Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Risiko Ganti Per CVT Lebih Keras di Motor Matik, Bisa Overheat!

ilustrasi bengkel motor (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)
ilustrasi bengkel motor (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)
Intinya sih...
  • Beban tambahan pada komponen CVT membuat usia pakai v-belt dan kampas kopling lebih pendek, serta menambah biaya perawatan.
  • Konsumsi BBM bisa lebih boros karena tarikan yang enteng membuat putaran mesin cenderung lebih tinggi dari biasanya.
  • Getaran dan suara kasar dapat mengganggu kenyamanan berkendara, performa motor bisa terasa berat dan tidak sesuai ekspektasi, serta risiko overheat pada komponen CVT.

Modifikasi CVT motor matik memang menggoda, apalagi kalau tujuannya biar tarikan awal jadi lebih galak. Salah satu yang sering dilakukan adalah mengganti per CVT standar dengan yang lebih keras. Namun, di balik peningkatan performa ini, ada beberapa risiko yang sering luput dari perhatian.

Tidak sedikit pengguna yang baru sadar setelah motor terasa gak nyaman atau malah muncul masalah di komponen CVT. Jadi sebelum buru-buru pasang, penting banget untuk tahu apa saja dampak negatifnya. Yuk, simak ulasan lengkapnya di berikut ini!

1. Beban tambahan pada komponen CVT

ilustrasi proses perawatan CVT motor matic (dok. Wahana Honda)
ilustrasi proses perawatan CVT motor matic (dok. Wahana Honda)

Per CVT yang lebih keras bikin tekanan di dalam sistem transmisi jadi lebih besar. Komponen seperti v-belt dan puli harus kerja ekstra setiap kali motor digas. Kalau dibiarkan terus, usia pakai v-belt bisa jauh lebih pendek dari seharusnya.

Bahkan, kampas kopling pun bisa cepat habis karena tertarik terus-menerus. Tekanan berlebih ini juga bisa bikin puli jadi cepat baret atau aus. Dalam jangka panjang, biaya perawatan bisa membengkak gara-gara sering ganti komponen.

2. Konsumsi BBM bisa lebih boros

ilustrasi mengisi BBM (suzuki.co.id)
ilustrasi mengisi BBM (suzuki.co.id)

Tarikan yang lebih enteng kadang bikin kita lebih sering betot gas. Hal ini membuat putaran mesin (RPM) cenderung lebih tinggi dari biasanya. Akibatnya, bahan bakar pun lebih cepat terkuras.

Jadi, siap-siap isi bensin lebih sering kalau pakai motor harian. Apalagi kalau dipakai buat perjalanan jarak dekat dengan banyak stop and go, borosnya makin terasa. Untuk yang mengutamakan efisiensi, modifikasi ini bisa jadi kurang cocok.

3. Getaran dan suara kasar

ilutrasi setang motor (unsplash.com/Vesela Vaclavik)
ilutrasi setang motor (unsplash.com/Vesela Vaclavik)

Settingan CVT yang tidak pas bisa bikin motor terasa lebih bergetar, terutama saat start awal. Suara dari box CVT pun bisa jadi lebih kasar karena beban yang lebih besar. Ini bisa ganggu kenyamanan, apalagi kalau motor sering dipakai di jalanan macet.

Kadang malah terasa kayak ada yang nahan di bagian belakang. Getaran yang terus-menerus juga bisa merembet ke bagian bodi atau setang. Lama-lama, ini bisa bikin pengalaman berkendara jadi kurang enak.

4. Performa tidak sesuai ekspektasi

ilustrasi mengendarai motor (unsplash.com/Surya Ahmad Pajar)
ilustrasi mengendarai motor (unsplash.com/Surya Ahmad Pajar)

Tidak semua motor cocok dengan per CVT yang lebih keras, apalagi kalau gak diimbangi dengan roller dan komponen lainnya. Hasilnya, tarikan malah bisa terasa berat dan gak responsif. Putaran tengah ke atas bisa jadi loyo, bikin motor kurang bertenaga saat diajak ngebut.

Alih-alih makin kencang, performanya malah jadi turun. Kombinasi yang nggak tepat bisa bikin motor kehilangan keseimbangan tenaga. Jadi, penting banget untuk melakukan setting secara menyeluruh, bukan cuma ganti per doang.

5. Overheat pada komponen CVT

ilustrasi memperbaiki CVT motor matik (wahanahonda.com)
ilustrasi memperbaiki CVT motor matik (wahanahonda.com)

Per keras bikin komponen CVT kerja lebih berat, otomatis suhu di dalam box CVT juga naik. Kalau motor gak punya pendingin CVT yang memadai, komponen di dalam bisa cepat aus atau meleleh. Pelumas di area CVT pun bisa menguap lebih cepat dan bikin gesekan makin parah.

Ini bisa berujung ke kerusakan total kalau tidak ditangani segera. Overheat juga bikin performa CVT jadi gak stabil, terutama saat dipakai jarak jauh atau dalam kondisi macet. Untuk motor harian, risiko overheat ini jelas bikin waswas.

Sebelum tergiur performa instan, pikirkan dulu dampak jangka panjangnya terhadap motor kamu. Modifikasi kecil seperti ganti per CVT bisa berpengaruh besar kalau tidak ditangani dengan bijak. Lebih baik sesuaikan kebutuhan harian dan konsultasikan dengan mekanik terpercaya sebelum ubah setelan CVT.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us