Mobil F1 menggunakan teknologi aerodinamika tingkat tinggi seperti sayap depan belakang, diffuser, hingga aero rake untuk mengontrol aliran udara dan meningkatkan stabilitas. Semua komponen ini dirancang secara presisi agar mobil tetap menempel di lintasan saat bermanuver cepat. F1 juga mengatur turbulensi di sekitar ban dan bodi untuk menjaga keseimbangan antara downforce dan kecepatan.
MotoGP juga makin canggih dengan penggunaan fairing dan winglet agresif yang disesuaikan dengan gaya balap tiap pembalap. Beberapa tim seperti Aprilia bahkan mulai memakai alat seperti pitot tube untuk mengarahkan aliran udara secara lebih efisien. Perangkat ini membantu menambah gaya tekan ke bawah tanpa mengorbankan kelincahan motor saat di tikungan.
Menariknya, MotoGP kini mengadopsi teknologi AI dan sensor untuk mengoptimalkan aerodinamika secara real-time, termasuk personalisasi winglet berdasarkan bobot dan postur pembalap. Di sisi lain, desain mobil F1 cenderung seragam karena fokus pada efisiensi teknis. Regulasi ketat pun berlaku di kedua ajang, termasuk rencana MotoGP untuk membatasi penggunaan ride-height dan holeshot device pada 2027 agar tetap menonjolkan kemampuan pembalap.
Jadi, lebih kencang MotoGP atau F1? Jawabannya tergantung pada jenis lintasan dan situasi balapan. Di lintasan lurus, motor MotoGP bisa unggul berkat bobot ringan dan rasio tenaga besar. Namun, saat masuk tikungan dan dilihat dari total waktu putaran, mobil F1 tak tertandingi karena aerodinamika, traksi, dan sistem pengereman mumpuni.