari sekian banyak tempat wisata di sana, kami memutuskan untuk mengunjungi Masjid Agung An Nur dan juga Museum Sang Nila Utama di Taman Budaya Riau.

Baca Juga: Reportase Lintas Sumatra: Menyusuri Mulusnya Tol Bangkinang-Pekanbaru

1. Ada 'Taj Mahal' di Pekanbaru

Reportase Lintas Sumatra: Menerjang Banjir Pelalawan, Kemalam di JalanMasjid Agung An Nur di Pekanbaru (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Masjid Agung An Nur berdiri megah di pusat kota Pekanbaru. Dengan dominasi warna hijau, Masjid Agung An Nur dapat terlihat, bahkan dari kejauhan sekalipun.

Matahari sedang terik-teriknya ketika kami tiba di masjid tersebut. Beruntung Masjid Agung An Nur memiliki area halaman cukup besar dengan banyak pohon besar sehingga bisa menjadi tempat kami berteduh.

Masjid Agung An Nur sendiri merupakan satu dari sekian banyak masjid di Indonesia yang punya arsitektur unik. Masjid ini memiliki bangunan yang menggabungkan budaya Melayu, India, dan Arab.

Sekilas, Masjid Agung An Nur bahkan terlihat laiknya Taj Mahal di India. Gak heran jika kemudian publik Pekanbaru menjuluki masjid ini sebagai Taj Mahal-nya Riau.

Di area halaman Masjid Agung An Nur, terdapat sejumlah payung-payung besar yang bisa dibuka dan ditutup seperti halnya di Masjidil Haram. Menurut penuturan petugas keamanan di sana, payung-payung itu baru saja dipasang oleh Pemprov Riau beberapa waktu belakangan.

Namun, sayangnya ketika Tim Jalan Pulang berkunjung ke sana, payung-payung tersebut dalam maintenance, sehingga tidak bisa dibuka. Kendati demikian, hal itu tidak mengurangi kekaguman kami terhadap Masjid Agung An Nur.

Dari Masjid Agung An Nur, Tim Jalan Pulang bertolak ke tempat wisata Pekanbaru lainnya, yakni Museum Sang Nila Utama yang lokasinya di dalam Taman Budaya Riau. Lokasi tempat wisata tersebut hanya berjarak 6,5 km dari Masjid Agung An Nur.

Museum Sang Nila Utama telah ada sejak 1975, tetapi baru diresmikan pada 1991. Bangunannya bergaya tradisional Melayu yang terasa makin autentik. Adapun koleksi museum ini berupa ribuan warisan budaya yang berkaitan dengan Melayu Riau, seperti alat musik, artefak, dan pakaian.

Museum Sang Nila Utama memiliki jam operasional dari 08.00 hingga 13.00 WIB. Kamu cukup merogoh kocek Rp5.000 untuk bisa masuk ke dalam museum tersebut.

Baca Juga: Reportase Lintas Sumatra: Kejamnya Kelok 44, Indahnya Danau Maninjau

2. Banjir di Kabupaten Pelalawan

Reportase Lintas Sumatra: Menerjang Banjir Pelalawan, Kemalam di JalanBanjir di Kabupaten Pelalawan di Lintas Sumatra/Pekanbaru-Jambi (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Siang pun tiba di Pekanbaru ketika Tim Jalan Pulang memulai perjalanan menuju Jambi. Mobil Mazda CX-60 dengan mesin 3.300 cc masih gahar menjadi tumpangan kami menyusuri medan menantang rute Pekanbaru-Jambi.

Kurang dari sejam, Tim Jalan Pulang berhasil keluar dari Pekanbaru dan memasuki Kabupaten Kampar dan Siak yang juga masih jadi bagian dalam Provinsi Riau. Kondisi jalanan di dua kabupaten tersebut, terutama di Lintas Sumatra/Pekanbaru-Jambi tidak terlalu mulus dan banyak lubang serta jalan bergelombang yang kami temui di sepanjang perjalanan.

Namun, setelah dua jam berkendara dari Pekanbaru, kami tiba di Kabupaten Pelalawan. Kondisi jalan relatif mulus begitu kami memasuki kabupaten tersebut. Laiknya Lintas Sumatra, jalur Pekanbaru-Jambi juga berkelok-kelok dan bergelombang dengan ditandai sejumlah jalanan menanjak dan menurun.

Jalan di Kabupaten Pelalawan memang relatif baru karena memang baru diaspal dan ada sejumlah petugas yang tengah memasang marka jalan ketika Tim Jalan Pulang melintas di sana.

Sayangnya kondisi tersebut tidak lama kami jumpai karena begitu memasuki wilayah kantor Bupati Pelalawan dan Gedung DPRD Pelalawan, banjir lumayan tinggi agak memperlambat perjalanan kami.

Banjir yang terjadi akibat luapan Sungai Kampar itu memiliki tinggi kurang lebih 15 centimeter (cm). Namun, ground clearance Mazda CX-60 setinggi 17,7 cm atau nyaris 18 cm menjadi faktor penting buat kami menerobos banjir tersebut. Selain belokan curam, Mazda CX-60 juga terbukti tangguh menghadapi banjir.

Adapun banjir tersebut terjadi di dua jalur Lintas Sumatra baik dari arah Pekanbaru menuju Jambi maupun sebaliknya. Di arah Pekanbaru-Jambi, banjir terjadi cukup tinggi sekitar 30 cm sehingga membuat lalu lintas dialihkan ke jalur satunya yang memiliki genangan setinggi kurang lebih 15 cm.

Kami pun mesti memacu Mazda CX-60 secara perlahan lantaran harus bergantian dengan kendaraan lain dari arah Jambi yang hendak menuju Pekanbaru. Di sisi lain, banjir juga turut merendam perkebunan sawit yang ada di sekitar Jalur Lintas Sumatra/Pekanbaru-Jambi.

Jalan mulus yang tidak terendam banjir pun baru Tim Jalan Pulang temui ketika memasuki Kecamatan Pangkalan Lesung di Kabupaten Pelalawan, tepatnya sebelum Tugu Equator.

3. Bermalam di Indragiri

Reportase Lintas Sumatra: Menerjang Banjir Pelalawan, Kemalam di JalanIDN Times/Dwi Agustiar

Malam menyelimuti perjalanan Tim Jalan Pulang yang masih menyusuri Lintas Sumatra rute Pekanbaru-Jambi. Berdasarkan Google Maps, perjalanan ke Jambi masih membutuhkan waktu tempuh 6 jam lebih.

Kala itu, jam menunjukkan pukul 19.30 WIB dan Tim Jalan Pulang masih ada di wilayah Kota Lama, Kabupaten Indragiri. Jika perjalanan dilanjutkan maka kami akan tiba di Jambi pada Jumat (1/3/2024) dini hari.

Dengan mempertimbangkan waktu tempuh yang masih panjang dan juga energi mulai terkuras, kami pun memutuskan untuk bermalam di Indragiri. Salah satu hotel syariah di sana pun kami pilih menjadi tempat beristirahat.

Kami tiba di hotel tersebut pada pukul 20.30 WIB. Setelah check in, Tim Jalan Pulang mulai beristirahat untuk mengisi tenaga demi memulai perjalanan menuju Jambi pada keesokan harinya.

Baca Juga: Reportase Lintas Sumatra: Lubang dan Longsor Mengintai Sepanjang Jalan

Topik:

  • Jujuk Ernawati
  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya