Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Alasan Ini Bikin Orang Malas Bayar Pajak Kendaraan

ilustrasi STNK dan BPKB (wuling.id)
Intinya sih...
  • Banyak masyarakat malas membayar pajak kendaraan karena prosesnya dianggap ribet dan memakan waktu, terutama untuk pajak tahunan.
  • Proses pembayaran pajak kendaraan dinilai rumit jika kendaraan bukan atas nama sendiri, serta antrean panjang di kantor Samsat membuat banyak orang enggan membayar.
  • Keberadaan pungutan liar, calo, dan ketidaktransparanan sistem pembayaran membuat masyarakat merasa tidak nyaman dan menurunkan kepatuhan membayar pajak.

Bayar pajak kendaraan semestinya menjadi kewajiban rutin bagi setiap pemilik kendaraan bermotor. Namun dalam praktiknya, masih banyak masyarakat yang memilih menunda, bahkan mengabaikannya hingga bertahun-tahun. Padahal, pajak yang dibayar bukan hanya menyangkut legalitas, tetapi juga bagian dari kontribusi terhadap pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik.

Sayangnya, urusan membayar pajak kendaraan kadang cukup merepotkan dan memakan waktu. Nah, berikut ini beberapa alasan umum kenapa orang malas membayar pajak kendaraan, khususnya untuk pajak tahunan.

1. Persyaratan administrasi dianggap merepotkan

ilustrasi STNK motor (suzuki.co.id)

Salah satu alasan klasik adalah karena prosesnya dinilai terlalu ribet. Untuk pajak tahunan saja, meski sekarang sudah bisa dilakukan secara online melalui aplikasi Samsat Digital Nasional (SIGNAL), beberapa orang masih terbentur pada hal-hal teknis seperti unggah KTP, STNK, dan dokumen lainnya.

Lebih rumit lagi jika kendaraan bukan atas nama sendiri, misalnya atas nama orang tua, pasangan, atau pemilik sebelumnya. Dalam kasus seperti ini, sistem biasanya mewajibkan KTP asli sesuai nama di STNK untuk pembayaran pajak. Hal ini membuat banyak orang enggan melanjutkan proses, apalagi jika KTP pemilik lama sudah tidak bisa dihubungi atau bahkan telah meninggal dunia.

2. Proses yang membutuhkan waktu

ilustrasi Samsat Keliling (samsatcorner.com)

Meskipun layanan online mulai tersedia, masih banyak orang yang memilih atau terpaksa datang langsung ke kantor Samsat. Sayangnya, kantor Samsat di berbagai daerah masih identik dengan antrean panjang yang memakan waktu. Dari pengambilan formulir, verifikasi dokumen, hingga pencetakan bukti pembayaran, semua butuh waktu dan tenaga.

Bagi masyarakat yang bekerja dari pagi hingga sore, meluangkan waktu untuk antre di Samsat kadang jadi persoalan tersendiri. Bahkan, tidak sedikit yang harus mengambil cuti hanya untuk mengurus pajak kendaraan. Inilah salah satu alasan mengapa banyak orang menunda atau enggan membayar pajak jika belum benar-benar terdesak.

3. Pungli dan calo di lapangan

ilustrasi STNK (cimbniaga.co.id)

Masalah lain yang masih menghantui proses pembayaran pajak kendaraan di beberapa daerah adalah keberadaan pungutan liar dan calo. Meski pemerintah sudah berupaya menertibkan praktik ini, pada kenyataannya masih ada laporan mengenai oknum yang meminta biaya tambahan di luar ketentuan resmi. Hal ini membuat masyarakat merasa tidak nyaman, bahkan cenderung malas mengurus pajak sendiri.

Kehadiran calo juga memperparah kondisi. Alih-alih membantu, banyak calo justru mematok tarif jasa yang tinggi dengan dalih mempercepat proses. Beberapa orang akhirnya memilih membayar lewat jalur ini karena tak mau repot, tapi sebagian lainnya justru menghindar dari seluruh proses karena merasa sistemnya tidak transparan. Ketidakpercayaan seperti inilah yang bisa menurunkan kepatuhan membayar pajak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us