Kenapa Oli Motor Cepat Habis, Padahal Jarang Dipakai?

- Penguapan alami dan oksidasi oli mesin terjadi meskipun motor tidak digunakan secara rutin, akibat perubahan suhu dan reaksi kimia dengan udara.
- Kerusakan pada seal atau ring piston dapat menyebabkan oli merembes ke ruang bakar dan terbakar tanpa terlihat jelas, mengurangi volume oli dari waktu ke waktu.
- Oli tetap memiliki masa pakai berdasarkan waktu, sehingga perlu diganti secara berkala agar tidak mengendap atau rusak secara kimia.
Banyak biker mengira kalau motor jarang digunakan, maka oli mesin akan tetap awet sehingga tidak perlu diganti dalam waktu lama. Namun kenyataannya, ada sejumlah kasus di mana oli justru cepat berkurang atau bahkan habis, meskipun motor jarang dipakai. Fenomena ini cukup membingungkan bagi sebagian orang, apalagi jika tidak ada tanda-tanda kebocoran yang jelas. Lantas, apa sebenarnya penyebab oli cepat habis meski motor lebih sering diam di garasi?
Perlu dipahami bahwa oli bukan hanya berfungsi sebagai pelumas, tetapi juga sebagai pelindung komponen dalam mesin dari panas, gesekan, dan oksidasi. Saat motor jarang digunakan, kondisi lingkungan dan faktor internal pada mesin tetap dapat memengaruhi kualitas dan jumlah oli. Tidak sedikit pemilik motor yang baru menyadari masalah ini saat melihat stik pengukur oli sudah menunjukkan level di bawah batas minimum.
1. Penguapan alami dan oksidasi

Meskipun motor tidak digunakan, oli di dalam mesin tetap berada dalam lingkungan tertutup yang bisa mengalami perubahan suhu. Jika motor disimpan di tempat yang panas atau lembap, oli bisa mengalami penguapan secara perlahan. Selain itu, oli juga bisa teroksidasi akibat reaksi kimia dengan udara, apalagi jika motor tidak dipanaskan secara rutin. Proses ini membuat komponen oli menguap atau terurai, sehingga volume dan kualitasnya berkurang meski motor tidak pernah berjalan.
2. Kerusakan pada seal atau ring piston

Komponen seperti ring piston atau seal pada bagian mesin bisa mengalami getas atau mengeras jika motor terlalu lama tidak dipakai. Ketika seal sudah tidak elastis, oli dapat merembes ke ruang bakar dan terbakar tanpa terlihat jelas dari luar. Proses ini disebut sebagai oli terbakar secara perlahan, yang membuat volume oli menurun dari waktu ke waktu. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menimbulkan kerak di ruang bakar dan memperburuk performa mesin ketika akhirnya motor kembali digunakan.
3. Waktu pakai oli tetap terbatas

Banyak yang mengira bahwa oli hanya perlu diganti berdasarkan jarak tempuh. Padahal, setiap jenis oli juga memiliki masa pakai berdasarkan waktu, umumnya sekitar 4–6 bulan tergantung jenisnya. Oli yang dibiarkan terlalu lama tanpa sirkulasi atau pemanasan mesin akan mengendap dan bisa tercampur dengan uap air atau kotoran dari udara. Ini bisa menyebabkan penggumpalan atau penurunan volume karena sebagian oli menguap atau rusak secara kimia. Akibatnya, saat dicek kembali, oli tampak berkurang meski motor jarang dikendarai.
Untuk menghindari oli cepat habis meskipun motor jarang digunakan, sebaiknya panaskan mesin setidaknya seminggu sekali selama 5–10 menit agar oli bersirkulasi dan suhu mesin tetap stabil. Selain itu, periksa kondisi oli secara berkala dan tetap lakukan penggantian berdasarkan waktu, bukan hanya jarak tempuh. Dengan perawatan sederhana ini, motor akan tetap dalam kondisi prima dan terhindar dari kerusakan akibat pelumasan yang kurang optimal.