Kapan Harus Ganti Piston Motor? Ini Waktu Idealnya

Piston adalah komponen penting dalam mesin motor yang berfungsi mengompresi campuran udara dan bahan bakar. Seiring pemakaian, piston dapat mengalami keausan yang berdampak pada performa mesin.
Jika tidak diganti tepat waktu dapat timbul masalah seperti penurunan tenaga dan konsumsi oli berlebih. Oleh karena itu, mengetahui waktu ideal penggantian piston sangat penting agar motor tetap dalam kondisi optimal.
Sebenarnya kapan harus ganti piston motor? Simak pembahasan lengkapnya di sini!
1. Kapan waktu ganti piston motor?

Secara umum disarankan untuk mengganti piston beserta ringnya setelah motor menempuh 50.000 km. Pada jarak ini, komponen tersebut mulai mengalami keausan. Tak heran, jika banyak mekanik dan bengkel resmi menggunakan angka tersebut sebagai patokan.
Beberapa pabrikan umumnya juga memberikan garansi hingga 50.000 km atau 5 tahun pemakaian. Jika motor masih dalam masa garansi, waktu ini bisa menjadi acuan penggantian untuk menghindari masalah berkelanjutan.
Setelah penggantian pertama, pemilik kendaraan sebaiknya memantau kondisi piston berkala. Jika motor digunakan lebih lama, penggantian sebaiknya dilakukan setiap kelipatan 50.000 km, seperti 100.000 km atau 150.000 km. Hal itu perlu dilakukan untuk menjaga performa mesin dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
2. Apa tanda-tanda piston motor perlu diganti?

Setelah mengetahui waktu penggantinya, pastikan juga untuk paham tanda piston motor harus diganti. Hal ini penting dilakukan karena indikasi jarak saja rasanya kurang cukup.
1. Penurunan tenaga mesin
Salah satu tanda umum adalah menurunnya tenaga mesin. Jika merasa motor tidak lagi responsif atau terasa kurang bertenaga meskipun gas sudah diputar maksimal, bisa jadi piston atau ringnya sudah tidak dalam keadaan optimal.
Keausan pada piston dapat menyebabkan hilangnya kompresi di ruang bakar. Hal itu berpengaruh pada pembakaran karena jadi kurang efisien dan tenaga yang dihasilkan menurun.
2. Keluar asap putih dari knalpot
Jika melihat asap putih keluar dari knalpot, terutama saat mesin pertama kali dinyalakan atau ketika kendaraan dipanaskan, ini bisa menjadi indikasi adanya kebocoran oli ke dalam ruang bakar. Biasanya, kondisi ini terjadi akibat ring piston sudah aus sehingga oli mesin ikut terbakar bersama bahan bakar. Jika dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan peningkatan konsumsi oli serta berpotensi merusak komponen lain dalam mesin.
3. Oli mesin cepat habis
Selain munculnya asap putih, tanda lain dari ring piston yang sudah aus adalah oli mesin lebih cepat habis. Kalau mengalaminya, kemungkinan besar oli sudah merembes ke ruang bakar akibat ring piston sudah tidak mampu menjaga segel dengan baik.
4. Suara mesin kasar atau berisik
Piston yang mengalami keausan juga dapat menyebabkan suara mesin kasar atau berisik. Hal ini disebabkan oleh adanya gesekan berlebih antara piston dan dinding silinder. Jika suara kasar ini muncul terus-menerus, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisi piston masih layak digunakan atau tidak.
3. Tips merawat piston

Guna menjaga keawetan piston, kamu bisa terapkan tips merawatnya berikut ini:
1. Gunakan oli berkualitas
Pilih oli mesin dengan spesifikasi yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan kendaraan. Oli berkualitas tinggi akan membantu mengurangi gesekan antara piston dan dinding silinder sehingga dapat memperlambat proses keausan pada ring piston.
2. Gantilah oli secara teratur
Pastikan juga untuk mengganti oli mesin secara rutin sesuai jadwal yang dianjurkan, baik berdasarkan jarak tempuh maupun waktu pemakaian (biasanya setiap 6 bulan). Oli yang kotor atau encer tidak dapat melumasi mesin dengan baik dan berpotensi mempercepat keausan ring piston.
3. Jaga suhu mesin tetap stabil
Pastikan sistem pendingin berfungsi optimal untuk menghindari overheating. Suhu mesin yang terlalu panas dapat menyebabkan kerusakan pada ring piston serta komponen lainnya di dalam mesin.
4. Lakukan pemeriksaan berkala
Periksa kondisi ring piston secara rutin untuk mendeteksi tanda-tanda keausan atau kerusakan. Perhatikan juga adanya kebocoran oli atau suara mesin yang tidak wajar, karena ini bisa menjadi indikasi masalah pada piston dan komponennya.
5. Bersihkan dengan cara tepat
Jika melakukan pembersihan atau perbaikan ring piston, gunakan metode dan alat yang sesuai agar tidak merusak komponen. Prosedur pembersihan yang tepat akan membantu menjaga performa mesin tetap optimal.
6. Hindari cara berkendara yang kasar
Usahakan untuk berkendara dengan halus dan hindari akselerasi mendadak. Gaya mengemudi yang agresif dapat memberikan tekanan berlebihan pada ring piston, sehingga mempercepat proses keausan.
7. Periksa dan ganti filter udara secara berkala
Pastikan filter udara selalu dalam kondisi bersih agar kotoran tidak masuk ke dalam mesin. Debu atau partikel asing yang masuk ke ruang bakar dapat merusak ring piston. Oleh karena itu, gantilah filter udara sesuai jadwal perawatan yang direkomendasikan oleh pabrikan.
4. Tips memilih oli mesin yang cocok dengan piston motor

Berikut ini juga terdapat tips memilih oli mesin yang cocok dengan piston motor. Tips ini bisa kamu terapkan untuk mendukung performa mesin kendaraan agar tetap optimal.
1. Spesifikasi kendaraan
Selalu cek buku manual kendaraan untuk mengetahui rekomendasi jenis oli dari pabrikan. Spesifikasi ini mencakup tingkat kekentalan (SAE) dan standar mutu (API). Menggunakan oli di luar rekomendasi dapat berdampak pada performa mesin dan meningkatkan risiko kerusakan komponen.
2. Viskositas atau kekentalan oli
Kekentalan oli menentukan seberapa baik oli mengalir dalam berbagai suhu. Pilih viskositas yang sesuai dengan kondisi cuaca dan jenis kendaraan untuk memastikan efisiensi bahan bakar serta perlindungan optimal.
Untuk motor matic, viskositas yang umum digunakan berkisar antara SAE 10W-30 hingga SAE 20W-40. Oli yang lebih encer pada suhu dingin akan membantu memastikan pelumasan tetap optimal.
3. Kualitas oli
Gunakan oli berkualitas tinggi untuk mengurangi gesekan antara piston dan dinding silinder. Oli berkualitas baik dapat bertahan lebih lama di area ring oli pada piston dan membantu mencegah kebocoran kompresi sehingga mesin bekerja dengan efisien.
4. Jenis mesin
Sesuaikan oli dengan jenis mesin kendaraan, apakah menggunakan mesin 2-tak atau 4-tak, serta sistem pendinginan udara atau cairan. Pemilihan oli yang tepat akan memastikan perlindungan optimal terhadap komponen mesin. Jika motor memiliki kopling basah, pastikan juga menggunakan oli yang sesuai agar kinerja kopling tetap optimal.
5. Kondisi lingkungan dan penggunaan
Pertimbangkan kondisi lingkungan dan cara penggunaan kendaraan. Jika motor sering digunakan di daerah bersuhu rendah, pilih oli dengan tingkat keenceran yang sesuai agar tetap dapat melumasi mesin secara efektif.
Dengan mengenali tanda-tanda keausan serta rutin melakukan perawatan seperti penggantian oli dan menjaga suhu mesin, kamu tentunya akan mengetahui kapan harus ganti piston motor. Semoga uraian ini membantu, ya.