Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Indonesia Perlu Tiru Korsel Agar Gesits Menjadi Motor Nasional

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat total penjualan nasional dari lima merek motor sudah mencapai 5.470.107 unit selama periode Januari-November 2017.

Sekitar 4,1 juta unit atau setara 75 persen dari angka penjualan tersebut dikuasai oleh Honda, disusul Yamaha sebanyak 1,2 juta unit (22 persen), Kawasaki sebanyak 73 ribu unit (1,34 persen), Suzuki 68 ribu unit (1,26 persen), dan TVS sebanyak 1.136 unit (0,02 persen).

Sampai saat ini belum ada merek Indonesia yang berhasil ikut menikmati pasar motor nasional. Munculnya motor listrik buatan anak bangsa sekarang ini menjadi angin segar bagi masyarakat Indonesia yang mendambakan kehadiran motor nasional. Motor yang disapa Gesits garapan PT Gesits Technologies Indo, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, itu kabarnya akan diluncurkan langsung oleh Presiden Jokowi dalam waktu dekat.

Tantangan terberat Gesits jika ingin menjadi motor nasional adalah masyarakat kita yang terlanjur cinta dengan motor buatan Jepang. Pemerintah dan masyarakat perlu serius mendukung penuh Gesits agar Indonesia sukses seperti Korea Selatan.

Korea Selatan menjadi negara yang sukses mengembangkan industri otomotif secara mandiri. Ini bersebrangan dengan keadaan di negara Asia lainnya, dimana dominasi produk impor dari Jepang, Amerika, dan Eropa masih menjadi primadona konsumen.

Berikut rahasia sukses Korea Selatan menjadi negara yang mandiri di bidang otomotif.

1. Orang Korea Selatan sangat mencintai produk dalam negeri

torque.com

Satu pelajaran penting yang bisa diambil dari Korea Selatan adalah soal kecintaan mereka terhadap mobil buatan dalam negeri. Hal ini tergambar dalam pemilihan kendaraan untuk aktivitas mereka sehari-hari, yang rata-rata mobil buatan bangsa sendiri seperti Hyundai dan KIA.

Bukan hanya mobil, orang Korea Selatan juga begitu cinta dengan produk dalam negeri lainnya. Seorang blogger dan ekonom Bank Indonesia, Junanto Herdiawan pernah dibentak seorang penjual elektronik di Korea saat mencari barang buatan Jepang. "Hey, mister! This is Korea, no made Japan, made in Korea better," kata penjual elektronik tersebut seperti ditulis Junanto di dalam bukunya Shocking Korea.

2. Perlunya kerja sama dengan negara lain sebelum berdiri mandiri

blowpicxs.pw

Pemerintah maupun masyarakat Indonesia nampaknya masih gengsi jika mobil atau motor nasional bekerjasama dengan negara lain. Jika mengembangkan sendiri dari nol sangat bisa karena insinyur Indonesia banyak yang handal, tetapi waktu yang dibutuhkan tidak sebentar, bisa bertahun-tahun.

Cara yang relatif bisa lebih mempersingkat waktu, yakni dengan bekerjasama dengan merek-merek global yang sudah eksis di pasar. Cara ini juga dilakukan oleh Hyundai dan Proton Malaysia ketika membeli teknologi salah satu sedan milik Mitsubishi Motors dari Jepang. Dari model yang sudah ada, akan lebih mudah mengembangkan lagi ke model-model lainnya.

Ada empat tahapan yang dilalui oleh Hyundai sehingga mandiri memproduksi otomotif. Tahap pertama (1962-1967), memproduksi mobil dengan kandungan lokal hampir nolTahap kedua (1968-1974), bekerjasama dengan produkan Ford asal Amerika memproduksi Cortina dengan 21 persen kandungan lokal. Tahap ketiga (1975-1981), Kandungan lokal meningkat hingga mencapai 85 persen. Tahap keempat (1982-hingga sekarang), mulai memproduksi mobil sendiri.

3. Perlunya keseriusan pemerintah dalam membatasi impor otomotif dan investasi asing

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Pemerintah dalam hal ini merupakan pola hubungan yang terjadi dalam proses kemajuan industri Korea Selatan. Pembangunan infrastruktur dan jaringan komunikasi adalah dua kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah agar proses produksi menjadi murah dan efisien.

Masyarakat Korea Selatan tidak semata-mata memilih kendaraan karena produk dalam negeri, harga yang terbilang terjangkau juga menjadi alasan utamanya.

Kontrol atas investasi asing dan pembatasan impor mendorong perkembangan dan kemajuan produsen otomotif lokal. Masuknya perusahaan Ford Amerika mobil ke Korea Selatan juga menjadi sarana pertukaran informasi teknologi yang mampu dimanfaatkan oleh Hyundai.

4. Tapi kita juga perlu meniru Jepang karena produknya begitu dicintai masyarakat Indonesia

Bengkel AHASS (Dok. naikmotor.com)

Selain sudah punya kekuatan merek dan model yang inovatif, produkan asal Jepang yakni Honda tentu punya resep khusus sehingga dicintai masyarakat Indonesia. Dukungan purna jual yang menggurita tak bisa dipungkiri mempengaruhi kekuatan Honda sebagai raja motor di Indonesia. Honda memiliki 29 main dealer di seluruh Indonesia, 1.814 outlet, 3.619 bengkel, dan 7.550 gerai suku cadang.

Promosi yang dilakukan Honda juga tak kalah penting untuk mempertahankan singgasana pasar sepeda motor dalam negeri. Honda menggandeng artis ternama di setiap iklan produknya seperti Agnes Mo, Daniel Mananta, Afgan, Cinta Laura, Cherrybelle, dan JKT48. Honda juga meluncurkan jingle berjudul One Heart. Dalam iklannya Honda mengkolaborasikan Nidji dengan Agnes Mo. 

Sudah siapkah kita menyambut kebangkitan produk otomotif dalam negeri?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us