Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bahaya Naik Motor Pakai Earphone, Bisa Berujung Petaka!

ilustrasi touring motor (pexels.com/Blaz Erzetic)
ilustrasi touring motor (pexels.com/Blaz Erzetic)
Intinya sih...
  • Mendengarkan musik dengan earphone saat riding bisa menurunkan konsentrasi dan refleks pengendara.
  • Ritme musik dapat memengaruhi kecepatan dan emosi pengendara, serta mengurangi pendengaran yang penting untuk keselamatan di jalan raya.
  • Pelanggaran ini dapat dikenai denda hingga Rp750.000 atau kurungan maksimal 3 bulan, serta berpotensi mencelakakan diri sendiri dan orang lain.

Berkendara sambil mendengarkan musik pastinya menyenangkan. Sebab, musik bisa membuat perjalanan terasa lebih seru, mengurangi rasa bosan di kemacetan, sekaligus jadi mood booster yang efektif. Tapi tahu gak sih kalau riding pakai earphone bisa membahayakan nyawamu?

Sebab, terlalu asyik mendengarkan lagu bisa membuat pengendara kehilangan kewaspadaan, bahkan tidak menyadari adanya situasi darurat di sekitar jalan. Akibatnya bisa ditebak. Nah, berikut alasan kenapa sebaiknya tidak menggunakan earphone saat riding.

1. Mengganggu konsentrasi dan reaksi pengendara

Ilustrasi setang motor (freepik)
Ilustrasi setang motor (freepik)

Saat kamu mendengarkan musik dengan volume keras, otakmu akan membagi perhatian antara mengendalikan motor dan menikmati alunan lagu. Ini membuat daya konsentrasi menurun. Musik yang terlalu keras atau terlalu emosional, seperti lagu up-beat atau melankolis, bisa memengaruhi emosi pengendara, sehingga refleks pun jadi tidak sebaik biasanya. Ketika harus mengambil keputusan cepat di jalan, respons bisa melambat karena otak sibuk memproses irama, bukan kondisi sekitar.

Selain itu, ritme musik yang cepat bisa mendorong pengendara tanpa sadar menambah kecepatan, sementara musik yang pelan bisa membuat pengendara lebih lambat atau bahkan mengantuk. Dua-duanya sama-sama berbahaya jika tidak dikontrol dengan baik.

2. Tidak bisa mendengar suara di sekitar, termasuk klakson atau sirene

ilustrasi naik motor (pexels.com/Khoa Võ)
ilustrasi naik motor (pexels.com/Khoa Võ)

Naik motor berarti kamu harus benar-benar terhubung dengan lingkungan sekitar—dengar klakson dari samping, sirene ambulans, atau bunyi kendaraan dari belakang. Jika telingamu tertutup oleh headset atau earphone, maka kamu akan kehilangan salah satu alat indra terpenting saat berkendara: pendengaran.

Situasi seperti mobil yang hendak menyalip, pengendara lain yang mengingatkan, atau petugas yang memberi aba-aba jadi tidak terdengar sama sekali. Ini sangat berisiko, apalagi di jalan raya yang ramai dan padat. Kehilangan informasi suara bisa membuat pengendara terlambat menghindari bahaya atau menyebabkan kecelakaan.

3. Bisa melanggar hukum dan dikenai sanksi

Ilustrasi polisi lalu lintas (twitter.com/TMCPoldaMetro)
Ilustrasi polisi lalu lintas (twitter.com/TMCPoldaMetro)

Di Indonesia, mengendarai motor sambil memakai earphone termasuk pelanggaran lalu lintas. Berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, disebutkan bahwa pengendara dilarang melakukan aktivitas yang mengganggu konsentrasi, termasuk mendengarkan musik dengan alat bantu dengar saat mengemudi. Pelanggaran ini bisa dikenakan denda hingga Rp750.000 atau kurungan maksimal 3 bulan.

Selain merugikan diri sendiri, perilaku ini juga bisa mencelakakan orang lain. Jika terjadi kecelakaan, pengendara yang menggunakan earphone bisa dianggap lalai dalam berkendara dan tidak peka terhadap kondisi sekitar.

Jadi, mendengarkan musik sambil naik motor mungkin terasa menyenangkan, tapi risikonya tidak sebanding dengan manfaatnya. Sebaiknya nikmati musik saat sudah sampai tujuan atau gunakan speaker kecil yang tidak menutup telinga dan tetap memungkinkan kamu mendengar suara di sekitar. Ingat, keselamatan selalu lebih penting daripada hiburan lalu Lintas dan Angkutan Jalan

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us