Kenapa Mitsubishi tetap mempertahankan posisi tuas persneling di bawah setir, padahal mayoritas mobil modern sudah memindahkannya ke konsol tengah atau dashboard? Jawabannya ada pada fungsi dan kenyamanan yang menjadi ciri khas L300. Berikut detailnya:
Dengan tuas persneling di bawah setir, jok depan bisa dibuat menyambung dari sisi pengemudi sampai penumpang kiri. Hasilnya, kabin jadi lebih lega dan bisa menampung dua sampai tiga penumpang di depan sekaligus. Desain ini jelas sangat membantu kalau kamu sering membawa barang atau butuh ruang ekstra.
Banyak sopir L300 terbiasa mengemudi sambil bersandar di pintu kanan. Nah, posisi tuas di bawah setir memudahkan tangan kiri menjangkau gigi tanpa harus melepas posisi duduk yang nyaman. Jadi, pengoperasian terasa lebih praktis, terutama saat berkendara dalam perjalanan jauh.
Mitsubishi mempertahankan desain ini karena konsumen L300 mengutamakan fungsi dibanding tren modern. Buat mereka, ruang kabin lega dan kepraktisan jauh lebih penting. Berkat alasan itu, sejak pertama kali dijual 1981 sampai model Euro 4 terbaru, posisi tuas persneling tetap dipertahankan.
Jadi, meskipun tampak kuno dibanding mobil lain, desain ini memang paling sesuai dengan karakter pengguna L300 yang lebih mementingkan daya angkut, ruang lapang, dan kenyamanan saat bekerja. Bisa dibilang, inilah identitas yang bikin L300 bertahan puluhan tahun di jalanan Indonesia.
Sekarang kamu sudah tahu urutan persneling Mitsubishi L300 dan alasan kenapa posisinya berbeda dari mobil lain. Semoga ulasan ini membantu, ya.