Tak hanya motor matic modern, beberapa generasi Z justru menyukai motor klasik yang mudah dirawat serta harganya murah. Biasanya yang disukai gen Z adalah motor seperti Honda Win 100. Motor ini jadi kendaraan dinas pemerintah zaman dulu sampai Yamaha F1ZR yang terkenal pada era 90-an.
Buatmu yang baru mulai 'main motor' mungkin masih bingung memilih kendaraan klasik mana untuk dimiliki. Berikut rekomendasi motor klasik untuk gen Z yang bisa jadi referensi baru kamu.
Honda Win 100 merupakan motor legendaris produksi Honda pada 1984. Motor ini terkenal karena desainnya simpel, bodi ramping, serta irit bahan bakar. Selain itu, Honda Win 100 juga mudah dirawat dan sangat tangguh di berbagai medan jalan.
Motor ini menggunakan mesin 97,2 cc 4-tak dengan transmisi manual 4 percepatan dan kopling manual. Saat ini, Honda Win 100 menjadi incaran kolektor dan penggemar motor klasik karena nilai historis dan keunikannya.
Vespa Excel merupakan skuter klasik yang pertama kali hadir di Indonesia pada akhir 1980-an. Motor ini dikenal sebagai salah satu model Vespa dengan kasta tinggi pada masanya. Desainnya berbeda dari Vespa lain karena mengusung bentuk bodi dan lampu depan kotak sehingga memberikan kesan retro sekaligus modern.
Vespa Excel tersedia dalam dua varian mesin, yaitu 150 cc dan 200 cc. Adapun fitur unggulan seperti starter elektrik, jok yang menyatu, lampu sein depan dan belakang, tangki oli samping terpisah, hingga ban cadangan.
Mesin Vespa Excel 150 menggunakan teknologi 2-tak berpendingin udara, pengapian CDI, dan transmisi 4 percepatan sehingga mampu mencapai kecepatan hingga 110 km/jam dalam kondisi standar pabrik. Saat ini, model kendaraan ini sudah mengalami pengembangan dari generasi sebelumnya. Pengembangan tersebut ada pada blok silinder dengan tiga lubang transfer dan venturi karburator yang lebih besar.
Selain Win 100 dan Excel, ada juga Honda C70 yang merupakan motor legendaris produksi 1980 hingga 1986. Motor ini mendapat julukan "Honda Pitung" karena kapasitas mesinnya sekitar 70cc.
Tak cuma itu, motor ini juga menggunakan mesin 4-tak OHC berkapasitas 71,8 cc dengan tenaga maksimum sekitar 6 hp pada 9.000 rpm dan torsi 0,53 kg.m pada 7.000 rpm. Desainnya klasik dengan bodi kokoh dan lampu membulat yang memberikan kesan vintage.
Adapun suspensinya menggunakan sistem leading link di depan dan swing arm dengan double shockbreaker di belakang serta rem tromol di kedua roda yang memberikan pengereman cukup baik Motor ini juga dilengkapi dengan fitur electric starter dan kick starter, transmisi 3 percepatan semi otomatis, serta sistem pengapian CDI pada model setelah 1982.
Opsi motor bebek klasik lainnya adalah Honda Astrea Grand. Motor ini menggunakan mesin 4-tak berkapasitas 97,1 cc dengan sistem pengapian elektronik CDI dan transmisi manual 4-percepatan. Daya maksimum mesin mencapai sekitar 7,4 hingga 7,6 hp pada 8.000 rpm dengan torsi yang cukup untuk melewati berbagai medan.
Desain Honda Astrea Grand mengusung rangka tulang punggung dengan suspensi depan teleskopik dan suspensi belakang lengan ayun. Dimensinya compact dengan panjang sekitar 1.854 mm dan berat kosong sekitar 89—91 kg, menjadikannya mudah dikendalikan dan nyaman. Motor ini juga dilengkapi dengan fitur kick stater dan elektrik (pada varian tertentu), tangki bahan bakar berkapasitas 4 liter, serta ban ukuran 17 inci.
Selain motor bebek, ada juga Yamaha DT100 yang merupakan motor trail legendaris pertama di Indonesia. Motor ini menggunakan mesin 1 silinder 2-tak berkapasitas 97 cc dengan karburator Mikuni VM22 dan pendingin udara. Kombinasi tersebut mampu menghasilkan tenaga sekitar 10 hp pada 7.500 rpm serta torsi 9,5–9,7 Nm pada 7.000–7.500 rpm. Tenaga tersebut juga disalurkan melalui transmisi manual 5 percepatan sehingga memungkinkan motor ini mencapai kecepatan maksimal sekitar 99 km/jam.
Yamaha V80 jadi motor klasik yang gak kalah menarik buat generasi Z. Motor bebek legendaris ini diproduksi pada era 1982 hingga 1986 dan dikenal dengan julukan "Yamaha Robot" karena desain bodinya kaku dan kotak seperti robot.
Motor ini menggunakan mesin 2-tak berkapasitas 79 cc dengan sistem pendingin udara dan teknologi pengapian CDI yang sudah cukup canggih pada zamannya. Mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga maksimum sekitar 6,7 hp pada 7.000 rpm dan torsi 0,82 kgf.m pada 6.500 rpm. Transmisinya 3-percepatan semi otomatis dengan karburator kecil berukuran 15 mm, serta menggunakan sistem pelumasan otomatis (autolube) dan kick starter, membuatnya mudah digunakan dan cukup irit bahan bakar.
Terakhir, ada Yamaha F1ZR, motor bebek legendaris yang jadi idola pada era 90-an hingga awal 2000-an. Mengusung mesin 2-tak 110,4 cc, motor ini mampu menghasilkan tenaga 11,8 HP dan torsi 10,7 Nm.
Tak cuma itu, motor ini juga dilengkapi teknologi Yamaha AutoLube, sistem pendinginan YPCS, serta karburator Mikuni, F1ZR yang dikenal bertenaga dan mudah dimodifikasi. Mesin ini menggunakan teknologi Yamaha Performance Cooling System (YPCS) untuk pendinginan yang optimal sehingga menghasilkan tenaga maksimum sekitar 10,5 hingga 11,8 hp pada 7.500 rpm dan torsi sekitar 10,7 Nm pada 6.500 rpm.
Motor ini juga dilengkapi transmisi manual 4 percepatan dengan kopling manual basah, starter elektrik dan kick starter, serta sistem pengapian CDI yang membuatnya responsif dan mudah digunakan. Dari sisi rangka dan kaki-kaki, Yamaha F1ZR menggunakan sasis pipa dengan suspensi depan teleskopik dan suspensi belakang dual shockbreaker serta rem cakram depan dan tromol belakang untuk pengereman.
Nah, itulah rekomendasi motor klasik untuk gen Z yang gak cuma keren tapi juga mudah dirawat. Dari Honda Win 100 yang legendaris, Vespa Excel yang stylish, hingga Yamaha F1ZR yang bertenaga, semuanya punya daya tarik. Jadi, motor mana yang kamu pilih buat tampil klasik dan beda dari yang lain?