Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Efek Buruk Mematikan Mesin Motor dengan Menurunkan Standar Samping!

Ilustrasi lady biker (wahanahonda.com)

Mematikan mesin motor seharusnya dengan memutar kunci kontak ke posisi off. Namun banyak biker mematikan mesin dengan menurunkan standar samping. Cara satu ini dianggap lebih praktis dan lebih cepat. Namun, jika dilakukan terlalu sering, kebiasaan ini sebenarnya bisa berbuntut panjang pada mesin dan komponen kelistrikan motor.

Nah, berikut alasan kenapa sebaiknya jangan terlalu sering mematikan mesin motor dengan menurunkan standar samping. Berikut beberapa efek buruk yang akan terjadi kalau terlalu sering mematikan mesin dengan standar samping.

1. Cara kerja standar samping mematikan mesin

Ilustrasi lady biker (wahanahonda.com)

Pada motor-motor kekinian, mematikan mesin motor memang bisa dilakukan dengan menurunkan standar samping. Ini dimungkinkan karena sensor pada standar samping yang terhubung ke engine control unit (ECU).

Sehingga saat standar samping diturunkan, sensor akan mengirimkan perintah kepada ECU untuk segera memutus sistem pengapian. Dengan begitu, mesin motor akan langsung mati meski kunci kontak dalam posisi on.

Fitur ini semula diciptakan untuk keamanan. Namun belakangan ini standar samping malah sering digunakan untuk mematikan mesin.

2. Mematikan mesin dengan menurunkan standar samping berefek buruk ke aki

Aki motor (louis.eu)

Saat standar samping diturunkan, maka mesin secara otomotis akan mati. Tapi banyak biker yang gak ngeh kalau kelistrikan motor tetap menyala meski standar samping telah diturunkan. Jika dibiarkan berlama-lama, maka aki akan kehabisan daya. 

Kalau kamu mematikan mesin dengan menurunkan standar samping, sebaiknya kunci kontak juga harus diputar ke posisi off. Ini penting agar arus listrik tidak tersedot ke komponen lain yang bisa membuat aki jadi soak.

3. Tidak disarankan memarkir motor terlalu lama dengan standar samping

Ilustrasi sepeda motor (wahanahonda.com)

Mematikan motor dengan menurunkan standar samping memang lebih praktis, tapi tidak disarankan. Selain itu standar samping juga tidak diciptakan untuk menahan beban motor terlalu lama. Sebab terlalu sering atau terlalu lama menggunakan standar samping bisa memengaruhi stabilitas motor.

Salah satu kasus yang umum terjadi pada motor yang sering menggunakan standar samping adalah ketidakseimbangan distribusi oli di dalam mesin. Karena posisi motor miring dalam waktu lama, oli akan mengumpul di satu sisi mesin, dan ini bisa mengganggu pelumasan komponen-komponen penting saat motor dinyalakan kembali. Akibatnya, komponen mesin yang tidak terlumasi dengan sempurna bisa mengalami keausan.

Jadi, untuk menjaga stabilitas dan performa motor, sebaiknya gunakan standar dua atau standar tengah dibandingkan standar samping.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us