Sejarah Jalan Tol di Indonesia, Jagorawi Jadi Pionir

Ditentang pada awalnya, berguna pada akhirnya

Jakarta, IDN Times - Tol Trans Jawa jadi pilihan para pemudik tahun ini. Sebab tol yang menghubungkan ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa ini bisa memangkas waktu tempuh secara signifikan.

Memang sih tarif Tol Trans Jawa itu gak murah. Tapi perjalanan jadi lebih menyenangkan karena gak ada lampu merah yang mengharuskanmu berhenti. Selain itu pemandangan di sisi jalan juga sangat memanjakan mata. 

Tapi tahu gak sih kalau jalan tol di Indonesia itu sudah eksis sejak puluhan tahun silam? Nah, berikut sejarah jalan tol yang perlu kamu ketahui.

1. Usulan pembangunan jalan tol muncul pada 1955

Sejarah Jalan Tol di Indonesia, Jagorawi Jadi PionirIlustrasi Potret Jadul Tol Jagorawi (twitter.com/HoldenKlasik)

Wali Kota Jakarta saat itu, Soediro, mengusulkan adanya pembangunan jalan tol agar pemerintah daerah Kotapraja Jakarta bisa mendapatkan dana untuk pembangunan kota. Beliau juga mengusulkan adanya retribusi dari harga normal bensin, sebesar satu sen.

Bersama dengan Badan Pemerintah Harian Kotapraja Jakarta, Soediro mengusulkan ide pembangunan jalan tol ini pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara (DPRDS) pada 1955. DPRDS menolak usulan pembangunan jalan tol dengan alasan dapat mengganggu lalu lintas yang ada serta penetapan tarif di jalan tol dianggap seperti penarikan pajak kuno di masa kolonial.

Baca Juga: 7 Spot Penting di Rest Area Karang Tengah Tol Trans Jawa

2. Usulan kedua pembangunan jalan tol pada 1970

Sejarah Jalan Tol di Indonesia, Jagorawi Jadi PionirIlustrasi Potret Gerbang Tol Gunung Putri-Jagorawi oleh Surya Poetra Surya (pinterest.com/Pak Den)

Pada tahun tersebut kemacetan mulai terjadi di Jakarta akibat dari tingginya jumlah kendaraan, yakni sekitar 222.000 kendaraan. Saat itulah usulan dari Soediro mulai dipertimbangkan kembali.

Berdasarkan usulan tersebut, Menteri Pekerjaan Umum pada saat itu, Sutami, mengajukan pembangunan jalan tol Djakarta By Pass dari Cililitan-Ciawi dengan ruas jalan sepanjang 50 kilometer pada Presiden Soeharto.

3. Tol Jagorawi sebagai jalan tol pertama di Indonesia

Sejarah Jalan Tol di Indonesia, Jagorawi Jadi PionirIlustrasi Gerbang Tol Jagorawi Tempo Dulu (https://bpjt.pu.go.id/)

Pada 1975, dibangunlah jalan tol pertama di Indonesia yang menghubungkan Jakarta, Bogor, dan Ciawi yang dinamakan tol Jagorawi dengan dana dari anggaran pemerintah dan pinjaman luar negeri yang diserahkan pada PT Jasa Marga sebagai penyertaan modal. Jalan tol dengan panjang 59 km ini mulai dioperasikan pada 1978.

Dan pada tahun 1987, dimulailah masuknya swasta dalam lingkaran investasi jalan tol sebagai operator jalan tol ditandai dengan penandatanganan kuasa pengusaan (TKP) dengan PT Jasa Marga.  

Pada awal pengoperasian, seluruh kendaraan yang melintas di tol Jagorawi tidak dikenakan biaya karena masih dalam masa uji coba. Setelah diresmikan dan penunjukkan PT Jasa Marga sebagai operator jalan tol, tol Jagorawi mulai menerapkan tarif Rp13/km untuk jenis mobil sedan dan sejenisnya dan Rp20/km untuk jenis mobil truk.

4. Terhambatnya program pembangunan jalan tol akibat Krisis Moneter

Sejarah Jalan Tol di Indonesia, Jagorawi Jadi PionirIlustrasi pembangunan jalan tol (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Periode 1995 hingga 1997, direncanakan sebagai program percepatan pembangunan jalan tol melalui tender 19 jalan tol dengan panjang 762 km. Namun karena adanya Krisis Moneter di tahun 1997, program ini dihentikan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 39/1997. Dihentikannya program ini sehingga ruas jalan tol yang berhasil dibangun hanya mencapai 13,30 km saja dari 1997 hingga 2001.

5. Kelanjutan program pembangunan jalan tol dan dibentuknya Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT)

Sejarah Jalan Tol di Indonesia, Jagorawi Jadi PionirIlustrasi sejumlah kendaraan melintasi jalan tol dalam kota di Jakarta. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Program lanjutan dari pembangunan jalan tol ini dimulai kembali di tahun 2002 dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 15/2002. Selain itu, dari pemerintah juga turut mengevaluasi terkait pengusahaan proyek-proyek jalan tol yang sempat tertunda tersebut.  Terhitung dari tahun 2001 hingga 2004, sudah terbangun 4 ruas jalan tol dengan panjang 41,80 km.  

Program pembangunan ini resmi memasuki fase percepatan mulai tahun 2005 dengan penerusan 19 proyek jalan tol yang sempat ditunda di tahun 1997. Dibentuk pula Badan Tol Pengatur Jalan Tol atau BPJT sebagai regulator jalan tol menggantikan peran PT Jasa Marga pada tahun 28 Juni 2005.

Penulis: Syahrial Maulana Sudarto

Baca Juga: 7 Spot Penting di Rest Area Karang Tengah Tol Trans Jawa

Topik:

  • Bella Manoban
  • Dwi Agustiar
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya