Kenapa Karburator Perlu di-Setting? Ini Penjelasannya

Apakah kamu punya motor yang masih pakai karburator? Nah, sebenarnya wawasan soal cara setting karburator sangat penting diketahui. Pasalnya, karburator adalah komponen utama yang bertugas mencampur udara dan bahan bakar sebelum masuk ke ruang bakar mesin.
Lantas, kenapa karburator perlu disetting? Berikut penjelasan lengkapnya.
Kenapa karburator perlu di-setting?

Karburator harus di-setting atau disetel agar campuran udara dan bahan bakar pas, gak terlalu basah (kebanyakan bensin) dan gak terlalu kering (kebanyakan udara). Kalau terlalu basah, motor bisa keluar asap hitam, boros bensin, dan kurang bertenaga. Sebaliknya, jika terlalu kering, motor bisa brebet, susah hidup, atau bahkan overheat.
Di luar itu, kondisi lingkungan juga dapat memengaruhi karburator kendaraan. Suhu udara, ketinggian tempat, dan kondisi mesin (dingin atau panas) berpotensi membuat karburator perlu disesuaikan ulang.
Namun, terlepas dari itu, penyesuaian yang benar mampu membuat putaran mesin stabil. Selain itu, respon gas juga menjadi lebih enteng dan konsumsi bahan bakar makin irit.
Bagaimana cara mengetahui karburator sudah disetel dengan benar?

Untuk tahu apakah karburator motor sudah disetel dengan benar, perhatikan respons gas dan putaran idle. Saat membuka gas, motor harusnya langsung responsif, gak brebet atau tersendat.
Putaran mesin saat idle juga harus stabil di kisaran 1.000—1.500 RPM, gak naik atau turun sendiri atau mati mendadak. Suara mesin pun harus terdengar halus, gak kasar atau berdenting.
Selain itu, konsumsi bensin yang irit dan knalpot yang gak berasap berlebihan bisa jadi tanda setelan karburator sudah pas. Kamu pun bisa cek sekrup udara, putar masuk mentok, lalu buka 1—1,5 untuk memastikan putaran idle paling halus.
Kalau mau lebih akurat, bisa pakai alat Gas Analyzer untuk mengukur kadar CO yang idealnya sekitar 0,5—1 persen. Namun, jika motor mudah hidup, akselerasinya lancar, dan irit bensin, berarti setelannya sudah benar.
Apa perbedaan karburator kering dan basah?

Setelah mengetahui penjelasannya, perlu dipahami pula bahwa dalam konteks mesin kendaraan ada karburator kering dan basah. Lebih jelasnya, karburator kering berarti campuran bahan bakarnya terlalu sedikit dibanding udaranya. Efeknya, motor bisa overheat, tenaga lemah, dan tiba-tiba mati saat dipakai. Gejala lainnya, motor terasa “ngempos” saat digas karena gak dapat asupan bahan bakar yang cukup.
Sementara itu, karburator basah kebalikannya. Bensin pada kendaraan masuk terlalu banyak dibanding udara. Alhasil, motor jadi boros, knalpot keluar asap tipis yang bau bensin, dan akselerasi kurang responsif. Namun, sisi positifnya, mesin lebih adem karena pembakaran lebih dingin. Meski begitu, tetap gak ideal karena bikin performa turun dan perawatannya memakan biaya.
Itulah jawaban kenapa karburator perlu di-setting dengan tepat. Jika karburator disetel dengan benar, kamu bisa dapat akselerasi halus, suara mesin adem, dan konsumsi bensin lebih hemat. Kalau motor mulai brebet, boros, atau idle-nya gak stabil, bisa jadi itu saatnya cek dan setting ulang karburator.