Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Binter Merzy, Motor Ikonik Tapi Berumur Pendek! Berikut Faktanya

instagram.com/tumbas_2017
instagram.com/tumbas_2017

Jakarta, IDN Times - Jauh sebelum mengeluarkan Ninja, Kawasaki sudah lebih dulu memproduksi motor yang laris manis di pasaran dengan nama Kawasaki KZ200. Di Indonesia, motor ini lebih dikenal dengan nama Binter Merzy.

Binter merupakan singkatan dari PT Bintang Terang Indonesia selaku distributor Kawasaki pada 80-an. Hingga saat ini Binter Merzy masih digemari lantaran sering digunakan untuk bahan modifikasi.

1. Binter Merzy sering digunakan jadi basis motor kustom

instagram.com/tumbas_2017
instagram.com/tumbas_2017

Binter Merzy menjadi salah satu motor lawas yang masih diincar. Bukan hanya untuk keperluan restorasi saja, tetapi juga dijadikan bahan untuk motor kustom. Motor dengan mesin berkapasitas 200 cc ini terkenal bandel, sehingga pemilik tidak perlu khawatir lagi soal ketangguhannya. Selain itu, stock motor beserta partnya masih mudah dicari. Tampilan klasiknya juga masih tetap sedap dipandang hingga hari ini.

2. Binter Merzy hadir dalam dua varian

cyclechaos.com
cyclechaos.com

Binter Merzy terbagi dalam dua varian. Generasi pertama diproduksi pada tahun 1980 hingga 1982 yang masih menggunakan platina. Sedangkan generasi kedua diproduksi mulai dari 1983 hingga 1985 yang sudah memakai CDI. Selain sistem pengapian, desain lampu depan generasi pertama lebih bulat, berbeda dengan generasi berikutnya yang kotak.

Motor ini dibekali mesin berkapasitas 198 cc satu silinder 4-tak, SOHC 2 katup. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga maksimal hingga 18 Hp per 8.000 rpm dan torsi 16,5 Nm per 7.000 rpm

3. Sempat gulung tikar sebelum diambil alih oleh Kawasaki

@uriwiru / Twitter
@uriwiru / Twitter

Sayangnya umur Binter Merzy tidaklah panjang. Terhitung sejak awal produksi tahun 1980 hingga 1986, Binter Merzy hanya berhasil dijual selama enam tahun saja. Hal itu disebabkan PT BTI  gulung tikar sehingga menjadi catatan kelam bagi Kawasaki di Indonesia. Meski pabrikannya sudah tiada, namun warisannya tetap ada.  

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aria Hamzah
Dwi Agustiar
Aria Hamzah
EditorAria Hamzah
Follow Us