Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rahasia Ban MotoGP Bisa Menempel di Aspal Saat Menikung Super Miring

potret pembalap MotoGP Aprilia (pexels.com/Wayne Lee)
potret pembalap MotoGP Aprilia (pexels.com/Wayne Lee)
Intinya sih...
  • Kompon karet super lembut yang cepat panas
  • Desain profil ban yang mengikuti sudut kemiringan
  • Pemanas ban dan tekanan udara yang sangat presisi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap kali menonton balapan MotoGP, hal yang paling mencengangkan bukan hanya kecepatan motornya, tapi bagaimana ban bisa tetap mencengkeram kuat meski motor miring hingga hampir menyentuh aspal. Para pembalap tampak seperti menantang hukum fisika, namun nyatanya semua itu bisa terjadi karena teknologi ban yang luar biasa canggih. Ban MotoGP bukan sekadar lingkaran karet hitam, tapi hasil dari riset bertahun-tahun yang melibatkan sains, kimia, dan teknik tingkat tinggi.

Berbeda dengan ban motor harian, ban MotoGP dirancang khusus untuk satu hal: grip maksimal di kecepatan ekstrem. Kompon karetnya begitu lembut sehingga mampu menyesuaikan bentuk dengan permukaan aspal, menciptakan area kontak lebih luas saat menikung. Ditambah dengan suhu operasi yang sangat tinggi, ban menjadi “lengket” terhadap lintasan. Semua ini membuat motor bisa miring hingga 65 derajat tanpa kehilangan cengkeraman, sesuatu yang mustahil dilakukan dengan ban biasa.

1. Kompon karet super lembut yang cepat panas

ilustrasi balapan motogp (unsplash.com/@alimahmoodi)
ilustrasi balapan motogp (unsplash.com/@alimahmoodi)

Ban MotoGP dibuat dari kompon karet dengan campuran khusus yang sangat lembut. Tujuannya agar ban bisa menggigit aspal lebih kuat ketika mencapai suhu optimal, biasanya di kisaran 90–100°C. Saat suhu sudah pas, ban terasa seperti permen karet yang lengket, membuat motor seolah “menempel” di permukaan lintasan. Namun, kompon selembut ini punya kelemahan: cepat habis. Itu sebabnya setiap pembalap hanya bisa menggunakan satu set ban dalam satu balapan, karena setelah beberapa puluh lap, daya cengkeramnya mulai menurun drastis.

2. Desain profil ban yang mengikuti sudut kemiringan

Ilustrasi ban sepeda motor balap (pexels.com/Abhinav Toppo)
Ilustrasi ban sepeda motor balap (pexels.com/Abhinav Toppo)

Rahasia berikutnya terletak pada bentuk ban yang melengkung sempurna. Tidak seperti ban motor biasa yang cenderung bulat penuh, ban MotoGP memiliki profil multi-radius yang dirancang agar tetap memberikan traksi optimal di berbagai sudut kemiringan. Saat motor miring tajam, area kontak ban justru melebar ke sisi luar, bukan mengecil. Hal ini memungkinkan pembalap menjaga grip meski sudut kemiringan mencapai lebih dari 60 derajat. Teknologi ini membuat motor tetap stabil bahkan saat menikung di kecepatan lebih dari 150 km/jam.

3. Pemanas ban dan tekanan udara yang sangat presisi

ilustrasi ban motor (pexels.com/Jan Kopřiva)
ilustrasi ban motor (pexels.com/Jan Kopřiva)

Sebelum balapan dimulai, ban MotoGP selalu dibungkus tyre warmer, alat pemanas listrik yang menjaga suhu ban agar tetap hangat dan siap pakai sejak awal. Jika ban terlalu dingin, cengkeraman bisa hilang dan risiko tergelincir meningkat. Selain itu, tekanan udara dalam ban juga diatur dengan sangat presisi, biasanya sekitar 1,6 bar di depan dan 1,8 bar di belakang. Perbedaan kecil saja bisa mengubah karakter ban secara drastis. Tim teknis terus memantau suhu dan tekanan ban selama balapan melalui sensor khusus yang terhubung ke sistem telemetry.

Teknologi ban MotoGP adalah kombinasi sempurna antara sains dan pengalaman. Dari kompon karet, suhu, hingga tekanan udara, semuanya dirancang agar ban mampu menempel kuat di aspal meski dalam kondisi ekstrem. Bagi pembalap, ban bukan sekadar komponen pendukung, melainkan bagian dari “jiwa” motor itu sendiri. Jadi, setiap kali kamu melihat motor miring nyaris horizontal di tikungan, ingatlah: yang menjaga motor tetap berdiri bukan keajaiban, melainkan kehebatan teknologi di balik sepasang ban yang menakjubkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Honda Brio vs Daihatsu Sirion: Mana Paling Nyaman Buat Harian?

11 Nov 2025, 22:05 WIBAutomotive