TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pria di Kota Malang Sulap Motor Klasik Jadi Bertenaga Listrik

Juga restorasi motor-motor klasik   

Nanang saat melakukan pengecekan motor klasik yang ia ubah bermesin listrik. IDN Times/Alfi Ramadana

Malang, IDN Times - Teknologi kendaraan bertenaga listrik belakangan memang mulai populer. Namun pengaplikasiannya banyak dilakukan pada kendaraan-kendaraan modern, mulai sepeda motor hingga mobil. Apa jadinya jika teknologi listrik diaplikasikan pada kendaraan keluaran tahun 70-an. Hal itulah yang coba dikembangkan oleh seorang pemuda bernama Nanang Syaiful Rohman (31). Ia berhasil membuat kreasi motor tahun 70-an menjadi lebih menarik karena menggunakan tenaga listrik. 

1. Berawal dari permintaan seorang teman

Nanang dibantu dua rekannya saat mengerjakan motor bertenaga listrik. IDN Times/Alfi Ramadana

Nanang menceritakan bahwa awal mula dirinya mulai mengembangkan ide motor listrik tersebut dari permintaan temannya seorang pemilik start up lingkungan di Bandung. Saat itu, rekannya tersebut meminta Nanang untuk membuat seuatu yang berbeda.

Daripada hanya sekadar merestorasi motor klasik, dirinya menyarankan untuk mencoba mengembangkan teknologi listrik pada motor lawas. Setelah terus mendapat dorongan dari rekannya itu, Nanang kemudian memberanikan diri untuk mencoba mengubah komponen mesin pada motor Honda 70 yang berbahan bakar minyak menjadi bertenaga listrik. 

"Idenya memang dari seorang rekan di Bandung. Kemudian saya mencoba mengembangkan ide tersebut untuk diaplikasikan pada jenis motor lawas dengan menjadikannya motor bertenaga listrik," katanya Sabtu (18/9/2021). 

2. Secara tampilan tak banyak berubah

Tampilan luar motor klasik masih dipertahankan keasliannya. IDN Times/Alfi Ramadana

Lebih jauh, Nanang mengakui bahwa secara tampilan memang motor tak terlalu banyak mengalami perubahan. Hanya bagian komponen mesin saja yang diubah menjadi bertenaga listrik yang dihasilkan dari baterai. Sementara bagian lain seperti body, lampu, beberapa blok mesin, bahkan knalpot tidak mengalami perubahan tetap dibiarkan menjadi pelengkap aksesoris motor tersebut. 

"Salam pengaplikasiannya itu yang cukup sulit pada baterainya. Karena memang baterainya cukup besar, kemudian dari sisi bodi motornya sendiri memang sejak awal tidak dirancang untuk kendaraam bertenaga listrik, itu yang sedikit menyulitkan," tambahnya. 

3. Kecepatan menyesuaikan baterai

Nanang saat mencoba motor listrik yang ia kembangkan. IDN Times/Alfi Ramadana

Untuk kecepatan standar yang bisa dihasilkan motor listrik tersebut kisaran 70-100 kilometer per jam. Namun, kecepatan tersebut juga dipengaruhi oleh medan jalan yang dilalui dan beban yang dibawa. Terlebih kapasitas baterai yang digunakan adalah 60 volt 20 ampere. Dalam kondisi tertentu dengan medan yang cukup berat seperti di tanjakan, maka secara otomatis kecepatan akan menyesuaikan. 

"Untuk ketahanan baterai juga menyesuaikan beban yang harus dibawa. Untuk pemakaian standar, bisa satu jam nonstop," jelasnya. 

Baca Juga: Motor Trail Bertenaga Listrik Siap Meluncur! 

4. Waktu pembuatan cukup lama

Tampilan luar motor klasik masih dipertahankan keasliannya. IDN Times/Alfi Ramadana

Untuk proses pengerjaannya sendiri, Nanang mengakui memerlukan waktu sekitar 6 bulan. Sebab, dirinya perlu menyesuaikan pengaplikasian teknologi listrik yang akan digunakan. Terlebih ini adalah pertama kalinya dirinya membuat motor bertenaga listrik. Tentu banyak hal baru yang ia pelajari. 

"Biayanya juga cukup besar. Karena sebagian bahan untuk tenaga listrik ini diimpor. Jadi kalau ditotal untuk pembuatan satu motor ini menghabiskan Rp 30 jutaan. Harga jualnya juga segituan," sambungnya. 

Baca Juga: Quicksilver: Motor Listrik Pemecah Rekor Dunia 38 Tahun

Verified Writer

Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya